Malang selalu terkenal dengan wisata alam nya, namun ada hal yang tidak kalah menarik dari malang, Wayang Topeng Malang.

Sudah terlihat dari namanya, Kesenian ini menonjolkan penggunaan dari topeng, yaitu suatu pertunjukan pewayangan yang dimainkan oleh manusia dengan lakon nya yang memakai topeng dan tidak memperlihatkan wajah asli.

Pertunjukan Wayang Topeng Kesenian Khas Malang (Foto: Malang Channel)

Sejarah

Budaya ini merupakan hasil asimilasi antara budaya India dan Kanjuruhan, karena pada saat itu banyak pedagang dari india yang berdagang di Kanjuruhan.

Kesenian ini sudah ada sejak masa pemerintahan Raja Gajayana pada abad 8 Masehi. Dulu kesenian ini dibuat sebagai bentuk hiburan bagi Raja Gajayana dan rakyatnya.

Kisah yang dibawakan untuk pertunjukan biasanya adalah kisah pewayangan india seperti Ramayana dan Mahabarata. Pertunjukan tari ini mengandung nilai religi hingga dianggap suatu kebudayaan yang sakral pada saat itu.

Namun ada perubahan saat masa pemerintahan Raja Erlangga, sejak saat itu Wayang Topeng Malang dianggap merupakan kesenian biasa tanpa mengandung unsur kesakralan.

Ciri Khas

Topeng dibuat dengan pahatan karakter wajah seseorang yang Nampak nyata. Warna yang digunakan dalam pewarnaan topeng pun sangat beragam. Ada warna merah yang melambangkan keberanian, putih sebagai lambing kesucian, kuning melambangkan kesenangan, hijau melambangkan kedamaian dan hitam malambangkan kebijaksanaan.

Setiap pahatan juga mencerminkan sifat dari karakter nya. Misalnya bentuk hidung yang menyerupai pagot atau pisau ukir kecil yang mencerminkan watak lembut. Bentuk mata yang membelalak yang menunjukkan tokoh gagah berani. Bentuk mulut topeng yang terbuka lebar serta gigi tampak yang menunjukkan watak galak dan penuh angkara murka.

6 Karakter

Ada sekitar 76 karakter, namun ada 6 karakter yang paling menonjol, yaitu :

Panji Asmoro Bangun

Raden Panji merupakan tokoh protagonis yang mengatur naik turunya konflik dalam suatu cerita yang dibawakan. Warna hijau pada wajahnya melambangkan bahwa ia seorang yang baik hati. Sifat jujur, sabar, gesit dan perwira ditunjukkan oleh matanya yang berbentuk bulir padi. Sedangkan dari bibirnya yang sedikit terbuka mengartikan bahwa ia lembut dan berbudi luhur. Titik emas diantara alisnya menunjukkan bahwa ia adalah keturunan dewa. Alisnya berbentuk nanggal sepisan, berhidung mancung, dan juga terdapat kumis.

 (Sumber: kilasjawatimur)

Dewi Sekartaji

Sama seperti Raden Panji Asmoro Bangun yakni alisnya nanggal sepisan, berhidung mancung dan memiliki titik emas diantara alisnya. Wajahnya berwarna putih menunjukkan bahwa ia seorang yang suci, lembut, dan baik hati.

(Sumber : Fotobingkaiseni.com)

Gunung Sari

Sahabat Raden Panji ini memiliki mata sipit, berkumis panjang. Warna wajahnya sama seperti Dewi Sekartaji yaitu putih yang melambangkan seorang yang baik hati dan suci.

Gunung Sari (Sumber: Pinimg.com)

Dewi Ragil Kuning

Adik dari Raden Panji ini bersifat aktif. Warna wajahnya yang kuning melambangkan kesenangan.

( Sumber : museum-digital.de)

Klana Sewandana

Klana merupakan tokoh antagonis yang merupakan musuh dari Raden Panji. Klana digambarkan sebagai sosok yang memiliki mata besar atau mata kedhelen, hidungnya berbentuk pagotan, mulutnya berbentuk jambe sinegar setangkep, jamang yang serupa melati ronce, serta jenggotnya yang brewok. Tokoh ini memiliki wajah berwarna merah yang memberi arti bahwa ia seorang pemarah dan juga pemberani.

(Sumber : dinisamasintia.blogspot.co.id)

Bapang

Bapang memiliki warna wajah yang merah, hidung panjang, dan matanya yang besar. Warna wajah sahabat Klana Sewandana ini melambangkan sifat pemarah dan pemberani.

(Sumber : ngepoot.blogspot.co.id)

Itulah karakter-karakter tokoh utama dalam Wayang Topeng Malang. Bentuk wajah atau topeng yang berbeda membuat para lakon dituntut untuk bisa menyesuaikan sifat mereka yang juga berbeda-beda.

Cara Pembuatan

Proses pembuatan topeng masih kental dengan tradisi dan budaya. Mulai dari pemilihan kayu dan waktu pembuatan sangat diperhitungkan.

Pada proses pemilihan kayu akan diawali dengan menancapkan pasak bambu ke dalam suatu pohon dan diamkan selama satu hari. Jika keesokan harinya bambu tersebut masih tertancap di pohon, berarti pohon tersebut dapat digunakan sebagai bahan pembuat topeng.

Selanjutnya, hari dimana topeng akan dibuat juga harus dipertimbangkan. Dalam penanggalan Jawa, setiap hari mempunyai hitungannya masing-masing, sehingga saat membuat topeng para pengrajin juga harus mematuhi aturan dari perhitungan penanggalan tersebut.

Pertunjukan

Pertunjukan Wayang Topeng Malang ditampilkan dalam beberapa sesi. Sesi pertama yaitu sesi pembukaan dengan musik gamelan( gendang giro).

Sesi kedua, Menyapa para penonton dan sesi penyampaian sinopsis cerita yang akan dibawakan dalam pertunjukan.

Sesi yang ketiga, adalah ritual sesajen yang bertujuan sebagai pemberi keselamatan bagi penonton dan para pemain agar acara dapat berjalan dengan lancar.

Dan Sesi terakhir, merupakan pementasan Wayang Topeng Malangan sebagai inti dari acara.

Penulis: Adithia Risma Rara Putri, Universitas Brawijaya, Peserta Magang GenPinas 2021

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here