awal mula sejarah Festival Tanjung Waja Kepulauan Sula 4
Bagaimana awal mula/sejarah berlangsungnya Festival Tanjung Waja di Kepulauan Sula? Yuk simak artikel ini. (Foto: ist)

Festival Tanjung Waja – Kepulauan Sula adalah salah satu kabupaten di Provinsi Maluku Utara. Terbentuk tahun 2003, kabupaten ini beribukota di Sanana. Kepulauan Sula memiliki begitu banyak potensi di sektor pariwisata. Salah satunya adalah berupa festival budaya.

Festival Tanjung Waka (FTW) adalah sebuah pesta rakyat yang diinisiasi oleh warga Desa Fatkhayoun, Kecamatan Sulabesi Timur, Kabupaten Kepulauan Sula, Maluku Utara.

Sebuah festival yang berbasis komunitas (community-based) yang ingin mewujudkan iklim kondusif sektor pariwisata Kabupaten Kepulauan Sula dan pariwisata Provinsi Maluku Utara.

Baca juga:
* Pesona Pantai Fatkauyon di Kepulauan Sula, Maluku Utara

Sejarah Festival Tanjung Waka

awal mula sejarah Festival Tanjung Waja Kepulauan Sula 1
(Foto: ist)

Bagaimana festival ini bisa terlaksana? Siapa yang menginisiasi dan melaksanakannya pertama kali?

Ternyata festival yang berhasil masuk Khrisma Event Nusantara (KEN) 2021 ini dimulai dari beberapa tokoh pemuda di desa Fatkauyon. Festival ini lahir di tahun 2015 sebagai bentuk kepedulian warga desa untuk terus mengembangkan dan mempromosikan potensi Pariwisata yang ada di Kabupaten Kepulaun Sula.

Dilaksanakan di Tanjung Waka di desa Fatkauyon, karena memiliki potensi wisata yang luar biasa. Desa ini memiliki pantai berpasir putih sepanjang 7 kilometer yang menjadi habitat penyu hijau (Chelonia mydas).

Dengan penuh semangat, para pemuda di desa bergotong royong bahu membahu. Menyiapkan berbagai keperluan penyelenggaraan untuk kesuksesan Festival Tanjung Waka.

Menggambarkan partisipasi dan dukungan masyarakat yang luar biasa. Murni dilaksanakan secara swadaya dan swadana oleh masyarakat setempat.

Salah satu penggagas Festival Tanjung Waka adalah Ko Roy. Kepada redaksi genpi.id ia menceritakan, sebenarnya festival ini berawal dari kunjungan wisatawan mancanegara ke Kepulauan Sula. Mereka berjumlah 12 orang yang berasal dari Amerika Serikat.

“Dari kunjungan mereka inilah kami berpikiran untuk membuat sebuah acara kecil untuk menyambut wisatawan mancanegara”. Ko Roy mengungkapkan awal mula/ide festival.

“Masyarakat sangat antusias dan bersemangat menyambut rencana ini. Lalu saya bersama masyarakat secara mencari dana untuk melaksanakan event ini. Setelah dana terkumpul dan merasa sudah cukup, kami memanfaatkan media sosial untuk promosi. Ternyata sangat berdampak besar.” Ia berkisah.

Hasilnya tanpa diduga, ribuan wisatawan lokal pun membludak. Ingin menyaksikan acara yang berangkat dari ide warga dan dilaksanakan secara swadana dan swadaya.

FTW dari Tahun ke Tahun

awal mula sejarah Festival Tanjung Waja Kepulauan Sula 3
Desa Fatkauyon memiliki pantai yang indah. (Foto: ist)

Mengikuti jejak gelaran pertama, Festival Tanjung Waka 2016 pun menuai kesuksesan. Terlihat adanya peningkatan jumlah angka kunjungan wisatawan lokal maupun mancanegara dari tahun sebelumnya.

Dua kali sukses, bukan berarti festival ini tidak menjumpai kendala. Rencana perhelatan ketiga tahun 2017 berujung pada tidak diadakannya festival. Karena di tahun 2017 tersebut panitia tidak berhasil mengumpulkan dana.

Menggunakan dana dari masyarakat (swadana), Festival Tanjung Waka 2018 berhasil digelar kembali. Bersamaan dengan acara festival, Generasi Pesona Indonesia Kepulauan Sula dideklarasikan oleh Bupati Kepulauan Sula saat itu.

Dan hebatnya lagi, FTW 2018 berhasil mendatangkan wisatawan lokal sebanyak 5.000 orang. Demikian berkat kerja keras bersama antara panitia desa dan berbagai komunitas. Baik komunitas yang ada di kabupaten, provinsi, dan nasional.

Masyarakat desa sadar akan pentingnya promosi wisata, khususnya promosi kegiatanfestival. Karena masyarakat Desa Fatkauyon ingin desanya lebih dikenal oleh masyarakat luas.

Genpi Maluku Utara saat itu pun terlibat, Membantu produksi konten-konten promosi dan juga secara langsung membantu pelaksanaan teknis di lapangan. Serta mendokumentasikan setiap rangkaian kegiatan FTW.

Seiring berjalannya waktu, FTW semakin berkembang dan memberikan kontribusi positif bagi pariwisata Kabupaten Kepulaun Sula. Terbukti dengan meningkatnya kunjungan wisatawan ke Kabupaten Kepulauan Sula.

Kesuksesan pelaksanaan FTW mendapat perhatian dari Pemerintah Kabupaten Kepsul. Hingga pada akhirnya Pemkab Kepsul mengambil alih pelaksanaan FTW di tahun 2019. Yaitu melalui Dinas Pariwisata Kabupaten Kepsul. Sehingga pembiayaan FTW 2019 pun ditanggung oleh APBD Kabupaten Kepsul.

Dengan semangat kolaborasi, Dispar Kepsul mengajak serta masyarakat Desa Fatkauyon dan beberapa komunitas, untuk terlibat. Sehingga membuat festival kampung ini menjadi semakin berkelas. Dan masuk dalam daftar 10 Festival terbaik di Maluku Utara.

Konten-konten acaranya pun semakin kreatif dan inovatif. Sehingga bisa mendatangkan sekitar 8.000 wisatawan lokal. Mereka hadir meramaikan dan menikmati serunya rangkain acara festival yang berlangsung di pantai pasir putih Tanjung Waka.

Tahun 2017 gagal dilaksanakan karena tidak ada dana, di tahun 2020 kembali gagal karena adanya pandemi covid-19.

Namun walaupun batal dilaksanakan, gelaran festival ini semakin eksis sebagai salah satu festival terbaik di Maluku Utara. Bahkan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI menganggap festival ini layak masuk dalam Kharisma Event Nusantara 2021 (KEN 2021).

Sebuah keberuntungan bagi Dinas Pariwisata Kepulauan Sula (Kepsul). Walaupun masih dalam masa pandemi, festival kebanggan masyarakat Sula ini bisa masuk dalam daftar KEN 2021.

Berbarengan dengan Festival Teluk Jailolo dan Festival Tidore. Minus Festival Morotai 2021 yang batal dilaksanakan karena alasan menerapkan PSPB di Kabupaten Pulau Morotai.

“Alhamdulillah, tim kreatif Dinas Pariwisata Kabupaten Kepsul berhasil dengan baik mempresentasikan FTW dihadapan para kurator KEN 2021. Dan hasilnya FTW berhasil masuk dalam Kharisma Event Nusantara (KEN) 2021.” Ujar Drakel yang juga merupakan salah satu penggagas FTW.

Tidak semua event festival di Indonesia bisa lolos dan masuk Kharisma Event Nusantara 2021. Ada persyaratan ketat untuk bisa lolos KEN 2021.

Kriteria penilaian tim kurator antara lain; aspek kreativitas berbasis teknologi digital dan inovasi (digital 4.0). Lalu aspek kolaborasi berbasis potensi lokal (local wisdom) dan pemberdayaan masyarakat (empowering). Dan aspek ketiga adalah adaptasi yang berbasis protokol CHSE.

Festival Tanjung Waka 2021

Festival Tanjung Waja 2021 Kepulauan Sula

Rencananya, Festival Tanjung Waka 2021 akan digelar di bulan Oktober 2021 mendatang. Semoga pelaksanaan FTW 2021 dapat berjalan lacar sesuai dengan rencana dan harapan.” Drakel berharap.

Ketua Generasi Pesona Indonesia (GenPi) Kepulauan Sula, Iksan Buamona menambahkan, GenPI Kepsul selalu terlibat dalam kegiatan FTW.

“Festival ini adalah asli hajatan masyarakat desa Fatkauyon yang sudah eksis selama 5 tahun terahir. Dari awal proses FTW sampai masuk KEN 2021 Kemenparkraf, Genpi Kepulauan Sula terlibat dan membantu berlangsungnya festival. Kami Genpi Sula sangat paham kondisi festival hingga saat ini”. Kata pria yang biasa disapa Canox ini.

Festival Tanjung Waka, menurut Canox, adalah milik rakyat Fatkauyon. Pemda harusnya tetap melibatkan masyarakat Fatkauyon dalam kegiatan festival.

“Genpi Sula akan selalu bersama masyarakat Fatkauyon. Siap membantu dan mendukung suksesnya pelaksanaan FTW 2021. Genpi Sula siap Gas ful!. Pungkasnya dengan penuh semangat.

Baca juga:
* Festival Maksaira 2019 Bangkitkan Budaya Leluhur Kepulauan Sula

Semangat Kolaborasi

Semoga FTW ini selalu sukses dan menjadi semakin besar ya dari tahun ke tahun. Bukan menjadi festival yang hanya sekadar seremoni. Namun menjadi sebuah festival yang bisa mengangkat pariwisata Kabupaten Kepulauan Sula dan pariwisata Provinsi Maluku Utara.

Dan semoga FTW selalu memiliki semangat kolaborasi semua pihak. Baik Pemkab Kabupaten Kepulauan Sula melalui Dinas Pariwisat Kepsul, juga masyarakat Desa Fatkauyon, dibantu oleh berbagai komunitas yang pedulu dengan pariwisata Kepsul.

Sukses untuk Festival Tanjung Waka 2021 di Desa Fatkauyon, Kecamatan Sulabesi Timur, Kabupaten Kepulauan Sula, Maluku Utara. Sukses juga untuk pelaksanaan tahun-tahun berikutnya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here