Home Budaya Adat Pernikahan Manten Pegon Asal Surabaya

Adat Pernikahan Manten Pegon Asal Surabaya

0
1985
(Sumber: Pagi Berbicara)

Dewasa ini, pernikahan yang dilakukan oleh orang awam mengikuti budaya barat maupun timur. Adat pernikahan tradisional mulai tegeser, dikarenakan ada masyarakat yang memakai budaya asing untuk melangsungkan pernikahannya. Padahal, di Indonesia banyak sekali adat pernikahan tradisional yang bisa digunakan sesuai kebudayaan kita, salah satunya Manten Pegon asal Surabaya, Jawa Timur.

Manten Pegon merupakan salah satu dari banyaknya tradisi pernikahan tradisional yang ada di Indonesia yang merupakan akulturasi kebudayaan Jawa,.Belanda, Arab, dan Tionghoa.

Manten Pegon, yang berasal dari Surabaya Jawa Timur telah menjadi tradisi pernikahan tradisional semenjak zaman penjajahan dahulu kala. Melalui lukisan Josias Cornelis Rappard, digambarkan sedang berlangsungnya tradisi pernikahan Manten Pegon atau yang juga bisa disebut Loro Pangkon.

Baca juga:
* Mengenal Upacara Kasada Suku Tengger

Lukisan Josias Cornelis Rappard (Sumber: Teras Surabaya)

Manten Pegon mulai populer pada abad ke-19, namun mulai tidak populer ketika berada di akhir tahun 90-an. Tradisi ini tentu saja banyak digunakan oleh masyarakat asli Surabaya yang akan melangsungkan pernikahan, dan diturunkan secara turun-temurun.

Sebenarnya hingga saat ini, Manten Pegon masih digunakan oleh masyarakat Surabaya, namun sudah sangat jarang.

Yang masih menggunakan tradisi ini biasanya adalah keluarga yang memang masih menurunkan tradisi Manten Pegon dari generasi ke generasi.

Jika salah satu pasangan ada yang berasal dari daerah luar, maka biasanya akan dilakukan perjanjian informal untuk mau melakukan Manten Pegon. Hal ini dilakukan agar tradisi ini tidak tergerus zaman.

Manten Pegon biasanya dilakukan dengan arak-arakan dengan 2 kelompok, yaitu pengantin pria dan pengantin wanita. Dimulai ketika 2 kelompok bertemu, dengan masing-masing kelompok mengeluarkan pendekar-nya masing-masing. Pendekar tersebut akan melakukan abar ayam jago dan diakhiri dengan adu silat.

Secara lengkapnya, Manten Pegon dibagi menjadi 2 rangkaian, yaitu upacara pranikah dan nikahan. Pranikah terdiri dari nelisik, ndelok, nakokno, peningsetan, malang manggulan, dan terakhir adalah upacara langkahan.

Upacara nikahan sendiri hanya terdiri dari ijab kabul dan diakhiri dengan temu pengantin.

Arak-arakan dari tradisi ini dilengkapi beberapa pelengkap. Pelengkap pertama adalah payung besar yang menggambarkan bahwa payung tersebut akan memberikan perlindungan ke seluruh keluarga besar dari kedua pengantin.

Kedua adalah lerok yang merupakan penari yang menyerupai monyet yang menggambarkan bahwa tidak tidak boleh hanya memandang fisik.

Pelengkap ketiga adalah rontek, yaitu replika dari bunga Manggar yang menggambarkan bahwa impian untuk bisa menjadi pasangan pengantin telah terlaksana.

Pelengkap keempat adalah jagoan, dimana terdapat orang yang membawa ayam jago di depan arak-arak pengantin pria yang menggambarkan gagah berani, ulet, dan pekerja keras.

Selain pelengkap, di Manten Pegon juga terdapat beberapa upacara dan pertemuan. Yang pertama adalah adu parikan yaitu adu pantuk dari kedua belah pihak pengantin. Yang kedua adalah adu silat yang memperebutkan ayam jago berisi uang dan perhiasan.

Yang ketiga adalah jodhang, yaitu upacara seserahan yang isinya adalah jajanan pasar, pakaian, perhiasan, dan makanan untuk mempelai wanita. Upacara terakhir adalah panggih yaitu pertemuan antaran arak-arak wanita dan pria dan dilanjutkan dengan acara sungkem yang menggambarkan kebaktian istri ke suami.

Tradisi pernikahan yang menggabungkan beberapa kebudayaan ini mulai redup tergeser budaya asing. Kita sebagai masyarakat Indonesia harus bisa melestarikan kebudayaan Indonesia, termasuk Manten Pegon.

Baca juga:
* Indahnya Festival Gandrung Sewu Di Banyuwangi

Tidak harus menjalaninya, tapi cukup dengan mempelajari dan menceritakan Manten Pegon sudah menjadi salah satu wujud nyata kita dalam melestarikan kebudayaan Indonesia.

(Penulis: Anggean Reynady, Universitas Brawijaya, Peserta Magang GenPInas 2021)

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here