Kota Bogor punya banyak tradisi kebudayaan, dan banyak diantaranya masih bertahan sampai saat ini. Kota yang selalu sendu dengan hujan yang sering menderu, ternyata memiliki tradisi yang perlu kita tahu. Tradisi tersebut dikenal dengan sebutan Cucurak.

Tradisi Cucurak sangat akrab dalam ingatan masyarakat bogor. Tradisi Cucurak memang lazim dilakukan oleh warga sunda di daerah bogor minimal sekali dalam setahun. Namun bagi warga negara Indonesia selain warga Bogor apakah mengetahui tradisi upacara cucurak? Mari kita kupas dengan tuntas!

(Foto: Medium.com)

Arti Cucurak dalam Bahasa Sunda

Cucurak merupakan istilah yang terbentuk dari bahasa sunda. Cucurak memiliki arti dalam bahasa sunda yaitu bersenang-senang. Cucurak diambil dari kata curak-curak yang artinya kesenangan atau suka-suka.

Tradisi Cucurak terjadi atas perasaan yang senang akan sesuatu misalnya senang karena datangnya Ramadhan. Maka dilakukan kegiatan bersama-sama dengan makan besar yang menjadi inti kegiatan. Santapan yang disediakan memang dalam jumlah besar, jika meminjam istilah kekinian, mungkin bisa disebut dengan mukbang.

Maksud Tradisi Upacara Cucurak

Cucurak adalah tradisi masyarakat sunda yang ada di wilayah Jawa Barat khususnya di daerah Bogor. Tradisi Cucurak biasa dilakukan untuk menyambut Bulan Suci Ramadhan dengan tujuan menjaga silaturahmi dan momen saling memaafkan.  Tradisi Cucurak juga hadir sebagai bentuk rasa syukur terhadap rezeki yang telah diberikan oleh Tuhan.

Tradisi Cucurak berisi acara makan bersama dengan jumlah santapan dalam jumlah yang banyak. Makan-makan dalam porsi besar kerap disebut mukbang karena dipopulerkan oleh banyak Food Vlogger di Youtube. Isi hidangan disajikan memanjang dengan daun pisang, diantaranya adalah nasi liwet, tahu goreng, tempe goreng, ayam goreng, dan sambal sebagai pelengkap.

Berbagi makanan dan memakannya secara bersama-sama dalam tradisi Cucurak juga bisa diterjemahkan sebagai upaya  menjaga kerukunan antar manusia dalam bungkus kebudayaan.

Sejarah

Dikutip dari artikel karya Ayulia Nur Rachmawati, yang berjudul Tradisi Cucurak Masyarakat Sunda Untuk Menyambut Bulan Ramadhan, bahwa Cucurak sudah ada dari zaman dahulu. Lebih tepatnya ketika agama Islam mulai masuk di tanah sunda dan namanya sedari dulu tetap cucurak.

Dahulu Tradisi Cucurak bukan untuk menyambut datangnya Ramadhan, namun sebagai ungkapan rasa syukur atas diterimanya rezeki maka akan dilaksanakan Cucurak bersama keluarga.

(Foto : Borobudurnews.com)

Pelaksanaan Cucurak

Tradisi Cucurak biasa dilaksanakan untuk menyambut datangnya bulan Ramadhan, namun semakin berkembangnya zaman, tak ada waktu khusus untuk mengadakan Tradisi Cucurak. Kapanpun dan dengan siapapun bisa dilaksanakan. 

Tak dipungkiri juga, bahwa tidak hanya suku sunda yang ikut serta dalam tradisi ini, banyak juga pendatang yang turut memeriahkannya, karena tak ada aturan khusus terkait agama, suku, dan ras dari peserta tradisi cucurak.

Tempat tradisi cucurak pun tidak dibatasi oleh aturan tertentu, namun biasanya dilakukan di rumah, , sekolah, masjid, atau tempat makan. Belakangan karena kebutuhan tempat yang luas maka tempat rekreasi, dan tempat wisata juga digunakan untuk tradisi cucurak karena bisa memuat lebih banyak orang.

Tradisi Cucurak akan tetap lestari karena mampu beradaptasi dengan kebutuhan dan perkembangan zaman. Tak perlu pergi ke Bogor untuk melaksanakan Tradisi Cucurak, lakukanlah di tempat kalian masing-masing , sesuaikan dengan keinginan, kebutuhan dan keadaan.

Penulis: Hazmi Fathan Kariema, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Peserta Magang GenPinas 2021

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here