Indonesia memiliki keragaman budaya dimana hingga kini semuanya masih dapat ditakjubi dan diceritakan. Kekayaan masa lampau peradaban Nusantara patut dibanggakan oleh kita nih Sobat GenPi. Bentuk budaya sebagaimana kita tahu adalah adat istiadat, rumah adat, hingga upacara adat.

Upacara adat sebagai salah satu wujud budaya adalah salah satu tradisi yang masih berlangsung hingga saat ini dimana niilai adatnya cenderung masih kental. Masyarakat tradisional pada umumnya masih melakukan upacara adat untuk berhubungan dan sebagai penghormatan kepada para luhur.

Salah satu masyarakat tradisional tersebut berada di Nusa Tenggara Timur, tepatnya di kampung Bampalola. Disebut juga sebagai kampung pemali atau kampung keramat, desa ini memiliki upacara adat Ala Baloe atau upacara Makan Baru Padi.

Tujuan Upacara Ala Baloe

Upacara Makan Baru Padi ini rutin dilakukan setiap tahun di kampung Bampalola. Desa yang terletak di kecamatan Alor Barat Laut, kabupaten Alor ini memang memiliki keunikan adat budayanya sendiri. Tujuan dilakukan upacara ini salah satunya adalah sebagai upcapan syukur kepada Tuhan.

Pelaksanaan upacara Ala Baloe yang dilakukan setahun sekali diselenggaralan bertepatan setelah panen padi. Tujuan upacara ini adalah untuk menyukuri nikmat rezeki hasil panen padi tersebut. Tujuan lain juga untuk mengingat dan mengingat dan mengenang jasa para leluhur.

Selain itu, pelaksanaan upacara ini juga untuk memupuk persatuan dan kesatuan rumpun keluarga suku-suku di kampung Bampalola. Tradisi turun temurun ini juga memiliki nilai solidaritas dan kerjasama sesama manusia. Mari kita tonton sejenak proses upacara Ala Baloe ini.

Selain tujuan-tujuan diatas, ternyata ada satu tujuan terakhir yang paling unik nih Sobat GenPi. Upacara Makan Baru Padi ini dilakukan untuk menghalalkan lima orang tua perempuan dari lima suku di Bampalola untuk makan nasi beras baru dalam satu musim tanam. Kegiatan ini merupakan kegiatan ritual pokok masyarakat adat desa Bampalola.

Proses Pelaksanaan Upacara Ala Baloe

Upacara ini dimulai dengan melakukan perundingan di rumah adat Fet Lakatuil untuk membicarakan, menentukan dam menyiapkan upacara. Kelima suku yang ada di kampung Bampalola hadir dalam perundingan ini. Kemudian prosesi dilanjutkan dengan melihat hasil tanaman.

Hasil tanaman yang sudah siap panen, seperti padi dan jagung, ini kemudian dijadikan patokan dalam penyelenggaraan upacara Ala Baloe. Setelah melihat hasil panen tersebut kemudian dilanjutkan dengan upacara untuk mengungkapkan rasa syukur kepada Tuhan.

Prosesi Pengantaran Hasil Panen (Sumber : Nurmi, Ali 2020)

Proses upacara masih berlanjut dengan perwakilan dari tiap suku mengambil alih proses peletakan hasil panen syukuran. Hasil panen tersebut diletakkan dalam rumah adat Fet Lakatuil yang juga berfungsi sebagai tempat berlangsungnya Ala Baloe.

Setelah penyerahan hasil panen yang dilakukan oleh lima perempuan perwakilan kelima suku, maka upacara Makan Baru Padi dilanjutkan dengan memanjatkan doa. Ucapan syukur tanda suka cita atas hasil panen dan kelancaran upacara

Upacara Ala Baloe ini kemudian diakhiri dengan tarian masal lego-lego. Tarian ini merupakan kelanjutan dari bentuk ungkapan syukur dan sukacita masyarakat. Masyarakat Bampalola memang sangat mempercayai adanya sesuatu yang luar biasa di luar kekuasaan/kemampuan manusia

Makna Upacara Ala Baloe

Penyelenggaraan upacara Ala Baloe ini menggambarkan penghormatan, bentuk memuja dan mensyukuri, juga untuk menggambarkan perlindungan. Masyarakat melalui upacara ini meminta keselamatan pada para leluhur.

Masyarakat Kampung Bampalola (Sumber : http://fortuna.press/)

Upacara adat ini mengandung nilai moral dan tentu nilai-nilai budaya. Nilai moral yang terbentuk sebagai dampak upacara ini adalah motivasi yang muncul dalam diri seseorang untuk memiliki nilai luhu. Nilai gotong royong dan kerukukan juga menandakan adanya nilai moral sosial.

Dalam prosesinya, upacara Ala Baloe juga mencakup acara berdoa yang disebut A’ome. Berdoa ini dilakukan dengan menggunakan bahasa daerah dengan membacakan mantra-mantra dan ramalan akan hasil panen tahun depan. Nilai luhur sangat terkandung dalam keseluruhan prosesi upacara ini.

Bagi masyarakat Bampalola sendiri, upacara ini utamanya memiliki nilai pendidikan dan budaya yang sangatlah luhur. Upacara ini kemudian menjadi faktor dilabelkannya Kampung Adat Bampalola sebagai situs purbakala.

Penulis: Richmond Faithful, Universitas Terbuka, Peserta Magang GenPinas 2021

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here