Senjata sangat identik dengan peperangan, perkelahian, bahkan pertikaian. Senjata sendiri menurut definisinya dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah alat yang dipakai untuk berkelahi atau berperang (contohnya keris, tombak, dan senapan).

Senjata juga menjadi pegangan yang disimpan di suatu tempat agar kemudian di situasi tertentu dapat dimanfaatkan sebagaimana fungsinya. Namun ketika tidak ada peperangan dan pertikaian, apakah ada fungsi lain dari sebuah senjata? Jawabannya adalah ada.

Baca juga:
* Kujang Senjata Tradisional Masyarakat Sunda

Senjata berkembang dengan pesat dari masa ke masa, dari satu hari ke hari lainnya, dari satu kebutuhan pada kebutuhan lainnya. Senjata modern sangat berbeda dengan senjata tradisional.

Keberadaan Senjata Tradisional memiliki fungsi lain, selain untuk membela diri fungsi lainnya adalah sebagai simbol sosial di suatu daerah.

Daerah Khusus Ibukota () Jakarta yang dikenal juga dengan suku khasnya yaitu Suku Betawi memiliki banyak jenis senjata tradisional.

Mulai dari yang paling terkenal yaitu senjata Golok, Toya, hingga senjata lain yang keberadaannya jarang diketahui khalayak seperti Punta.

Definisi Punta

Senjata ini lebih berfungsi sebagai senjata pusaka yang menjadi simbol strata sosial pada waktu itu, karena senjata tajam ini tidak pernah digunakan untuk bertarung. Di Jawa Barat mungkin dikenal sebagai Kujang, namun Kujang lebih variatif dari segi bentuk dan motif ciung.

Punta adalah senjata tradisional khas masyarakat Betawi atau Jakarta yang berjenis senjata tajam tusuk, memiliki kisaran panjang sekitar 15-20 cm, dibuat dari baja yang dipanaskan lalu ditempa dan dibentuk sesuai dengan bentuknya.

Bentuk Punta amat menyerupai senjata tradisional khas masyarakat Sunda yaitu Kujang.

Namun yang membedakannya adalah ujung dari kedua senjata tersebut. Punta memiliki ujung yang rata sedangkan Kujang runcing serta lebih variatif bentuk dan motifnya.

Keberadaan Punta biasanya tidak digunakan untuk berkelahi dan melindungi diri, namun fungsi utamanya adalah sebagai simbol strata sosial yang ada pada masa itu.

Sejarah Punta

gambar sejarah Punta Betawi - repositori.kemdikbud.go.id
(Sumber: repositori.kemdikbud.go.id)

Punta berasal dari kata DaPunta yang merupakan sebutan para raja pada zaman Salakanagara. Pada zaman dahulu kehadiran senjata tradisional Punta ini sangat spesial, karena kekhususannya untuk strata sosial golongan atas.

Punta hanya dimiliki oleh pedagang-pedagang besar atau saudagar yang kaya raya. Masyarakat biasa tidak bisa memiliki kemampuan sosial pada senjata Punta ini.

Namun saat ini keberadaannya sudah sangat jarang ditemukan, karena saudagar dan pedagang besar sudah tidak lagi menyimpan Punta.

Saat ini Punta hanya menjadi bagian dari sejarah dan bagian dari barang koleksi rumahan bahkan kolektor dari berbagai negara Asia dan dunia sangat tertarik dengan senjata tradisional Punta.

Cara Membuat Punta

Cara membuat senjata tradisional Punta adalah dengan memanaskan bahan utama pembuatan tradisional yaitu baja.

Baja yang sudah dipanaskan akan masuk dalam proses pembentukan dengan ditempa secara terus menerus. Menggunakan peralatan yang lengkap sampai terlihat seperti bentuk yang diinginkan.

Punta menjadi sangat spesial kehadirannya alasannya jarang ada yang melihat senjata tradisional Punta dibuat oleh pengrajin yang sembarangan.

Baca juga:
* Sekelumit Mengenai Badik Lampung

Karena memang Punta adalah kebutuhan khusus orang kaya atau saudagar di Betawi pada saat itu.

Penulis: Hazmi Fathan Kariema, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Peserta Magang GenPinas 2021

1 COMMENT

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here