Daftar Isi
Warga Lampung pastinya tidak asing dengan kata “Nyeruit”. Nyeruit merupakan tradisi menarik yang dipunyai oleh masyarakat Lampung. “Nyeruit” merupakan sebutan masyarakat saat menyantap bersama-sama sambal seruit.
Proses menyantap inilah yang unik dari nyeruit. Masyarakat Lampung yang pada dasarnya senang berkumpul dan bersilaturahmi, memanfaatkan seruit sebagai makanan yang disantap saat berkumpul bersama-sama.
Memakan seruit tidak terasa nikmat jika dilakukan sendirian dengan rasa seruitnya yang “ramai” pedas, asam, asin.
Tentang Seruit
Seruit adalah makanan wajib yang biasanya hadir di acara-acara adat, pesta maupun momen-momen berkumpul bareng keluarga.
Santapan ini terdiri dari olahan sambal pedas yang berbahan dasar cabai, mangga, terasi, ikan bakar, tempoyak (fermentasi durian). Lalu ditambahkan ikan bakar yang sebelumnya hidup di air tawar. Kemudian terong bakar yang disatukan dalam sambal.
Sebelum dihidangkan, bahan-bahan tersebut harus tercampur rata.
Untuk mencampur bahan-bahan ini pun ada cara khususnya, yaitu keluarga yang paling tua yang mempunyai kesempatan untuk mencampurkan semua olahan sambal hingga kalis.
Anggota keluarga yang paling tua mencampurkannya dengan menggunakan jari-jarinya sebagai bentuk pemberian rasa hormat terhadap orang tua.
Selain itu, tradisi ini juga dipercaya dapat membangun kerukunan dan persaudaraan satu sama lain dikarenakan keluarga akan saling bercengkrama saat menikmati makanan khas satu ini.
Tiga Jenis Sambal
Ada 3 jenis sambal yang biasa digunakan untuk bersantap seruit, Terasi, Mangga, dan Tempoyak. Tiga jenis sambal ini tidak boleh tertinggal jika sedang menyantap seruit. Sambal terasi ialah campuran dari cabe merah, cabe rawit, garam, dan terasi bakar.
Sambal tempoyak memiliki bau khas durian, karena berasal dari durian yang sudah difermentasi diberi garam dan cabai.
Sedangkan sambal mangga terbuat dari irisan buah mangga segar yang dipadukan dengan cabai yang pedas.
Alat Makan
Untuk melakukan nyeruit tidak harus menggunakan alat makan seperti sendok, garpu, pisau, piring.
Juga tidak membutuhkan duduk di atas kursi dan makanan tidak dihidangkan di atas meja.
Karena nyeruit umumnya dilakukan hanya menggunakan piring tanpa sendok garpu, bahkan orang dahulu memakan seruit secara bersama dengan berwadahkan daun pisang dan satu wadah kuningan atau mangkuk berukuran besar.
Waktu Nyeruit
Seruit sendiri sering kali disajikan saat berkumpul bersama keluarga besar, namun tak jarang juga disajikan dalam acara sakral lainnya, seperti pernikahan.
Penulis: Adithia Risma Rara Putri, Universitas Brawijaya, Peserta Magang GenPinas 2021