gasing betawi - tribunnews - herudin
Pernah memainkan gasing Betawi guys? (Sumber foto: tribunnews/herudin)

Gasing Betawi – Siapa yang suka bermain gasing? Memang Sobat Genpi, permainan gasing dapat mengingatkanmu pada permainan anak-anak zaman dahulu.

Paling seru kalau gasing yang kamu mainkan dapat berputar dalam lama yang lama. Apalagi memiliki bentuk yang unik, akan semakin manambah keseruan sensasi bermain gasing.

Permainan gasing banyak tersebar ke seluruh penjuru tanah air. Namun ada salah satu jenis gasing unik yang dibuat oleh pengrajin gasing asal Jakarta. Bentuknya unik seperti Monas hingga bentuk payung. Sudah pernah melihatnya?

Baca juga:
* Tari Tradisional Betawi Yang Mulai Dilupakan

Gasing Betawi sebagai permainan tradisional memiliki ciri dan karakteristik yang berbeda dari gasing lain. Yang membedakan adalah adanya panggal pala atau bentuk gasing yang menyerupai jantung.

gasing betawi - indoposcoid
Pak Idi sebang membuat gasing. (Sumber foto: indopos. co .id)

Dari sekian pengrajin gasing Betawi, yang masih bertahan di tengah gempuran aneka permainan canggih adalah Idi Kushnandi (70). Dan hebatnya, dia ternyata sudah melanglang buana hingga ke berbagai kancah internasional lho guys.

“Karena gasing, saya bisa mengunjungi Batam, Makassar bahkan ke luar negeri untuk mengikuti perlombaan gasing di Korea Selatan,” kata Idi, dilansir dari Indopos.com Jum’at (16/10/2020).

Lelaki Betawi tulen ini lahir di Jakarta, 12 Desember 1949. Banyak yang tidak menyangka bahwa Idi merupakan putra dari pelawak Betawi kondang bernama Bokir.

Perlu kamu ketahui, Idi sudah lama setia berkecimpung memproduksi gasing Betawi. Sehari–hari, Ia sanggup membuat 20 buah gasing. Hanya bermodalkan aneka jenis kayu, dinamo dan fan belt mesin cuci bekas sebagai mesin untuk mengukir gasing.

Idi bercerita bahwa profesinya ini sudah digeluti sejak 2005 silam. Selain bermodalkan mesin pengukir gasing yang terbuat dari bahan bekas, dirinya menggunakan aneka jenis kayu. Kayu tersebut didapatnya dari banyak tempat secara gratis.

Kayu yang Ia gunakan antara lain; kayu jambu biji, kayu asam, kayu sawo, dan kayu dukuh. Salah sedikit saja dalam memilih jenis kayu bisa mengakibatkan gasing gampang pecah. Bentuk gasing yang tidak simetris pun bisa mengakibatkan hal yang sama.

“Bahan kayunya hasil nutur (dalam bahasa Betawi berarti mencari di berbagai tempat tanpa modal, Red). Kalau kayunya tidak bagus, gasing sering pecah,” ujar Idi dengan dialek Betawi yang khas, dilansir dari Indopos.com Jum’at (16/10/2020).

Dalam membuat gasing khas Betawi, Idi benar-benar membutuhkan ketelitian dan kesabaran ekstra. Pasalnya, jika lengah sedikit saja, gasing yang dihasilkan tidak akan sesuai dengan ekspektasi dan tidak dapat dipasarkan.

Terkait hal tersebut, Idi bercerita saat ia masih bersekolah di Sekolah Rakyat (SR) sudah diajarkan tentang proses pembuatan gasing. Kala itu, pembuatan gasing masih menggunakan cara tradisional yakni hanya menggunakan golok.

Syukurnya, di zaman moderen ini ia dimudahkan dengan adanya mesin bubut yang berguna untuk membentuk gasing.

“Pembuatan gasing dengan mesin bubut memudahkan saat membuat pola dan motif gasing. Biasanya gasing saya jual ke pameran-pameran yang dibuka pemerintah daerah (pemda),” pungkasnya, dilansir dari Indopos.com Jum’at (16/10/2020).

Menurutnya, salah satu hal rumit yang ada dalam pembuatan gasing adalah membentuk aneka rupa dan motif pada gasing. Seperti halnya gasing berbentuk monas atau payung yang ia produksi.

Kendati demikian, pemasangan paku di dalam gasing atau istilahnya adalah jejek menjadi langkah yang paling melelahkan. Hal ini patut dilakukan dalam setiap pembuatan gasing, supaya gasing dapat berdiri kokoh saat berputar.

Kini, di tengah gempuran permainan berteknologi canggih semakin membuat permainan gasing ala Betawi kian jarang ditemukan.

Namun, sebagai pengrajin gasing Betawi sejak 2005 silam, Idi mengaku, dengan tujuan melestarikan permainan tradisional, dirinya masih bertahan memproduksi gasing tradisional.

Harga jualnya bervariasi, mulai dari Rp 40 ribu hingga Rp 100 ribu. Semakin rumit bentuk, motif, dan jenis kayu yang dibuat, maka harga jual gasing akan semakin mahal.

Sobat Genpi, Idi memberikan sedikit cara dalam bermain gasing yang hanya membutuhkan keyakinan saat melempar gasing. Ketika bermain gasing, tangan kiri memegang gasing, sementara tali gasing yang terbuat dari tali berbahan katun dan wol dipegang dengan tangan kanan.

Lilitkan tali pada gasing secara kuat, kemudian putar badan sembari melemparkan gasing dengan kuat. Semakin besar ukuran gasing, maka harus membutuhkan tenaga yang lebih saat melempar gasing.

Tak disangka Sobat Genpi, dengan bermain gasing bukan hanya puas karena bentuknya yang unik dan bisa berhasil berputar di tanah lapang. Lebih dari itu menurut Idi, tubuh akan terasa sehat seperti berolahraga.

Tak kalah penting, permainan ini memicu rasa gembira, karena biasanya gasing dimainkan secara beregu. Sehingga permainan gasing akan semakin asyik

“Ya itu die, bermain gasing itu juga olahraga. Badan berkeringat dan sehat, hati pun jadi ceria,” ujarnya.

Baca juga:
* Tradisi Palang Pintu, Kesenian Asal Betawi yang Semakin Langka

Kamu juga sering bermain Gasing Betawi? Jangan-jangan kamu belinya sama Pak Idi ya? 😀

(Ditulis oleh Lukman Hakim, Prodi Ilmu Komunikasi, Universitas Ahmad Dahlan, Program Internship Genpinas)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here