Berselancar di laut memanglah epik. Tapi pernakah terpikir untuk berselancar di sungai? Di Indonesia, para penggemar olahraga air ini akan dimanjakan dengan sensasi yang tak biasa, dimana lagi kalau bukan di Sungai Kampar.

Terletak di Kabupaten Pelelawan, Provinsi Riau, membuat sungai yang berhulu di Bukit Barisan, Sumatera Barat ini menjadi tempat bertemunya tiga arus. Arus dari Laut Cina Selatan, Selat Malaka, dan anak-anak sungai sekitarnya.

Hal tersebut membuat Sungai Kampar mempunyai arus dan gelombang ombak yang cukup deras dan besar. Besarnya ombak ini kian hari makin menarik dimata wisatawan. Apalagi bagi para penikmat olahraga selancar.

Sensasi berselancar yang tak biasa ini juga dijadikan ajang bagi masyarakat sekitar untuk mengembangkan potensi wisata pada Sungai Kampar.

Penasaran? Yuk simak informasinya !

Bekudo Bono, Sang Ombak Kampar

Bono, nama yang disematkan oleh Warga Kampar pada fenomena ombak akibat pertemuan tiga arus yang terjadi pada Sungai Kampar.

Bono ini muncul di dua lokasi, yang pertama pada Muara Sungai yang terletak di Kabupaten Pelelawan dan pada Kuala Sungai Rokan, Kabupaten Rokan Hilir.

Menurut penuturan warga Kampar, terdapat Bono Jantan dan Bono Betina. Bono Jantan merupakan ombak yang berada di muara sungai Kabupaten Pelelawan. Sedangkan Bono Betina berada di kuala sungai Kabupaten Rokan Hilir.

Perbedaan diantara keduanya terdapat pada besarnya ombak. Ombak pada Sungai Kampar Kabupaten Pelelawan lebih besar dibanding yang berada pada Kabupaten Rokan Hilir.

Legenda Bono

Konon menurut legenda, Bono merupakan perwujudan dari tujuh roh penjaga di Sungai Kampar. Warga Kampar mempercayai bahwa dahulu pada zaman penjajahan Belanda, Bono membantu untuk mempersulit Belanda menyebrangi sungai ini dan menuju Selat Malaka.

Karena hal tersebut, tujuh gulungan ombak yang terjadi pada Sungai Kampar sering dipercaya warga setempat sebagai tujuh roh penjaga sungai.

Selain itu gulungan ombak yang berdurasi 40 menit hingga satu jam ini menyerupai bentuk tapal kuda. Membuat wisata berselancar di ombak Sungai Kampar ini disebut sebagai Bekudo Bono. Atau menaklukkan Bono layaknya menjinakkan kuda.

Serunya Berselancar

Sensasi adrenalin akan semakin terpacu dengan keadaan arus deras dan durasi ombak yang lebih lama dibanding dengan ombak laut yang hanya beberapa menit.

Para peselancar akan dipertemukan dengan tantangan susahnya menyeimbangkan diri dan rasa takut dihantam ombak setinggi 4-5 meter ini.

Untuk mencapai tempat ombak berlangsung yakni di Teluk Meranti, wisatawan dapat menempuh dua jalur. Jalur darat dan jalur sungai.

Jika sedang tidak terjadi longsor, kamu dapat melalui jalur darat ini dari Pekanbaru dengan waktu 5-6 Jam. Sedangkan untuk jalur sungai dapat ditempuh dengan speedboat masyarakat Kampar sekitar 4 jam.

Pantai Ogis, Hamparan Pasir Bibir Sungai

Selain berselancar, bagi kamu yang tidak bisa berenang atau lebih memilih untuk menonton saja dapat menikmati potensi lain dari Sungai Kampar lho. Benar sekali, letaknya ada di bibir Sungai Kampar.

Pantai Ogis, nama hamparan pasir coklat pada bibir sungai yang dapat kamu manfaatkan untuk bersantai sambil menonton para peselancar menaklukkan Bono. Selain menonton, kamu juga bisa mendapatkan kesempatan untuk melihat dan memberi makan burung-burung Sungai Kampar yang ikut menonton di bibir pantai.

Ombak Bono memang tidak selalu ada setiap waktu, jadi bagi kamu yang tertarik untuk mencoba sensasi berselancar di sungai, disarankan untuk datang ke Sungai Kampar pada musim penghujan sekitar bulan Oktober-Desember. Pada musim penghujan ini, Bono akan mencapai puncak tertingginya pada 5-6 meter. Jangan sampai terlewat ya !

Sources:

Berlancar Di Sungai Kampar

(Ditulis Galuh Haris Septyana, Universitas Gadjah Mada, Prodi Pariwisata, Program Mangan GENPINAS)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here