Daftar Isi

Selayang Pandang Tari Melinting
Indonesia dahulu kala memiliki banyak sekali kerajaan yang berdiri dengan ciri khasnya masing-masing. Setiap dari kerajaan tersebut memiliki kebudayaan unik yang menjadi ciri khas mereka, dan masih banyak yang bertahan hingga sekarang. Salah satu kerajaan tersebut adalah kerajaan Melinting, dengan tariannya tari Melinting.
Sejarah Tari Melinting
Tari Melinting merupakan tarian klasik khas kerajaan Melinting yang terletak di Lampung bagian Timur. Tarian ini merupakan salah satu tarian tertua di daerah Lampung. Dan diperkirakan mulai muncul ketika agama Islam mulai masuk ke daerah Indonesia. Tarian ini sering dipakai untuk melengkapi beberapa upacara adat yang diadakan oleh kerajaan Melinting.
Baca juga:
* Tari Bedayo Tulang Bawang Lampung
Tarian Melinting biasanya dipakai sebagai pelengkap di acara Gawi Adat, yang merupakan acara Keagungan Keratuan Melinting yang akan diadakan di aula desa atau balai desa.
Zaman dahulu kala, yang boleh menarikan tarian ini hanyalah orang-orang tertentu seperti putra dan putri Keratuan Melinting. Hal ini dikarenakan tarian Melinting merupakan tarian keluarga ratu kerajaan Melinting.
Pada zaman dahulu kala, tarian Melinting digunakan untuk upacara sakral. Pada tahun 1958, tarian ini mendapatkan banyak penyempurnaan dan mulai terbuka untuk bisa dilakukan oleh rakyat sekitar selain keturunan bangsawan Keratuan Melinting. Perlahan-lahan tarian Melinting menjadi salah satu tarian rakyat khas Lampung dan masih bertahan hingga sekarang.
Seiring perkembangan zaman, kini tarian Melinting tidak hanya digunakan untuk upacara sakral saja, tetapi dapat digunakan untuk acara besar seperti penyambutan tamu.
Selain penyambutan tamu, tarian ini juga digunakan rakyat Lampung sebagai ungkapan rasa syukur dan kebahagiaan. Kini, tarian Melinting telah menjadi tarian pertunjukan, bukan lagi tarian pelengkap upacara.
Rangkaian
Penari tarian Melinting terdiri dari penari putra dan putri. Untuk jumlahnya sendiri biasanya terdiri dari 4 penari pria, dan 4 penari putri. Nantinya, penari-penari tersebut akan dilengkapi pakaian adat Lampung dan dilengkapi musik pengiring dari Kolintang perunggu.
Tiap penari akan memiliki gerakan khasnya masing-masing. Untuk penari pria akan melakukan gerakan babar kipas, sukkung, jung sumbah, balik palau, kenui melayang, suali, sekapan, lapah ayun, niti batang, dan yang lainnya.
Untuk putri akan melakukan gerakan babar kipas, jung sumbah, sukung sekapan, timbangan, melayang, ngiyen bias, nginjak lado, nginjak tahi manuk, dan lapah ayun.
Tari Melinting sendiri akan dibagi menjadi beberapa babak, yaitu pembuka, kugawo ratu, knui melayang, dan penutup.
Di babak pembuka, penari akan memberikan penghormatan ke tamu yang hadir, dan dilanjutkan babak kugawo ratu.
Di babak knui melayang akan dilakukan tarian yang menggambarkan keanggunan, dan diakhiri dengan babak penutup dengan salam dan penghormatan.
Perlengkapan Tari Melinting
Nantinya, tarian Melinting juga akan diiringi dengan gong, kalo bala, gendang, anglung, dan alat musik sejenisnya.
Kostum untuk penari putri biasanya terdiri dari siger bercadar bunga pandan Subang, bulu seretei, gelang rui sesapurhanda, tapis, gelang kuni, dan jungsarat.
Untuk pria akan memakai kopiah emas, jungsarat, buah jukum, kembang melur bunga pandan, dan celana reluk belanga.
Baca juga:
* Tari Cangget, Tarian Tradisional Lampung
Penutup
Di masa dewasa ini, tarian Melinting digunakan untuk memeriahkan festival kebudayaan, sekaligus memperkenalkan kebudayaan Lampung ke nusantara bahkan internasional.
Tarian Melinting juga telah mengalami beberapa perubahan yang positif, sehingga tarian ini terus mengikuti perkembangan zaman tanpa memudarkan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
(Penulis: Anggean Reynady, Universitas Brawijaya, Peserta Magang GenPInas 2021)