Museum, salah satu destinasi wisata dengan sterotipe kuno, terbengkalai, dan membosankan. Namun di Yogyakarta, destinasi wisata sejarah dan budaya ini disulap menjadi asik untuk dikunjungi dan tidak kalah kekinian dengan destinasi wisata lainnya. Salah satunya adalah museum yang terletak di kaki Gunung Merapi ini, Museum Ullen Sentalu. Terletak di Jalan Boyong KM 25, Kaliurang Atas, Hargobinangun, Pakem, Sleman, membuat suasana Museum Ullen Sentalu sejuk dan asri, tidak seperti museum-museum pada umumnya. Penasaran akan keunikannya? Yuk simak informasinya !

Ullen Sentalu dan Makna Tersembunyi

Ullen Sentalu, nama yang unik untuk sebuah museum. Tapi tahukah kamu jika nama Ullen Sentalu mempunyai filosofi tersendiri? Diambil dari singkatan sebuah kalimat berbahasa jawa “Ulating Blencong Sejatine Tataraning Lumaku” yang berarti Nyala Lampu Blencong Penuntun Hidup Manusia. Filosofi ini diambil dari Lampu Blencong, lampu minyak yang digunakan sebagai penerang dalam pertunjukkan wayang kulit. Harapannya dengan filosofi pada nama ini, membuat Museum Ullen Sentalu dapat menjadi penerang dan tempat belajar bagi para wisatawannya dalam meniti kehidupan.

Live Experience Museum

Berbeda dengan museum lain yang biasanya menggunakan bangunan bersejarah ataupun cagar budaya, Ullen Sentalu memilih untuk menempati bangunan baru yang berada di Kawasan Kaliurang Atas. Arsitektur yang terdiri dari pilar-pilar besar berwarna putih dan menyerupai kastil, membuat museum ini makin terlihat cocok alias matching dengan hamparan hijau disekelilingnya. Dilansir dari website resmi museum, arsitektur ini terinspirasi dari desain Museum of Modern Art (MoMA) yang didesain oleh arsitek asal Jepang, Yoshio Taniguchi.

Museum yang dahulunya adalah milik pribadi Keluarga Pembatik asal Yogyakarta, Keluarga Haryono, memiliki konsep Living Museum yang membuat museum ini mengubah susunan display koleksinya pada kurun waktu tertentu. Konsep ini membuat wisatawan yang berkunjung akan memiliki “Experiencing Museum” atau pengalaman dan interpretasi cerita yang berbeda walaupun telah berkunjung berkali-kali. Cocok sekali buat kamu yang mudah bosan, nih !

Dari Sejarah Hingga Romantisme Syair Zaman Belanda

Di museum ini, terdapat 9 ruangan yang mempunyai fungsi yang berbeda namun bersatu padu membentuk Museum Ullen Sentalu yang penuh kisah. Secara garis besar, koleksi pada museum ini berfokus pada sejarah Kerajaan Mataram dan jalan cerita perpecahannya menjadi 4 Kerajaan.

Yang sering menarik perhatian dari para wisatawan yakni Romantisme yang ditawarkan Ruang Syair atau Balai Sekar Kedaton. Di balai ini terdapat koleksi syair-syair yang ditulis kerabat dan teman dari Putri Tineke alias Anak dari Sunan Surakarta Pakubuwono XI. Kisah cintanya yang ditolak oleh orangtuanya karena perbedaan status, membuat Putri Tineke harus melepas gelar ningratnya untuk mengejar cintanya. Penasaran dengan kelanjutannya? Yuk langsung berkunjung !

Serba-serbi Fasilitas dan Aturan di Ullen Sentalu

Sebelum berkunjung ke Ullen Sentalu, kamu harus tahu jika museum ini memiliki beberapa aturan, lho. Karena berkonsep “Living Experience Museum”, di Ullen Sentalu kamu tidak diperbolehkan untuk berfoto disembarang tempat. Terdapat beberapa spot foto yang dapat kamu gunakan, salah satunya adalah di Relief Miring Borobudur. Pada relief miring ini, tersirat sebuah filosofi turunnya minat generasi muda pada budaya dan sejarah Jawa. Yuk tetap lestarikan budaya kita dan jangan sekali-kali melupakan sejarah

Selain dilarang berfoto disembarang tempat, untuk kamu yang ingin mengunjungi museum ini disarankan untuk menggunakan jasa guide yang telah disediakan oleh museum. Mengapa? Karena semua koleksi yang ada di museum ini tidak memiliki label ataupun tulisan untuk penjelas. Bak saksi bisu, kamu pasti butuh sang penjelas untuk mengertinya bukan? Tidak perlu takut untuk merogoh kocek yang besar, jasa guide ini sudah menjadi salah satu fasilitas yang ditawarkan Ullen Sentalu saat kamu membayar tiket sebesar Rp 40.000 di awal masuk museum. Terdapat dua jenis guide yang disediakan, pemandu tur dan juga audio guide dengan 3 bahasa yang dapat kamu pinjam secara gratis selama 90 menit di pintu masuk. Menarik bukan?

Beroperasi pada hari Selasa-Minggu pukul 08.00-17.00, Museum Ullen Sentalu juga menawarkan wisatawannya berbagai fasilitas seperti Wedang Ratu Mas ketika wisatawan beristirahat setelah diajak berkeliling museum, Muse Djawa Bazaar yang merupakan toko batik dan pernak-pernik oleh-oleh khas Museum Ullen Sentalu, hingga Kaligonal pendopo atau joglo bagi kamu yang ingin mengadakan kegiatan seni dan budaya pada museum ini. Lengkap bukan?

Jadi bagaimana, apakah museum dipikiranmu masih kuno, udik, dan terbengkalai?

Yuk buktikan uniknya wisata museum di Museum Ullen Sentalu !

Sources:
https://ullensentalu.com/

Ditulis oleh Galuh Haris Septyana, Universitas Gadjah Mada, Prodi Pariwisata, Program Magang GENPINAS Tahun 2020

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here