Lenong Betawi (Sumber: goodnewsfromindonesia.id)

“Eh penonton!”

“Oy,”

Mungkin kamu tidak asing dengan dialog diatas. Ya, dialog tersebut merupakan cuplikan dari pertunjukan lenong yang biasa kamu lihat di televisi. Salah satu pertunjukkan lenong yang pernah menjadi hiburan menarik adalah Lenong Betawi.

Lenong Betawi merupakan kesenian teater tradisional berupa sandiwara rakyat yang dibawakan dengan aksen dan bahasa betawi. Seni teater yang legendaris ini bisa dikatakan sebagai ‘bapak’ dari pertunjukkan drama di Indonesia.

Lenong Betawi biasa diadakan dari kampung ke kampung untuk menghibur para warganya. Kesenian teater ini biasanya diiringi oleh musik dari gambang kromong, instrumen yang juga berasal dari Betawi. Tema yang dipentaskan Lenong Betawi bermacam-macam, mulai dari cerita rakyat hingga legenda dari Jakarta.

Seperti halnya sebuah trend yang memiliki jangka waktu untuk diminati, budaya pun demikian. Seiring berjalannya waktu, kesenian yang dahulu dicintai masyarakat mulai pudar digerus oleh zaman. Rendahnya minat anak muda untuk mengembangkan tradisi zaman dahulu membuat tradisi ini mudah untuk dilupakan.

Lenong Betawi pada saat ini sudah mulai redup dimakan zaman. Eksistensinya telah sulit ditemukan bahkan di kotanya sendiri, Jakarta. Perkembangan modernisasi yang pesat di Jakarta membuat seni teater ini dilupakan oleh masyarakatnya.

Padahal, setiap Lenong Betawi yang dipentaskan memiliki pesan moral dan makna kehidupan di dalamnya. Seperti menjauhi perbuatan tercela, membenci kerakusan, atau menolong orang yang lemah. Tidak hanya itu, terkadang Lenong Betawi juga mengekspreksikan kritik dari masyarakat terhadap kondisi sosial dan ekonomi di Indonesia.

Oleh karena pertunjukkan ini dilapisi oleh humor dalam dialog dan adegannya, maka masyarakat tidak jenuh dalam menyaksikannya. Walaupun, pada alur ceritanya berisi banyak pesan moral dan makna yang terkandung.

Hal yang membedakan Lenong Betawi dengan kesenian teater lain adalah improvisasi yang dilakukan pemerannya. Sehingga skenario bukan menjadi patokan untuk pemainnya dalam berdialog dan beradegan. Improvisasi inilah yang membuat Lenong Betawi menjadi menarik dan lebih menggelitik.

Lenong Betawi bisa dikatakan sebagai adaptasi dari komedi Stambul dan Teater Bangsawan dengan bahasa Melayu. Pertunjukan teater ini telah muncul sejak abad ke-20. Perjalanannya yang panjang telah membuahkan banyak artis dan pelawak legendaris, seperti Omas.

Sanggar Lenong Betawi

Sanggar Wong Condet (Foto: megapolitan.kompas.com)

Sangat jarang kita temui sanggar lenong yang masih dioperasi di Jakarta. Pergeseran budaya menyebabkan kesenian lenong semakin rendah peminatnya. Namun, ada salah satu sanggar Lenong Betawi yang masih bertahan hingga hari ini.

Sanggar tersebut bernama Sanggar Wong Condet. Sanggar ini beranggotakan 35 orang. Biasanya, mereka tampil pada acara pentas kesenian di Jakarta. Namun, sejak adanya pandemi COVID-19, mereka jarang mendapat tawaran untuk tampil.

Bahkan, mereka mengaku tidak memiliki pemasukan yang tetap sejak munculnya pandemi. Kendati demikian, para pemain lenong di Sanggar Wong Condet tetap terlihat bersemangat dalam menampilkan Lenong Betawi.

Bagi kamu yang rindu dengan komedi pada Lenong Betawi, bisa melihat tayangan-tayangannya yang beredar di Youtube. Cuplikannya bisa kamu lihat dibawah ini.

Video: Lenong Betawi yang Diperankan Malih Tong-tong, Bokir, dan Bolot

Penulis: Nabila Cahya Pramita, Universitas Diponegoro, Peserta Magang GenPinas 2021

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here