Semarang, kota yang dikenal dengan keragaman masyarakat dan budaya tentu menarik untuk dijelajahi. Jejak multikultur di kota ini salah satunya ada di Pasar Semawis, Pecinan Semarang. Pasar yang buka setiap Jumat, Sabtu, dan Minggu malam ini menyediakan berbagai macam makanan dan minuman. Dalam remang-remang lampu di sepanjang Gang Warung para pedagang dan pengunjung asyik menikmati suasana yang penuh kedamaian. Akhir pekan memang waktu yang sangat pas untuk mengajak teman dan keluarga bersantai sambil bersenda gurau sambil merasakan suguhan keragaman di Pasar Semawis!

Pusat kulineran ini digagas oleh perkumpulan Kopi Semawis (Komunitas Pecinan Semarang untuk Pariwisata). Kawasan Pecinan merupakan cikal bakal Kota Semarang modern. Pasar Semawis berawal dari dilangsungkannya Pasar Imlek Semawis pada tahun 2005, menyusul diresmikannya Tahun Baru Imlek sebagai Hari Libur Nasional di Indonesia. Tentunya, pasar ini sangat bersejarah bagi perjalanan keragaman di Indonesia sendiri.

Sobat Genpi, pengunjung Pasar Semawis bukan hanya dari kalangan Tionghoa, tapi siapapun yang hendak menghabiskan waktu bersama sahabat, pecinta kuliner, pegiat budaya, orang yang cinta akan keragaman. Sungguh indah atmosfer kala malam hari di akhir pekan menjelang.

Oiya Sobat, jangan sampai melewatkan untuk mencicipi kuliner legendaris Kota Semarang yaitu Pisang Plenet dan Jamu Jun.

Pisang Plenet
Penasaran, kok bisa dinamakan ‘plenet’ ya, Sobat? Begini, pisang tersebut dipipihkan sebelum dibakar di atas arang. Wah, unik sekali ya? Aroma dan rasanya sangat khas karena proses pembakaran oleh arang tadi. Pisang Plenet itu akan disajikan bersama aneka macam toping, seperti keju, meses, coklat, matcha, dan masih banyak lagi, Sobat.
Dengan belasan ribu rupiah saja kita sudah dapat menikmati satu porsi Pisang Plenet yang sangat istimewa di lidah ini. Kalian tidak boleh tidak mencoba kuliner ini kalau mampir di Pasar Semawis.

Jamu Jun
Kuliner menyehatkan ini dibuat dari rempah-rempah, tepung beras, tepung, ketan, santan, gula pasir, dan pada akhirnya ditaburi merica. Ya, Sobat tidak salah dengar! Pantas saja, ketika meminum jamu ini, badan akan hangat dan segar. Disebut Jamu Jun karena sebelum disajikan, ia ditempatkan di gentong berukuran kecil (jun). Wah, atau Sobat mengira kalau itu berasal nama orang ya? Jangan tergesa-gesa ketika menikmati minuman ini, rasakan juga rempah-rempah yang begitu sedap.

Masyarakat dari berbagai macam suku bangsa, agama, dan latar belakang disatukan di tempat yang penuh harmoni ini. Di Pasar Semawis ini tua muda berkumpul berburu kuliner, menikmati alunan musik, berdiskusi bersama sahabat, pacaran, hingga meramal nasib! Beberapa tukang becak dan tukang parkir merasan hikmah dengan adanya Pasar Semawis tiap akhir pekan ini. Di sini orang-orang bertukar rezeki berupa kenyamanan, rasa aman, bahagia, santai, dan uang.

Jika bertandang ke Semarang jangan lupa mampir ke Pasar Semawis Pecinan Semarang ya, selain seru atmosfer toleransi dan keberagaman akan Sobat Genpi rasakan.

(Kontributor Lena Sutanti, Universitas Diponegoro Semarang, Program Internship Genpinas tahun 2020)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here