Wacana penutupan Taman Nasional Komodo (TNK) Labuan Bajo Nusa Tenggara Timur (NTT) terus saja bergulir. Sampai saat ini belum ada kepastian, apakah akan ditutup, lalu masyarakatnya dipindahkan? Atau apakan akan ada skenario lainnya, sebelum memindahkan masyarakatnya? Atau ada planning lain lagi?

Yang sering diperbincangkan masyarakat dan traveler justru wacana ditutup. Kondisi ini benar-benar membuat bingung para pelaku industri pariwisata di Indonesia. Mereka seperti tersandera, tidak bisa membuat paket perjalanan wisata kesana. Hal inilah yang dikeluhkan oleh Ketua Umum GIPI – Gabungab Industri Pariwisata Indonesia, Didin Junaedi.

Baca juga:
* 7 Inspirasi Liburan di Labuan Bajo ala Ayu Ting Ting

“Kondisi seperti ini tidak bisa didiamkan berlarut-larut. Industri sangat butuh kepastian, untuk membuat paket perjalanan. Kalau sudah bikin paket, sudah promosi, jualan ke market potensial di luar negeri, terus ditutup, siapa yang bertanggung jawab? Kita bisa kehilangan kepercayaan,” papar Didin yang berharap polemik seputar Taman Nasional Komodo dihentikan.

Menurut Didin, paket perjalanan wisata tidak mungkin dibuat secara instan. Butuh waktu 3-6 bulan, untuk mempromosikankanya sampai wisatawan mancanegara datang. Dari searching, booking, payment sampai datang sebagai wisatawan, perlu waktu.

“Selain itu, paket wisata juga harus dibuat dalam kondisi terkini. Menyangkut budget, perhitungan kurs, tiket akses dan akomodasi. Harga sekarang dengan tahun depan bisa beda. Ini soal teknis, tetapi ini semua tidak bisa running, kalau produk destinasinya dihold,” jelasnya.

Didin menyebutkan, dia membutuhkan waktu untuk mempromosikannya menggunakan semua chanel yang ada.

“Karena wisatawan mancanegara juga harus mengatur waktu perjalanan. Jadi tidak bisa sembarangan. Itulah kenapa industri butuh kepastian. Buat apa mereka membuat paket yang akhir tidak bisa dijual,” paparnya.

Menanggapi hal ini, Menteri Pariwisata Arief Yahya menyebut sudah ada bocoran dari tim terpadu di bawah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) yang menangani polemik ini. Dikabarkan, destinasi wisata yang berada di Nusa Tenggara Timur (NTT) tersebut tidak akan ditutup bagi para wisatawan.

Begitu juga masyarakat di kawasan tersebut, juga tidak akan direlokasi sebagaimana wacana yang dilontarkan oleh Pemerintah Provinsi NTT.

“Sudah ada keputusan dari Tim Terpadu. Pertama, pulau Komodo tidak akan ditutup, dan kedua masyarakat juga tidak harus dipindahkan,” Kata Menpar Arief ketika ditanya wartawan beberapa waktu lalu di Yogyakarta International Airport (YIA), Kulonprogo.

Arief Yahya menjelaskan, Tim Terpadu yang menangani ini dipimpin oleh pejabat setingkat Dirjen yang ada di bawah KLHK. Menpar setuju dengan Ketua GIPI, bahwa keputusan dan kepastian ini sangat dinantikan para pelaku wisata dan biro perjalanan wisata untuk memastikan promosi dan pemasaran paket wisata.

“Mau ditutup atau tidak ditutup, kami tidak berdebat di wilayah itu. Yang kami minta, segera kasih kepastian. Jangan menggantung, karena industri menunggu panjang,” kata Arief Yahya.

Menpar Arief Yahya murni bicara dalam konteks manajemen dan marketing. Kalau soal ditutup atau tidak ditutup, tinggal dihitung plus minusnya, ongkos sosialnya, best practice di seluruh dunia seperti apa, benchmark di mana, putuskan yang terbaik. Tinggal diputuskan, yang paling baik untuk semua.

Baca juga:
* 10 Foto Eksotis Pantai Uinian di NTT

“Ini (penutupan TNK) ramai, orang mau cruising dilarang ke sana, padahal mereka beli paket setahun sebelumnya. Customer bingung,” katanya

Pulau Komodo sendiri kini tengah digenjot pengembangannya oleh Presiden Joko Widodo seiring telah ditetapkannya Labuan Bajo sebagai salah satu destinasi super prioritas. Pengembangannya bisa menjadi tujuan wisata terbaik, kelas dunia dan menghidupkan ekonomi masyarakat.(*)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here