Daftar Isi
Gending Gamelan Jawa mengalun, Mengiringi 3 ekor kuda yang berjalan cantik. Kuda itu memakai zirah yang meriah serta pernak – pernik yang mencolok
Dengan kuda itu, ada laki-laki mengikuti sebagai pawang. Pawang memecutkan cambuk ke udara sambil memberikan perintah kepada seekor kuda yang menari-nari.
Kesenian ini dikenal dengan nama “Jaran Kencak”. Dari segi bahasa, Jaran Kencak terdiri dari 2 kata yaitu Jaran dan Kencak. Jaran yang berarti kuda dan Kencak yang berarti menari-nari. Maka bisa diartikan sebuah seni pertunjukan yang menonjolkan hewan atau kuda sebagai penari.

Jaran Kencak adalah sebuah kesenian dari Lumajang, Jawa Timur yang mementaskan kelincahan seekor kuda yang dihias pakaian zirah perang khas Jawa yang tersebar di Probolinggo, Jember, Banyuwangi, Bondowoso dan Tengger. Kesenian serupa adalah Jaran Jenggo di Pantura dan Kuda Renggong di sunda.
Sejarah
Sebelum dikenal dengan nama “Jaran Kencak”, Kesenian ini biasa disebut dengan “Jaran Kepang”
Diceritakan pada tahun 1975 Kabupaten Ponorogo hendak menjalin persaudaraan ke bali. dan sudara Batara Kathong dari kerajaan Majapahit yang mengungsi ke Bali serta membawa berita bahwa kesultanan Mataram terbagi menjadi dua yakni Yogyakarta dan Surakarta.
Namun saat perjalanan masih sampai di Lumajang, kuda yang mengenakan seragam zirah perang seperti di pewayangan untuk dipersembahkan di Bali memberontak kesana kemar. Kuda itu menendang-nendang tiada henti melawan rombongan.
Lalu akhirnya diputuskan bahwa kuda dan beberapa penjaga untuk tetap tinggal di Lumajang untuk menenangkan kuda, sedangkan rombongan tetap melanjutkan ke Bali.
Beberapa penjaga yang tinggal tetap berusaha untuk menenangkan kuda itu. Hingga akhirnya kuda itu tenang. Warga sekitar yang menonton hal tersebut pun merasa terhibur. Maka sejak saat itu lah tercipta sebuah kesenian yang disebut “Jaran Ngepang” atau “Jaran Kepang” yang berarti kuda menendang.
Setelah kemerdekaan Republik Indonesia Jaran Kepang lebih dikenal dengan Jaran Pencak dan menjadi Jaran Kencak yang dikenal hingga saat ini.
Video Youtube: Jaran Kencak
Pertunjukan Jaran Kencak
Masyarakat setempat menganggap Jaran Kencak bukan hanya pertunjukan biasa, namun juga dianggap sebagai simbol status. Dihadirkan pada acara-acara hajatan, menunjukkan kemampuan si empunya hajat. Semakin banyak kuda yang dilibatkan, artinya makin kaya orang tersebut.
Dalam pertunjukan Jaran Kencak, formasi tarian tidak akan berubah meski kuda mengalami penambahan jumlah, kuda atraksi tetap akan ada di paling depan diikuti kuda lainnya yang disebut Temanten. Nah, kuda temanten ini bisa bertambah jumlah. Biaya per ekor kuda yang ditampilkan dalam pertunjukan dibanderol rata-rata Rp. 1 juta.
Kuda-kuda temanten ini adalah pengangkut si pemilik hajat dan keluarganya. Jadi Para pemilik hajat akan menunggangi kuda-kuda tematen.
Sedangkan kuda atraksi yang mendapat pelatihan khusus oleh pawang tidak untuk ditunggangi manusia, Melainkan ia akan bergerak lincah menari-nari sepanjang pertunjukan.
Tapi jangan salah! Untuk mendapatkan kuda yang bisa bergerak lincah menari-nari membutuhkan pelatihan khusus loh! Untuk melatih kuda Bima ini dibutuhkan waktu kira-kira 3 tahun. Pelatihan yang dijalani juga tidak bisa disebut gampang. dan si pawang akan merasa rugi jika dalam masa pelatihan kuda tersebut cedera ataupun mati.
Ingin Menonton Pertunjukan ini?
Selain pada acara-acara khusus, Tiap November-Desember, Lumajang menggelar Festival Jaran Kencak. Lokasi Festival ini sendiri akan digelar di Alun-Alun Kota Lumajang
Gimana? Udah siap berangkat ke Lumajang november nanti?
Penulis: Adithia Risma Rara Putri, Universitas Brawijaya, Peserta Magang GenPinas 2021