Sumber foto : instagram @sacpa_pelem.

Pesona alam Indonesia tak pernah henti menarik perhatian. Siapapun bisa dibuat jatuh hati dengan mudah oleh kekayaan budaya negeri seribu pulau ini. Anugerah warisan budaya yang kita miliki bersama, sudah sewajibnya kita jaga dan lestarikan. Tentu kita memiliki cara masing-masing untuk menjaga warisan budaya kita. Seperti yang dilakukan Agung Gunawan, direktur Sampang Agung Centre for Performing Arts (SACPA). Agung menginisiasi Pelem Festival tahun 2016 dengan bara semangatnya untuk melestarikan seni dan budaya Jawa melalui seni pertunjukkan, dan memperkenalkannya ke dunia internasional.

Dikutip dari website SACPA, tujuan dari festival dua tahunan ini adalah untuk pelestarian warisan budaya seni tari dan musik Jawa, seiring dengan upaya eksplorasi berkelanjutan atas bentuk-bentuk estetika kontemporer di lingkungan spiritual & historis alam di Pacitan, Indonesia. Festival ini juga diadakan bertepatan dengan Festival Bulan Purnama yang didirikan pada tahun 2013 oleh SACPA untuk merayakan musik dan tarian tradisional dan lokal di komunitas pertanian dan kehutanan, di mana hanya ada sedikit akses ke seni pertunjukan.

Sumber foto : website SACPA (www.sacpa-pelem.com)

Pelem Festival kembali diadakan di tahun 2020 dalam berbagai bentuk dan format. Di tahun ini, Pelem Festival membawakan tema “Bangkit, Gumregah – Rise up”, yang akan berlangsung selama dua hari, yaitu 1 & 3 Oktober 2020. Menurut laman website SACPA, ajang Pelem Festival online adalah proses kreatif selama pandemi. Masyarakat kita membutuhkan sarana untuk memotivasi diri agar kita bisa maju. Seni dan budaya merupakan salah satu benteng yang berfungsi tidak hanya untuk bertahan hidup, tetapi bagaimana budaya dan seni dapat digunakan sebagai kekuatan untuk menghidupkan, bertindak, melanjutkan hidup, dan bersosialisasi dengan masyarakat sekitar secara kreatif melalui Pelem Festival 2020.

Mungkin dari kalian masih ada yang belum tahu, kenapa yaa dinamakan Pelem Festival? Pelem sendiri merupakan nama sebuah desa yang berada di tengah-tengah Pulau Jawa Timur yang jaraknya 3 jam perjalanan dari kota Yogyakarta. Tertulis di website SAPCA, meskipun lokasinya terpencil, Pelem adalah desa seni yang hidup, terhubung secara sosial, dan seni di provinsi Pacitan. Upaya dan kontribusinya yang tiada henti bagi masyarakat terpencil melalui kegiatan seni selama 36 tahun terakhir telah diakui oleh DPRD Kota Pacitan dan masyarakat setempat, dan Pelem Festival terus berkomitmen untuk mewujudkan inklusivitas sosial melalui kesenian, suntikan berkelanjutan bagi perekonomian lokal dan masyarakat.

Ditulis oleh Yulia Vaira, Ilmu Komunikasi, Universitas Al-Azhar Indonesia. Program Internship Genpinas 2020.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here