Genpi.id – Gunung Kelimutu memiliki keunikan tersendiri yang berbeda dengan gunung – gunung lainnya. Kelimutu memiliki pesona tiga danau dengan warna yang berbeda. Keindahan pemandangan Gunung Kelimutu pernah menghiasi uang Rp 5.000 pada zaman dahulu. Gunung Kelimutu berlokasi di Desa Pemo, Kecamatan Kelimutu, Kabupaten Ende, Flores, NTT.
Kelimutu berasal dari kata “Keli” yang berarti gunung dan “Mutu” yang berarti mendidih. Gunung yang memiliki ketinggian 1639 mdpl ini memiliki tiga danau yang cantik di puncaknya. Walaupun berada di puncak yang sama, ketiga danau tersebut memiliki warna yang berbeda. Danau Kelimutu memiliki luas kurang lebih 1.050.000 meter persegi dengan volume air 1.292 juta meter kubik. Danau yang paling barat, Tiwu Ata Mbupu (Danau Orang Tua) berwarna biru, sedangkan Tiwu Nuwa Muri Koo Fai (Danau Pemuda dan Perawan Muda) berwarna hijau, dan Tiwu Ata Polo (Bewitched atau Enchanged Lake) berwarna merah. Warna ketiga danau tersebut dapat berubah sesuai dengan aktivitas vulkanik di dalamnya.
Masyarakat setempat mempercayai bahwa Danau Kelimutu adalah tempat keramat yang memberi kesuburan untuk daerah sekitarnya. Danau Kelimutu juga dipercaya sebagai tempat bersemayamnya arwah para leluhur. Setiap tanggal 14 agustus diadakan upacara adat yang disebut Pati Ka Du’a Bapu Ata Mata atau Pati Ka. Upacara adat ini merupakan tradisi masyarakat Lio dengan memberi makan atau sesajen kepada arwah leluhurnya.
Akses menuju Gunung Kelimutu bagi wisatawan luar kota dapat menggunakan pesawat menuju Bandara H. Hasan Aroeboesman (Bandara Kabupaten Ende). Lalu pengunjung dapat melanjutkan perjalanan sekitar 65 km dari Bandara menuju Desa Moni yang merupakan desa dibawah kaki Gunung Kelimutu. Kemudian melanjutkan perjalanan menuju gerbang Taman Nasional Kelimutu yang dapat ditempuh sekitar 15 km dari Desa Moni.
Pendakian menuju puncak Kelimutu sangat curam dan melelahkan. Untuk melepas lelah, pengunjung dapat beristirahat di tugu puncak Kelimutu. Pengunjung dapat melepas lelah sambil melihat pemandangan danau yang indah dan eksotis. Meski perjalanan curam dan sangat melelahkan, gunung ini telah membius para wisatawan lokal hingga mancanegara dengan keindahannya.
Harga tiket masuk kawasan ini dikenakan biaya sebesar Rp 5.000 bagi wisatawan lokal dan Rp 150.000 bagi wisatawan mancanegara. Selain itu ada biaya tambahan untuk parkir sebesar Rp 10.000 untuk mobil dan Rp 5.000 untuk motor.
Artikel ini ditulis oleh Farah Nabila, Universitas Al Azhar Indonesia, Jurusan Broadcasting and New Media, pada Program Magang Genpinas tahun 2020.