Sumber Foto : kompas.com

Sobat Genpi, berbicara tentang perkembangan industri digital khususnya animasi di Indonesia memang tengah melejit. Sebut saja film animasi produksi anak negeri seperti Battle of Surabaya (2015), Surat untuk Jakarta (2016), Si Juki The Movie: Panitia Hari Akhir (2017), Knight Kris (2017), dan Riki Rhino (2020) yang berhasil meraih berbagai penghargaan bergengsi. Tetapi, dari keseluruhan daftar nama film animasi tersebut yang paling membuat penasaran adalah kisah tentang hiruk pikuk kehidupan metropolitan Jakarta, film animasi Surat untuk Jakarta.

Sebagai seorang yang tinggal di perkotaan, sepertinya film animasi Surat untuk Jakarta sangat cocok ditonton karena bisa mewakili atau istilah kerennya ‘relate’ dengan suasana penduduk kota metropolitan yang tak bisa lepas dari permasalahan kemacetan, belum lagi kehidupan pekerja yang sudah sibuk sedari subuh hingga malam tiba.

Film animasi Surat untuk Jakarta merupakan salah satu karya animasi hasil besutan rumah produksi Pijaru dengan kolaborasi 3 sutradara andal: Andre Sugianto, Aditya Prabaswara, dan Ardhira Anugrah Putra. Walau diproduksi pada 2016 silam, film tersebut tetap terlihat menarik untuk ditonton. Lalu, bagaimana latar belakang terciptanya film animasi berdurasi tak lebih dari dua menit itu?

“Surat untuk Jakarta itu semacam kode, gambaran kita, respons tentang Jakarta. Sebagian besar dari kita tinggal di sini, hidup cari makan di sini. Jadi, ini adalah interpretasi kami tentang Jakarta. Bagaimana kami lihat dan kita rasakan tentang Jakarta. Kita buat ini untuk ulang tahun Jakarta, untuk kado. Lalu kami bikin ini. Kami buat Surat untuk Jakarta, bentuknya animasi,” ujar Jerry Hadiprojo, produser eksekutif film animasi Surat untuk Jakarta, dilansir Kompas.com Sabtu (10/10/2020).

Kalau Sobat Genpi perhatikan seksama, nyaris tidak ada karakter utama yang bermain dalam film animasi tersebut, ketiga sutradara hanya memanfaatkan suasana kota Jakarta dan segala hiruk pikuk di dalamnya sebagai sebuah karakter. Tak ketinggalan, film animasi Surat untuk Jakarta dikemas dengan menyelipkan kritik sosial terhadap Jakarta dan pesan – pesan sarat akan makna bagi yang menonton.

“Tokohnya itu ya Jakarta itu sendiri, momen – momen itu yang kita gambarkan, kita nggak main karakter. Sedikit banyak ada, karena di situ ada kemacetan, ya orang yang tinggal di Jakarta macet itu kan tetap saja menjadi problem, itu kami gambarkan di situ, ” ucap Jerry, dilansir Kompas.com Sabtu (10/10/2020).

Dengan keunikan yang ada ditambah tampilan grafis yang tak kalah menarik, film ini pantas sebagai juara dalam berbagai ajang penghargaan khususnya kategori film animasi. Pasalnya, dalam gelaran Festival Film Indonesia (FFI) 2016, Surat untuk Jakarta berhasil bersaing dari beberapa rivalnya seperti ANG, Adit Sopo Jarwo: Eyang Datang Semua Datang, Adit Sopo Jarwo: Festival Perahu Kertas Berlayar Tanpa Batas, dan Reform. Terlebih pada 25 September 2016 lalu, film ini juga dinobatkan sebagai “Best Picture” dalam acara HelloFest 2016.

Daripada Sobat Genpi tambah penasaran dengan film animasi Surat untuk Jakarta, jangan khawatir! Kamu bisa menontonnya melalui kanal YouTube Pijaru dengan judul Surat Untuk Jakarta (Film Animasi Terbaik Festival Film Indonesia 2016). Walaupun telah diunggah beberapa tahun lalu, unggahan film animasi ini telah menyedot lebih dari 200.000 kali tayang dengan animo penonton yang hingga kini masih mengapresiasi film karya anak bangsa tersebut.

Semoga saja dengan suksesnya film animasi Surat Untuk Jakarta, bisa menjadi awal mula dilakukannya tongkat estafet terhadap generasi sineas maupun animator selanjutnya yang nantinya dapat membanggakan Indonesia sekaligus mengangkat kearifan lokal dengan cara yang kreatif. Salam kreatif, Sobat Genpi!

Sumber:

https://entertainment.kompas.com/read/2016/10/16/133629810/.surat.untuk.jakarta.animasi.kehidupan.ibu.kota?page=all.

Ditulis oleh Lukman Hakim, Prodi Ilmu Komunikasi, Universitas Ahmad Dahlan, Program Internship Genpinas tahun 2020.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here