Foto: Dok. KemenparekrafDesa Wisata Panglipuran, Bali

Di tengah pandemi COVID-19, beberapa wisatawan memilih pariwisata berbasis alam. Bagi kebanyakan orang juga, berpariwisata di lingkungan alam mampu membuat mereka lebih tenang, melihat indahnya alam bisa membuat pikiran lebih segar.

Maraknya kepadatan di lingkungan kota membuat masyarakat memerlukan tempat yang bisa didatangi untuk melepas penat dari hiruk pikuk kota. Maka dari itu, desa wisata diyakinkan bisa menjadi solusi yang paling baik dalam mempertahankan pariwisata ini.

Sejak tahun 2020, Kemenparekraf telah membuat program untuk memfokuskan dalam pengembangan desa wisata. Dengan adanya program desa wisata, peningkatan ekonomi tidak hanya terjadi di lingkungan perkotaan saja, tetapi juga di pedesaan.

Meskipun program pengembangan desa wisata sudah dilakukan sejak tahun 2017 melalui arahan presiden, tetapi akhir-akhir ini pengembangan desa wisata semakin marak di tahun 2020 hingga tahun 2021 ini. Bertepatan dengan pandemi COVID-19 yang semakin menyebar luas, diperlukan sebuah destinasi wisata yang aman tetapi juga bisa membuat masyarakat bisa menikmati perjalanan wisatanya.

Meskipun hanya “desa”, tetapi kalian tidak perlu khawatir karena pariwisatanya cuman itu-itu saja. Setidaknya, Kemenparekraf telah memberikan beberapa kriteria bagi desa yang hendak membangun desa wisata, di antaranya yang pertama perlu adanya atraksi wisata unggulan. Dengan adanya atraksi wisata unggulan, akan ada ciri khas dari tiap desa dan pasti akan menambah pengalaman bagi para wisatawan.

Kedua, desa wisata pun akan berada dibawah naungan kelembagaan, agar desa wisata bisa tetap berjalan dan terus berkembang, diperlukan kelembagaan yang bisa memantau perkembangan desa wisata ini.

Ketiga, perlu adanya sarana prasarana yang memadai. Tanpa adanya sarana prasarana yang memadai, wisatawan akan kehilangan pengalaman berwisatanya. Bahkan beberapa wisatawan pun akan berfokus akan kelancaran internet. Ada banyak hal-hal kecil mengenai sarana prasarana yang perlu diperhatikan oleh pihak desa wisata.

Keempat, memiliki akomodasi wisata yang mendukung. Seperti kenyamanan homestay yang ada di desa wisata, maupun transportasi yang mungkin akan disediakan oleh pihak desa wisata. Dengan begitu, selain aman, nyaman, para wisatawan pun tidak kebingungan untuk menuju atraksi wisata lainnya di desa tersebut.

Kelima, adanya keterlibatan dengan masyarakat. Pihak dari desa wisata pun perlu memberikan pelatihan berupa promosi yang bagus, sehingga bisa mengajak masyarakat untuk turut hadir dalam desa wisata yang dibangun.

Terakhir, karena sekarang kita berada di era new normal, sektor pariwisata pasti akan fokus terhadap CHSE (Cleanliness, Healthy, Safety, dan Enviroment). Jadi, kalian tidak perlu khawatir jika ingin mengunjungi desa wisata, deh!

Nah, gimana teman-teman? Apakah kalian tertarik untuk mengunjungi desa wisata di daerah kalian? Karena desa wisata sudah banyak sekali tersebar di daerah-daerah. Dengan kalian mengunjungi desa wisata, kalian juga bisa turut membantu mempertahankan sektor pariwisata dan juga ekonomi Indonesia! Tapi, jangan lupa untuk terus perhatikan protokol kesehatan, ya!

Oleh : Antari Isdita, Universitas STIEPAR YAPARI, Kelompok 10 Event and News

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here