Sumber Foto : https://tirto.id

Kisah asmara bercampur cita-cita, barangkali inilah inti dari film terbaru Malik dan Elsa. Film yang diangkat dari novel karya Boy Candry dengan nama yang sama ini dikenal luas oleh banyak pembaca novel, oleh karena itu akhirnya dibuat film yang mengambil gambar dari tahun lalu. Meski tidak tayang di bioskop, setidaknya pembaca novel Malik dan Elsa sudah bisa menontonnya secara online mulai 9 Oktober 2020.

Sebuah kisah cinta yang sederhana namun penuh makna. Sinopsis Malik dan Elsa mengikuti kisah seorang pemuda asing bernama Malik (Endy Arfian) yang berhasil menempuh pendidikan di Universitas Negeri Padang. Malik berasal dari keluarga miskin. Tak hanya itu, banyak sindiran dari para tetangga yang mendorong Malik untuk mengangkat martabat keluarganya.

Malik akhirnya bisa belajar di Padang dengan bekerja sebagai buruh lepas di pasar. Nah, di kampus, Malik bertemu dengan Elsa (Salshabilla Adriani), teman sekelas yang langsung menarik perhatiannya sejak hari pertama kuliah. Malik mungkin mendekati Elsa pada hari pertama mereka bertemu.

Mereka menjadi dekat sejak saat itu. Elsa adalah wanita asli Minang yang lahir dari keluarga kaya raya. Selain itu, keluarganya cukup protektif untuk menghentikan Elsa menghabiskan waktu. Hingga akhirnya konflik pecah ketika orang tua Elsa melarang anaknya berada di dekat Malik.

Padahal, film ini memiliki cerita yang agak rumit jika dideskripsikan dari awal film. Misalnya, bagaimana Elsa jatuh cinta pada Malik dan bagaimana Malik meyakinkan Elsa bahwa dia berasal dari keluarga yang tidak punya siapa-siapa. Atau tentang reuni Malik dengan keluarga Elsa yang pastinya akan membuat senang penontonnya.

Tidaklah mudah untuk mengumpulkan keseluruhan cerita tanpa celah. Ada beberapa adegan dalam film Malik dan Elsa yang terkesan kurang berhubungan dengan adegan lainnya. Salah satunya saat Elsa bertemu Malik di pasar. Malik bertanya bagaimana Elsa tahu di mana dia berada di pasar. Elsa menjawab bahwa dia mengenalnya dari Lubis, teman wisma Malik. Namun pada adegan berikut ini terdapat adegan dimana Lubis dan Elsa baru saja bertemu dan baru dikenalkan oleh Malik. Hmm.

Selain itu, deret waktunya cukup ambigu. Awalnya mereka bertemu karena Elsa dianggap kalah taruhan dan harus merawat Malik selama seminggu. Mereka bersama hampir setiap hari dalam minggu ini.

Namun, di hari terakhir, Elsa kebingungan karena orang tuanya tidak mengizinkannya dekat dengan Malik. Seminggu kemudian, orang tua Elsa, teman wisma Malik, dosen filsafat, makelar pasar, dan satpam yang bertugas di dekat rumah Elsa sudah tahu kalau Elsa dan Malik sudah dekat.

Menariknya, saat Lubis membacakan naskah novel karya Malik. Lalu aku mengirimnya diam-diam ke kontes dan ternyata naskahnya menang. Malik menerima beasiswa ke Belanda dan pergi beberapa hari setelah pengumuman itu.

Dilihat dari waktu, perjalanan Malik ke Belanda terjadi hanya beberapa hari setelah perawatan mingguan Elsa berakhir.

Proses perolehan beasiswa oleh Malik hingga penerbangan ke Belanda sangat singkat, mulai dari pendaftaran naskah hingga pemberangkatan pemenang. Apalagi, ia baru memulai studi minggu pertama di Universitas Negeri Padang dan sudah mendapat beasiswa di luar negeri.

Film Malik dan Elsa juga cukup bagus dalam pengambilan gambar. Penonton seolah diajak untuk mengikuti kisah romantis Elsa dan Malik: bagaimana mereka berkeliling kota Padang yang tergambar cukup apik. Film tersebut juga sukses menampilkan pemandangan Kota Padang yang jarang ditayangkan di film-film lain.

Ditulis Oleh Aunur Rahman. Mahasiswa Jurnalistik UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Program Magang Internship Genpinas 2020.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here