Daftar Isi

Indonesia merupakan negara yang kaya akan adat dan budayanya. Salah satunya yaitu tari remo yang tersebar di masing-masing daerah di Jawa Timur. Tari remo merupakan tarian penyambutan tamu yang ditampilkan baik oleh satu atau lebih orang.
Tari Remo dikenal dengan beberapa nama di antaranya remang, ngremo, dan ludruk. Pada perkembangan tari remo dimainkan untuk mengawali pertunjukan ludruk. Namun ketika ludruk dan ngremo bersentuhan dengan realitas politik masa pergerakan, tari ngremo menjadi tarian yang khas dengan tema keprajuritan.
Sejarah Tari Remo
Pada tahun 1920 bersamaan dengan kesenian ludruk, tarian remo mulai berkembang. Tari Remo berasal dari Desa Ceweng, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Tarian ini diciptakan oleh seniman tari jalanan dengan mengusung tema pangeran gagah nan berani.
Dalam perkembangannya tarian ini menjadi lebih garang karena ditarikan oleh perempuan. Padahal tari remo sendiri merupakan tarian yang khusus dibawakan oleh penari laki – laki karena berkaitan dengan lakon yang dibawakan dalam tarian.
Tari remo memiliki sifat yang sangat religius. Namun sekarang tari remo digunakan sebagai sarana komunikasi antar masyarakat. Seperti ditampilkan dalam sambutan kepulangan tamu kedaerahan, upacara kenegaraan, maupun festival kesenian daerah.
Oleh karena itu sekarang tari remo tidak hanya dibawakan oleh penari pria tapi juga oleh penari wanita. Sehingga memunculkan jenis tari remo putri. Umumnya tari remo putri, memakai kostum tari yang berbeda dengan kostum tari remo asli yang dibawakan oleh penari pria.
Makna Tari Remo
Tari remo juga memiliki makna dan filosofi dalam setiap gerakannya. Seperti gerakan gedruk yang menghentak bumi yang bermakna tentang kesadaran manusia terhadap kehidupan yang ada di bumi.
Ada gerakan gendewa yaitu gerakan yang sangat cepat seperti anak panah yang dilepaskan dari busurnya. Kemudian ada juga gerakan tepisan yang mengandalkan kecekatan dan kecepatan tangan. Makna gerakan tari remo sebagai penyaluran kekuatan dari alam lain kepada manusia dengan cara menggesekan telapak tangan.
Kostum Tari Remo

Tari remo ini telah diadopsi di beberapa daerah di Jawa Timur, sehingga kostum tari remo juga cukup bervariasi. Meskipun setiap daerah berbeda, namun aksesoris yang digunakan tetap sama. Seperti ikat kepala berwarna merah, celana hitam sepanjang lutut, pakaian dengan lengan panjang, kain batik khas pesisiran, selendang, stagen, keris, dan gelang kaki berlonceng.
Sementara kostum yang dikenakan untuk penari remo putri sedikit berbeda dengan tari remo aslinya, karena ada beberapa penambahan. Seperti penari putri memakai sanggul, memakai rapak untuk menutup bagian pinggang sampai ke lutut,memakai mekak hitam untuk menutup bagian dada, dan menggunakan satu selendang saja untuk disemat di bahu .
Gerakan Tari Remo
Gerakan dan iringan musik yang khas pada tari remo adalah gerakan kaki menghentak secara dinamis atau gredug. Biasanya kaki akan mengenakan gelang kaki dengan lonceng kecil. Sehingga ketika menghentakkan kaki akan mampu menghasilkan bunyi kerincingan yang sangat unik
Selain itu, gerakan menghentakkan kaki akan menciptakan bunyi yang bersahut dengan alunan musik pengiringnya sehingga membentuk harmonisasi. Adapun gerakan yang menarik seperti gerakan sampur dengan selendang, gerakan kepala, dan juga kuda kuda diikuti mimik wajah yang sangat ekspresif.
Selama melakukan tarian, penari juga memperhatikan pola lantai tari remo. Pola lantai yang biasa digunakan adalah pola diagonal. Pola diagonal membentuk garis menyudut ke kanan maupun ke kiri.
Selama menari alunan musik tradisional akan tetap mengiringi. Mulai dari alunan bonang penerus, gambang, saron, bonang barung, gender, seruling, slentem, siter, kethuk, gong, dan kempul.
Tari remo menjadi salah satu warisan budaya yang wajib untuk dilestarikan. Terlebih lagi, tari remo memiliki karakteristik khas wilayah Jawa Timur yang tidak dijumpai di beberapa wilayah nusantara lainnya.
Penulis : Defania Hasyyati Rosyidah, Universitas Negeri Surabaya, Peserta Magang GenPInas 2021