Taman Bumi Geopark Maros Pangkep Sulawesi Selatan - @firdausamin07
Pengusulan kawasan Maros Pangkep sebagai warisan dunia sejatinya telah direncanakan sejak awal tahun 2000. Namun menurut situs UNESCO, baru pada tanggal 6 Oktober 2009 kawasan tersebut terdaftar sebagai calon warisan dunia kategori natural. (Foto: @firdausamin07)

Nama Karst Maros–Pangkep di Sulawesi Selatan tentunya sudah tidak asing lagi ditelinga para traveler, khususnya para caver. Kawasan ini diselimuti oleh perbukitan kapur yang menjulang tinggi serta tebing yang cukup menantang adrenalin.

Tak seperti kawasan karst lain yang umumnya bukitnya berbentuk kerucut (concicall Hill), perbukitan di Karst Maros – Pangkep justru berbentuk menara. Sehingga, kawasan Geopark Maros Pangkep dikenal juga dengan istilah tower karst.

Baca juga:
* Appalettek Ballak, Tradisi Memindahkan Rumah di Sulawesi Selatan

Memiliki luas 43.750 hektar, Geopark Maros Pangkep ternyata menyandang gelar sebagai ‘hutan batu’ karst terluas kedua di dunia setelah China, loh!

Secara rinci, 20.000 hektare Karst Maros – Pangkep merupakan area pertambangan. Sementara, 23.750 hektar lainnya merupakan area konservasi Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung.

Tidak hanya menawarkan keindahan alam, Geopark Maros Pangkep juga menawarkan sejumlah nilai ilmiah dan budaya untuk dijelajahi. Diketahui, kawasan karst ini memiliki sekitar 268 gua berstalaktit dan stalakmit, 89 di antaranya adalah gua prasejarah. Beragam jenis flora dan fauna endemik juga banyak ditemukan di kawasan ini.

Potensi Geopark Maros Pangkep

Meskipun telah banyak dilakukan penelitian di geopark ini, akan tetapi belum semua potensi terungkap. Lantas, apa saja sih potensi yang ada di sini? Yuk simak!

Potensi Speleologi

Taman Bumi Geopark Maros Pangkep Sulawesi Selatan - okezone.com
Leang Putte mendapat predikat sebagai gua vertikal dengan single pitch terdalam di Indonesia, bahkan Asia Tenggara. Kedalaman gua in mencapai 270 meter dengan mulut gua sekitar 50 – 80 meter. (Sumber foto: okezone.com)

Speleologi merupakan studi ilmiah mengenai gua dan karakteristiknya, termasuk proses pembuatannya (speleogenesis). Sebagai daerah karst dengan permukaan batu gamping, air hujan akan langsung terserap kedalam rongga-rongga dan mengalir di bawah permukaan tanah.

Aliran sungai bawah tanah inilah yang berperan sebagai pelarut pembentuk gua-gua.

Taman Bumi Geopark Maros Pangkep Sulawesi Selatan - @faisal_ical278 via @geoparkmarospangkep
(Foto: @faisal_ical278 via @geoparkmarospangkep)

Taman Bumi Maros – Pangkep memiliki gua terdalam dengan kedalaman 270 meter berbentuk sumur tunggal di Leang Leaputte. Sementara gua terpanjang di kawasan tersebut, yakni Salukkan Kallang, mencapai 2.700 meter.

Kemudian, pada tahun 2001 tim ekspedisi Prancis berhasil menemukan gua sepanjang 12 kilometer di daerah Balocci. Temuan ini menambah daftar kekayaan gua di Maros.

Potensi Geologi

wisata kampung karst rammang rammang maros - @margarethanovembry
(Foto: IG @margarethanovembry)

Ternyata bentang alam Karst Maros – Pangkep telah ditetapkan sebagai kawasan lindung geologi dalam Permen ESDM No. 17/2012.

Tercatat ada 3 (tiga) komponen geologi lingkungan pada Karst Maros – Pangkep. yaitu komponen eksokars, terdiri atas bukit karts, telaga, dolina, uvala, dan polye.

Kemudian ada komponen endokars, yang terdiri atas mata air permanen dan musiman serta gua aktif (basah) dan tidak aktif (kering).

Dan yang terakhir adalah komponen potensi air tanah.

Potensi Arkeologi

Taman Bumi Geopark Maros Pangkep Sulawesi Selatan - klikhijau.com
Pada tahun 2002 Tim Balai Arkeologi Sulawesi Selatan untuk pertama kalinya berhasil menemukan teknologi pertama manusia prasejarah, yakni maros point. Benda tersebut berbentuk lancip dengan sisi bergerigi. (Sumber foto: klikhijau.com)

Seperti diketahui Taman Bumi Maros – Pangkep memiliki ratusan gua tersembunyi. Beberapa di antaranya merupakan gua yang menjadi saksi bisu kehidupan manusia prasejarah.

Lukisan pada dinding gua, sampah dapur, dan cangkang Mollusca dapat ditemukan di setiap gua-gua di kawasan tersebut.

Selain itu, temuan artefak di beberapa gua juga semakin menambah kekayaan arkeologi Maros. Adapun temuan artefak yang paling menarik yakni berupa mata anak panah.

Potensi Keanekaragaman Hayati

Geopark MarosPangkep greeners.co.jpg
Monyet hitam Sulawesi (Macaca nigra) termasuk satwa langka yang dilindungi di Indonesia berdasarkan UU RI No. 5/1990. Populasi monyet ini diperkirakan kurang dari 100.000 ekor. (Sumber foto: greeners.co)

Karst Maros – Pangkep menjadi rumah bagi fauna langka, seperti monyet hitam serta 125 jenis kupu-kupu.

Baca juga:
* Wisata Karst Rammang-Rammang di Maros, Indah dan Fenomenal

Pada rentang 2001 – 2003, LIPI bersama tim peneliti asal Prancis berhasil menambah jenis fauna baru di Maros, di antaranya kepiting gua, kalajengking gua, kumbang gua dan isopoda aquatic.

Selain itu, beragam jenis flora juga bersemayam di kawasan karst ini. Di antaranya bintangur, beringin, enau, nato, hingga kayu hitam Sulawesi.

(Penulis: Anastasia Jessica, Universitas Udayana, Program Magang Genpinas 2022)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here