Sumber Foto : https://www.pikiran-rakyat.com

Hai sobat Genpi ! kalian udah pada nonton film “Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini” belum ? kali ini kita akan membahas sebuah film yang trending di awal tahun 2020. Film karya Angga Sasongko memang mampu menciptakan suasana yang menyentuh. Selain itu dalam filmnya ada sebuah kritik pada pola didik orang tua kaya di Asia.

Dalam pembuatan film tersebut sang sutradara mencoba untuk memvisualkan buku karya Marchella FP, dan ini merupakan pekerjaan yang lumayan berat juga. Karena dalam buku tersebut bukanlah sebuah novel, bukan juga biografi, apalagi kesaksian sejarah. Soalnya isi dari buku itu merupakan kutipan-kutipan adem ala sobat anxiety yang sering diterpa kegalauan karena terpinggirkan dunia. Dan ajaibnya nih buku yang larisnya nggak ketulungan, dapat dibuat oleh Angga Sasongko dan tim Visinema Pictures jadi film quotable dengan menyorot kedekatan soal hubungan persaudaraan dan orang tua.

Selanjutnya dalam hal sinematik di film ini ga perlu diragukan lagi sobat, bahkan sutradaranya saja dengan pede bilang bahwa film NKCTHI adalah karyanya yang terbaik. Dari segi ekpresi yang dikeluarkan oleh para aktornya pun kena banget. Apalagi dalam film itu ada backsound lagunya Mas Kunto Aji yang bikin enjoy. Dapat dipastikan para penonton akan dibuat berdikari untuk menyiapkan tisu sendiri. Tapi kalau kalian habis nangis dan lupa bawa tissue, ingusnya jangan diusapin ke kursi bioskop ya, please jijique.

Selain itu dalam film ini ada sebuah kritik terhadap pola didik orang tua di Asia. Sudah jadi rahasia umum kalau orang-orang Asia punya obsesi yang begitu besar ke anak-anaknya. Karena dari setiap scene yang muncul, memang orang tua ini lebih fokus memenuhi kebutuhan fisik anak seperti sekolah, pakaian bagus, fasilitas belajar, sampai pengembangan bakat yang gila-gilaan.

Bahkan anak sulung Angkasa (Rio Dewanto) sudah punya rumah kecil dengan perabot IKEA semua, punya mobil bagus pula. Lalu ada juga Aurora (Sheila Dara) seniman yang punya studio sendiri yang bagus banget dan akhirnya bisa sekolah ke London pakai dana pensiun ayahnya. Kemudian ada lagi Awan (Rachel Amanda) yang paling dimanja, belum kerja, tapi udah punya iMac. Pada umumnya pola didik orang tua asia seputar bagaimana mengabaikan kebutuhan personal anaknya. Bahkan anak-anaknya mendapatkan pengekangan, overprotective, dan dilarang untuk bersedih. Pola didik seperti ini merupakan bentuk “negasi” terhadap pengenalan kerasnya kehidupan.

Setelah ilm ini taayang muncul anggapan di internet betapa kakunya orang tua Asia. Mungkin kritik dalam film ini sampai kepada warganet. Bagi orang yang mempunyai pola asuh demikian, mereka tidak bisa berbuat apa-apa. Sungguh pedih mengetahui kita sangat disayang orang tua tanpa bisa mendefinisikan sayang itu seperti apa.

Akan tetapi sangat disayangkan kritik ini hanya berhenti di keluarga kaya. Sempat kepo juga dengan betapa lingkungan para tokoh di film ini keluarga berkecukupan semua. Bahkan ada seorang tokoh Kale yang cuma naik motor aja punya piano dan TV LED di kamar kosnya. Buat anak kosan yang makannya warteg, mi tiap hari, kamar mandi luar woiya jelas can’t relate.

Ditulis Oleh Aunur Rahman. Mahasiswa Jurnalistik UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Program Magang Internship Genpinas 2020.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here