Ada yang baru pada Minggu, (29/09/2019) pagi di gelaran Pasar Yosomulyo Pelangi (Pasar Payungi),Metro, Lampung. Ada Pojok Organik dan Gerobak Pustaka Payungi.
Buka setiap minggu jam 06.00-11.00, Payungi menyediakan sayuran, beras, madu dan pupuk organik di Pojok Organik. Selain itu Gerobak pustaka disediakan untuk menemani pengunjung menikmati jajanan tradisional sambil membaca buku.
Baca juga:
* Membangun Karya Sendiri, Kreatif dan Konsisten
Dharma Setyawan Penggerak Payungi mengatakan, Gerobak Pustaka ini adalah sumbangan Pak Syachri Ramadhan. Modal 1,5 juta ditalangi Pak Asep Hidayat untuk membuat pengunjung dapat membaca buku sambil menikmati jajanan tradisional.
“Sedangkan pojok organik dbuat untuk berdagang sayuran, pupuk, beras, dan Madu Trigona. Bagi yang mau menitipkan jualannya silakan titip ke kami.” Ujar Dharma.
Dharma membeberkan, dirinya bersama masyarakat percaya kalau terus bergerak kreatif, akan banyak tangan-tangan baik yang akan menyambut. Cepat atau lambat semua ini soal kesabaran dan pola komunikasi.
“Payungi itu akan terus kuat jika warga berdaya mengusahakan semuanya bersama-sama. Suka dan duka dinikmati sambil ngobrol dan ngopi.” Ucapnya sambil bercanda ke genpi.id, Minggu (29/9) siang.
Payungi sendiri setiap minggunya menyediakan wahana flying fox, panahan, lempar pisau, mancing ikan, mewarnai, kampung kelinci dan spot-spot selfie.
“Pengunjung Payungi di bulan September ini naik signifikan. Jajanan bisa habis di sekitar pukul 10.00 pagi. Para pengunjung yang datang di atas 10.00, bisa tidak kebagian makanan.” Jelasnya.
Lebih lanjut, Dharma Setyawan memaparkan bahwa Payungi akan mengembangkan kampung bahasa padi di hari Senin sampai Sabtu. Selain itu Payungi dalam waktu dekat akan membuat sekolah alternatif berbasis komunitas.
Baca juga:
* Kenakan Pakaian Adat Lampung, Ibu-ibu Bhayangkari ini Tampil Memukau
” Pasar Yosomulyo Pelangi (Payungi) akan membentuk sekolah media digital untuk mencetak penggerak ekonomi kreatif di masyarakat. Payungi akan bekerjasama dengan Prodi S-1 Ekonomi Syariah IAIN Metro.” Tutupnya.
Kontributor: Dharma Setyawan