Home Budaya Syair Surat Kapal, Nasihat Pernikahan di Indragiri Riau

Syair Surat Kapal, Nasihat Pernikahan di Indragiri Riau

0
4003
Contoh Syair Surat Kapal Indragiri Riau

Nenek moyang kita begitu banyak mewariskan budaya yang harus kita jaga bersama. Salah satu budaya yang masih bisa kita nikmati tersebut adalah Syair Surat Kapal asal Indragiri Provinsi Riau.

Syair Surat Kapal adalah sebuah karya sastra milik masyarakat Melayu di Indragiri. Sudah ada sejak dahulu kala. Diwariskan secara turun-temurunkan ke anak cucu dari zaman kerajaan Indragiri hingga saat ini.

Baca juga:
* Karungut, Syair Kebajikan Masyarakat Dayak Kalimantan Tengah

Masuk WBTB Indonesia

Budaya memang harus dijaga bersama dan dipatenkan. Sehingga negara lain tidak bisa klaim budaya yang sudah mengakar di Riau ini.

Kita bersyukur, Syair Surat Kapal sudah resmi masuk kedalam Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Indonesia. Resmi diterima Gubernur Riau dalam acara Apresiasi Penetapan WBTB Indonesia 2019 oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI, Selasa (8/10/2019) lalu.

Syair Surat Kapal

Apa isi Syair ini ya? Ada yang sudah tahu?

Syair Surat Kapal mengisahkan perjodohan antara seorang lelaki dan perempuan. Kisahnya dari awal hingga berjumpa ke mahligai pernikahan.

Selain sepasang kekasih tersebut, juga diperkenalkan sosok saudara-saudara terdekat. Dan tentunya harapan mengarungi kehidupan rumah tangga. Tidak ketinggalan petuah, nasihat agama, dan doa.

Dibaca Saat Acara Perkawinan

Pembacaan Syair Surat Kapal
(Sumber: kebudayaan.kemdikbud.go.id)

Kapan syair ini dibacakan?

Syair Surat Kapal dibacakan dalam upacara perkawinan. Disimbolkan dengan kapal kayu mini. Simbol kapal kayu mini ini masuk dalam rangkaian upacara adat. Menjadi arak-arakan pengantin laki-laki menuju kediaman pengantin perempuan.

Makna Kapal

Makna kapal tersebut, menurut para ahli, merupakan sebuah lambang kehidupan rumah tangga. Layaknya sebuah kapal di tengah lautan, rumah tangga tidak lepas dari goncangan gelombang, hujan, dan badai.

Kalau kamu sudah merasakan kehidupan rumah tangga, pasti tahu itu. Kamu tidak akan pernah lepas dari yang namanya gejolak permasalahan rumah tangga. Ada gembira, marah, sedih, yang selalu menyertai kehidupan rumah tangga.

Surat Berisikan Syair

Nah, didalam kapal kayu mini tersebut ada sepucuk surat berisikan syair-syair yang menerangkan tentang kapal yang dibawa.

Berkisah tentang awal mula bertemunya sang perjaka dengan sang gadis. Mereka berdua menjalin tali kasih sayang sampai akhirnya menjadi sepasang suami istri.

Salah satu isi dari Syair Surat Kapal adalah mengenai pertemuan dua sejoli yang sedang bersanding. Seperti kapan dan dimana mereka pertama kali bertemu. Hingga akhirnya serius menjalin hubungan menuju pelaminan.

Setelah membahas pengantin, syair kemudian menceritakan tanggapan keluarga lelaki. Saat ada kemauan anak laki-lakinya untuk membina rumah tangga.

Sebagai layaknya sebuah kapal tentu terdapat awak kapal yang bekerja menjalankan kapal agar bisa berlayar seperti: (1) nakhoda, (2) juru batu, (3) tukang kelasi, (4) tukang masak, (5) tukang cincu, dan (6) juru mudi. Dan salah satu isi dari Syair Surat Kapal adalah adanya unsur humoris.

Penulisan / Cara Menulis

Syair Surat Kapal, dahulu kala, ditulis dengan menggunakan tulisan Arab Gundul atau biasa disebut dengan Arab Melayu. Saat itu tulisan latin belum begitu dikenal oleh masyarakat Melayu Indragiri.

Saat zaman sudah berkembang, saat ini sudah sangat sulit kita temukan Syair Surat Kapal yang masih bertuliskan Arab Melayu. Hal ini tentu saja karena adanya penyebaran bahasa Indonesia dan bahasa serapan lainnya.

Kegunaan Lain

Selain digunakan dalam acara adat pernikahan, syair ini juga bisa digunakan untuk keperluan lain.

Menurut penuturan masyarakat Indragiri, dahulu permaisuri sultan sering melantunkan syair-syair kepada putra mahkota. Berupa buaian syair-syair yang berisikan nasehat dan cerita.

Seiring berjalannya waktu, pembacaan syair menjadi kebiasaan untuk didengarkan dikalangan istana. Hingga sampai keluar istana ke kalangan rakyat biasa.

Selain itu syair ini juga dibacakan untuk meninabobokan anak. Adakalanya berisikan cerita sepasang sejoli yang hendak menikah, terutama dari kalangan kerajaan.

Panjang Syair

Pada masa kerajaan, teks syair surat kapal bisa sampai beratus-ratus bait. Memerlukan waktu yang cukup lama untuk menyelesaikan pembacaan syair.

Pembacaan syair surat kapal, pada waktu itu, menjadi salah satu hiburan di perhelatan perkawinan yang ditunggu-tunggu oleh khalayak ramai.

Pada masa sekarang, syair surat kapal bisa jadi hanya terdiri dari 30 sampai 60 bait saja. Hal ini karena tidak lagi menjadi hiburan di acara pernikahan. Namun hanya sebagai pelengkap rangkaian adat-istiadat di acara pernikahan.

Baca juga:
* VIRAL! Skill Fingerstyle ‘Alip Ba Ta’ Dipuji Gitaris Dunia

Contoh Syair Surat Kapal

Contoh 1

Assalamualaikum warahmatullah
Pada hadirin hambe bersembah
Diiringi dengan alhamdulillah
Atas kedatangan Ibu dan Abah

Dengan Bismillah surat kapal dikarang
Arrahmanirrahiin dibaca terang
Mohon kepada khalik yang penyayang
Hadiah dan taufiknya selalu datang

Adapun kemudian dari pada itu
Maaf dan ampun kepada Tuhan yang satu
Sebelum bermadah hamba mohon restu
Yang tiada beranak dan tiada sekutu

Selanjutnya adalah satu cerita
Kesah mahasiswa dari Jogjakarta
Mujtahid Thalib nama dikata
Adik yang bungsu dari beta

Negeri asalnya di Airmolek
Dari Jogjakarta barulah balek
Parasnya tak ganteng tiada pula jelek
Pandai menenggang adek beradek

Setelah beberapa tahun jadi siswa
Semenjak di Tanjung Pinang sampai ke Jawa
Mencari ilmu sepata dua
Pembimbing jasad penyelamat jiwa

Sudah bertemu ilmu dicari
Kembalilah kepada sanak famili
Tunduk berpada menyampaikan kata hati
Kalaulah boleh ingin beristeri

Contoh 2

SYAIR SURAT KAPAL
ACARA PESTA PERKAWINAN MASBAH DENGAN AMALIAH
PENGARANG DAN PENYAIR : JAUHARI

Dengan bismillah saya mulakan
Assalamualaikum saya ucapkan
Tiada lain untuk tujuan
Surat kapal saya bacakan

Rumpun bambu di tepi perigi
Tumbuh rebung menjadi buluh
Ampun hamba tegak berdiri
Wujudnya hamba duduk bersimpuh

Pujian syukur kita panjatkan
Ke hadirat Allah pencipta alam
Melimpahkan rahmat siang dan malam
Kepada umat penghuni alam

Selawat dan salam beriring pula
Nabi Muhammad pemimpin kita
Salat lima waktu janganlah lupa
Salat disebut tiang agama

Dengan bismillah permulaan kalam
Kertas dan dawat berwarna hitam
Cerita dibuat siang dan malam
Menyampaikan hajat seorang insane

Kami kisahkan seorang pemuda
Duduk termenung berhati hiba
Niat di hati mencari intan permata
Di rawah kononnya ada

Duduk di teras di atas kursi
Ambil gitar bawa bernyanyi
Lagunya merdu bernada tinggi
Lagunya bernama si jali-jali

Encik Masbah seorang pemuda
Pergi berjalan kendaraan honda
Astrea grand ataupun supra
Cari hiburan senang hatinya

Amaliah terpandang pula
Kecik dan mungil pula manis wajahnya
Masbah tercantul hati dia
Ingin berkenalan malu pula

Besok harinya diulang lagi
Terus-terang saja tak sabar lagi
Malam tadi ku tidur bermimpi
Gadis kuidamkan di pelukan ini

Teringat semalam tidur bermimpi
Gadis yang tampak berjumpa lagi
Inikah jodoh Tuhan takdiri
Siang terbayang malam bermimpi

Pulang ke rumah menguruh dada
Ada dibuat tak tentu arah
Kepala sakit serasa pecah
Dia mengadu ke ibu tercinta

Wahai ayah dan ibuku
Tolonglah anak tolonglah daku
Kemana saja tempat mengadu
Pikiran kacau tiada menentu

Wahai anak sabarlah dulu
Aku berunding ke Pak Itam dulu
Runding yang baik tak perlu ditunggu
Pak Kocik Asim sudah setuju

Sanak saudara sudah mufakat
Pergi berunding untuk mengikat
Mengikat janji berupa adat
Begitu lazim sudah dibuat

Pak Itam dan Pak Andak pergi berunding
Pak Kocik duduk berdamping
Runding yang baik iring beriring
Tidak sampai tuding-menuding

Silat Pengian gayanya lambat
Satu menggayung satu menyambut
Ibarat benang tiada yang kusut
Mufakat yang baik turut-menurut

Tiada lama hari ditunda
Ijab Kabul di kantor Pak KUA
Mas kawinnya duit tersebut pula
Diserahkan pula di depan Pak KUA

Kini Masbah senang hatinya
Ibarat bunga indah jadi miliknya
Sepasang mempelai menjadi riang
Hati yang sempit menjadi lapang

Berbilang hari berbilang minggu
Tiada terasa lama menunggu
Lebaran haji telah berlalu
Pestanya segera tak lama menunggu

Sanak famili dikasi tau
Di hulu di hilir dijemput dahulu
Di Pulau Gelang atau Kuantan Babu
Di Sungai Beringin atau Pasir Kemilu

Siapkan kapal mana yang rusak
Lunas diganti kayunya cempedak
Papannya diganti kayunya resak
Maklum saja menempuh ombak

Papannya banyak dimakan kapang
Setiap keeping banyak berlubang
Bosnya pening bila memandang
Duitnya habis buat upah tukang

Lebih dan kurang selesai sudah
Baut dicabut dipasang pula
Setiap tiang dipasang bendera
Warnanya banyak berupa-rupa

Tinggal berangkat tunggu-menunggu
Siap berangkat perintah cincu
Ke pelabuhan syah Bandar tempat dituju
Meneken buku penting dahulu

Kapal bernama Samudra Jaya
Berlayar sampai ke Malaysia
Dipimpin oleh seorang pemuda
Lengkap semua dengan ABK

Kapalnya sarat muatan barang
Ditambah pula ramai penumpang
Ada yang kocik ada yang godang
Kapalnya oleng anginnya kencang

Encik Masbah nama nakhoda
Petunjuk jalan jangan cerita
Duduk di kamar melihat peta
Orangnya ramah suka ketawa

Kapal berangkat pelabuhan Pak Wandi
Haluan menuju pelabuhan Cik Masri
Kapalnya laju Allahu robbi
Penumpang di kapal banyak yang ngeri

Cik Iyus dijadikan serang
Badannya kecil akalnya panjang
Kerjanya sedikit upah nak godang
Tiada yang sanggup nak menentang

Encik si Jok dijadikan kuancah
Kerja di kapal alhamdulillah
Mesin yang baik menjadi pecah
Karena ulahnya banyak keletah

Gendang dan gong berbunyi pula
Orang bersilat mulai melangka
Langkah dibuang digayung pula
Lawan menyambut dielakkan saja

Orang bersorak riuh bunyinya
Tepukan tangan sangat meria
Tradisi Melayu tegakkan pula
Tidaklah lapuk dimakan masa

Encik si Jam si Tukang Minyak
Kerja di kapal asik main lantak
Kalau bergurau tak pula mengelak
Terjang-menerjang sepak-menyepak

Encik Bujang Maligai dari kelasi
Kerja di kapal si tukang tali
Kerjanya tangkas bukan main lagi
Tali yang putus disambung kembali

Kapal kini merapat sudah
Nakhoda turun sangat gagahnya
Raja sehari digelar pula
Memakai keris serta mahkota

Nakhoda tegak di depan rumah
Permaisuri lalu dipapah
Encik dayang mengiring pula
Pengantin tegak bersanding pula

Wahai encik dan puan-puan
Silahkan masuk para undangan
Silahkan duduk di dalam ruangan
Ambillah nasi silahkan makan

Tepuk anak Melayu asli
Selesai ditepuk mengangkat sembah
Memberi tepuk kemarahan hati
Memohon maaf kepada Allah

Bukan lebah sembarang lebah
Lebah bersarang di rumpun buloh
Bukan sembah sembarang sembah
Sembah menyusun jari sepuluh

Cantik kembang bunga melati
Tumbuh sebatang di tengah kota
Patah tumbuh hilang berganti
Adat pusaka terpelihara juga

Sedikit lagi patik bertitah
Pesan patik jadikan petuah
Mari laksanakan program pemerintah
Tak usah banyak-banyak, due cukuplah

Akhirulkalam saye ucapkan
Sampai di sini saye sudahan
Terima kasih atas perhatian
Mohon maaf atas segala kesalahan

(Jauhari pada Perkawinan Masbah dengan Amaliah dalam Dedi Iswanto. Surat Kapal Masyarakat Melayu Indragiri)

(Sumber: yfitriana.blogspot.com)

Contoh 3:

Assalamu’alaikum saye ucapkan
Hadirin dan hadirat para undangan
Ibu dan Bapak keluarga dan tuan
Riwayatnya kisah juragan heriyan

Bismillah itu permukaan kalam
dengan nama Allah khalikul alam
Melimpahkan rahmat siang dan malam
Kepada mukmin dan makhluk alam

Marilah terlebih dahulu kita panjatkan
Puja dan puji kepada Tuhan
yang Telah banyak memberi kenikmatan
Kepada semua wahai insan sekalian

Beiring salawat dan salam kita sampaikan
Kepada Nabi Muhammad Nabi junjungan
yang telah membawa kita dari alam kebatilan
Menuju alam yang penuh ilmu pengetahuan

Masuklah kisah kepada juragan
Orangnya gagah beserta tampan
Mencari pertama sangat handalan
Anak dari Encik Burhan yang jadi idaman

Encik Heriyan name nakhoda
Wajahnya tampan sangat perkasa
Lemah lembut budi bahasa
Dalam pergaulan sangat disuka

Reniwati si cantik jelita
Ramah tamah budi bahasa
Anak kesayangan ayah dan bunda
Sebuah hati pelipur lara

Cik Reni tak ketentuan lonjak
Kepada ayahandanya dia mendesak
Reni bilang si anu nak jumpa uwak
Lawan cakap coba dibawa

Encik Reni Burhan dan Sihar (paman pihak laki-laki) yang ramah
Suami istri yang bijaksana
Sadar dan maklum keadaan anaknya
Diajak keluarga untuk bercengkerama

Pada hari yang telah ditetapkan
Datanglah paman untuk menanyakan
Siapa punya gadis idaman
Si ujang mendesak nak minta kawan

Dalam perundingan di waktu itu
Kedua belah pihak sangat setuju
Diantar tanda beserta kelambu
Si gadis ketawa tersipu-sipu

Bersiap-siaplah kedua belah pihak
Baik pihak perempuan maupun laki-laki
Peralatan semua harus dilengkapi
Undangan ditebar di sana sini

Encik Ijul bertugas sebagai kelasi
Urusannya khusus tali-temali
Begitu kapal rapat ke tepi
Tali diikat ke batang keladi

Seorang lagi kakaknya pula
Encik Hani si tukang masak
Kerjanya pantas dan cepat
Ikan digoreng periuk pun masak

Encik Mion muda orangnya
Dialah konon menjadi senang
Mukanya lembut kumis melintang
Salah sedikit di menendang

Encik Rusli urusannya ke tengah ke tepi
Segala kerja dialah ahli
Kalau terlambat minum kopi
Hidangan sejuk mata berapi

Encik Buyung orang yang bijak
Dialah konon si tukang masak
Belum bekerja gaji dipintak
Maklumlah pulak kelakuan budak

Encik Atik orangnya berada
Semua orang suka dia
Segala macam dia punya
Tempat meminjam yang tak ada

Encik Nahar urusannya lampu
Kalau kerja tak ingat waktu
Orang dirumah menungu-nunggu
Rupanya Nahar asyik melagu

Encik Abas si tukang minyak
Kerja rajin cerita tak banyak
Kalau badannya lah letak
Dia kerja sambil merangkak

Encik Simas orangnya manis
Memang dia ahli menumis
Walaupun pedas buatannya laris
Sambil makan hidung pun menenes (berair)

Sibuk juga orang di dapo
Ada pula membentang tiko
Kaki sasomotan di lama bersimpo
Angkat lutut lalu belunjo

Merapatlah kapal dengan segera
Jangkar dibuka bertahan pula
Juragan dipimpin pengawal pribadinya
Untuk menuju ke halaman permata

Didekatkanlah dia berdua
Sampailah dia ke barak tangga
Selawat dan salam dikumandangkan pula
Beras dan kunyit ditaburkan serta

Masuklah dia berdua ke dalam istana
Langsung menuju ke kursi pelaminannya
Bersandinglah duduk dia berdua
Seperti pinang di belah dua

Usailah dia berdua di dalam pesta
Akad nikahnya sudah berlangsung pule
Resmilah sudah hubungan dia
Jalinlah rumah tangga hidup bahagia

Wahai Heriyan ingatlah pesan pemerintah
Mempunyai anak cukuplah dua
Lingkaran biru jadi langganan pula
Mudah-mudahan hidup selalu bahagia

Kami berdoa kepada yang maha kuase
Agar engkau berdua hidup bahagia
Dikarunia anak yang sangat berguna
Berbakti kepada orang tua, nusa dan bangsa

Kasih dan sayang suami isteri
Membuat rumah tetap berseri
Jauhkn rasa mementingkan diri
Gelisah hilang bencana pun lari

Sebelum surat kapal kami tamatkan
Kedua pengantin saya harapkan
Kalau ingin hidup dalam kebahagiaan
Lima waktu jangan tinggalkan

Kami sudahi di sini dulu
Lain kali kita bertemu
Mana yang kena jangan mengaru
Kawan Cuma tukang melagu

Wassalamu’alaikum saya ucapkan
Kepada hadirin serta undangan
Terima kasih atas perhatian
Mohon maaf atas kesalahan

(Sumber: Desi Zulinarti/eci-muachpinky.blogspot.com)

Baca juga:
* Berkunjung ke Air Terjun di Kuantan Singingi Riau

Demikian Syair Surat Kapal, kebudayaan turun temurun yang menjadi kebanggaan masyarakat Indragiri Provinsi Riau. Semoga bermanfaat.

Sumber: https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/ditwdb/karya-sastra-masyarakata-melayu-indragiri-syair-surat-

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here