Friday, May 30, 2025

Yuk, Kenalan dengan Ondel – Ondel, Maskot Ikonik DKI Jakarta

Sumber foto : medcom.id

“Nyok kite nonton ondel – ondel, nyok. Nyok kite ngarak ondel – ondel, nyok.” Hayo, siapa yang ingat dengan potongan lirik lagu tersebut? Sebuah lagu berjudul Ondel – Ondel yang diciptakan oleh maestro budayawan Betawi legendaris, Alm. Benyamin Suaeb. Ondel – Ondel sudah sejak lama menjadi maskot DKI Jakarta yang begitu ikonik. Berperawakan tinggi besar, berparas bak manusia dan sering diarak menyusuri jalanan saat acara karnaval maupun dimanfaatkan sebagai sumber mata pencaharian.

Jika dilihat, Ondel – Ondel merupakan boneka raksasa setinggi 2,5 sampai 3 meter yang memiliki lingkar tubuh sekitar 80 – 90 cm. Rangka tubuh Ondel – Ondel yang terbuat dari bambu dan berdiameter luas, difungsikan untuk memberikan ruang gerak yang leluasa bagi pengarak Ondel – Ondel. Supaya enak dipandang, Ondel – Ondel diberi busana serta dilengkapi aksesoris seperti mata, alis, hidung, mulut, tangan, dan rambut yang terbuat dari ijuk hitam dengan hiasan kembang kelapa yang mekar.

Banyak yang bilang bahwa penampilan Ondel – Ondel nampak begitu seram. Apakah Sobat Genpi juga takut? Sebenarnya ada alasan logis mengapa warna wajah Ondel – Ondel ada yang berwarna merah dan berwarna putih. Menurut sejarawan J.J Rizal dilansir dari Metrotvnews.com, warna merah menggambarkan kekuatan jahat, sedangkan warna putih melambangkan sifat baik. Kedua warna ini dipasangkan untuk menyeimbangkan sifat baik dan buruk.

Dikutip dari laman resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Kebudayaan, awal mulanya masyarakat Betawi percaya bahwa Ondel – Ondel berfungsi sebagai penolak bala dan pengusir gangguan roh halus yang seringkali gentayangan. Tetapi, kini Ondel – Ondel jamak digunakan sebagai sarana hiburan. Sementara itu, nama Ondel – Ondel berasal dari kata gondel – gondel yang berarti menggantung atau bergandul. Istilah ini muncul karena gerakan Ondel – Ondel yang mengayun ke kiri dan ke kanan. 

Terkait sejarah keberadaan Ondel – Ondel, menurut laman Kumparan.com, boneka raksasa ini sudah ada sejak abad 16. Tepatnya, dahulu ada seorang pedagang asal Inggris bernama W. Scot yang mengabadikan kisahnya tentang Ondel – Ondel. Lantas, ia mendeskripsikan karakteristik Ondel – Ondel sebagai boneka berukuran raksasa yang sering diarak menyusuri kampung. Dari beberapa literatur sejarah, sebelum dinamakan Ondel – Ondel, masyarakat Betawi tempo dulu lebih sering menyebutnya sebagai barongan yang berasal dari kata bebarengan atau bersama – sama.

Lalu, apakah ada keterkaitan penyebutan nama Ondel – Ondel tempo dulu yakni barong terhadap kesenian Barongan Bali (Barong Landung) dan Barongan Jawa Timur (Reog Ponorogo)? Menurut berbagai kisah yang disadur dari Kumparan.com, bahwa kesamaan kebudayaan berwujud boneka yang diarak ini berasal dari kisah barong yang ada di Sendratari Reog versi Ponorogo berupa sepasang makhluk halus berukuran raksasa yang mengganggu perjalanan Singo Barong, maka dikutuklah makhluk tersebut menjadi burung gagak dan burung merak raksasa. 

Keberadaan pengrajin Ondel – Ondel di masa kini juga memprihatinkan, salah satu alasannya karena berkurangnya daya minat masyarakat untuk melestarikan Ondel – Ondel. Tetapi, masihkah ada orang yang berprofesi sebagai pembuat Ondel – Ondel? Jawabannya ternyata ada! Salah satunya ada di Kampung Ondel – Ondel yang terletak di Jalan Kembang Pacar, Senen, Jakarta Pusat. Dahulu banyak warga yang menggantungkan nasibnya dengan memproduksi Ondel – Ondel, tetapi kini hanya tersisa empat pengrajin yang masih aktif membuat dan menyewakan Ondel – Ondel. 

Menurut Renggo sebagai salah seorang pengrajin di Kampung Ondel – Ondel, ia menuturkan bahwa ada kebanggaan tersendiri bila dirinya masih setia membuat Ondel – Ondel karena ini merupakan tradisi leluhur yang ada di kampungnya.

“Kayak lagu Benyamin S ‘Yok kita nonton Ondel – Ondel’, lagu itu uda dari tahun 80-an, uda mendarah daging di budaya kita. Kita selalu bilang kalo orang Cina punya Barongsai, orang Betawi punya Ondel – Ondel. Kita kayak ngga bisa idup tanpa Ondel – Ondel,” ucap Renggo, pengrajin dari Sanggar Respal Betawi dilansir dari  Cnnindonesia.com Senin (21/9/2020).

Bagaimana Sobat Genpi? Akhirnya perkenalan kita dengan Ondel – Ondel bisa memberimu wawasan ya, bahwa keanekaragaman budaya di Indonesia itu tak terhitung banyaknya. Salah satunya adalah Ondel – Ondel yang bukan hanya elok dipandang namun memiliki filosofi yang mewakili kehidupan masyarakat Betawi. Jadi, masih takut sama Ondel – Ondel? Kalau Genpi sih, tidak takut dan harus bangga, dong!

Sumber:

https://kumparan.com/kumparantravel/sejarah-ondel-ondel-boneka-khas-betawi-yang-jadi-ikon-jakarta-1sg6MiAKBYc

https://www.medcom.id/hiburan/life/lKY7yY3b-kenapa-wajah-ondel-ondel-merah-dan-putih

https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20200228175826-269-479175/menyambangi-kampung-ondel-ondel-di-senen

Ditulis oleh Lukman Hakim, Prodi Ilmu Komunikasi, Universitas Ahmad Dahlan, Program Internship Genpinas tahun 2020.

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -

Latest Articles