Sumber Foto: Merdeka.com

Sobat Genpi tahu kan apa itu daun kelor? Di pikiran kalian pasti keluar ide ‘daun yang mitosnya bisa mengusir makhluk halus.’ Ya tidak salah juga karena mitos yang berkembang di masyarakat seperti itu. Jika diihat lihat, pohon kelor hampir mirip dengan pohon petai cina. Bedanya daun pada pohon kelor lebih lebar dan tidak memanjang seperti petai cina.

Kelor yang memiliki nama latin Moringa Oleifera ini merupakan salah satu tumbuhan yang sering Sobat Genpi lihat. Dianggap sebagai tumbuhan biasa, ternyata daun kelor punya segudang manfaat dalam menyembuhkan penyakit loh! Menurut WHO, daun kelor bisa dimanfaatkan sebagai bahan alami yang murah untuk menambah kesehatan di negara-negara termiskin di dunia. Pohon kelor pun juga digunakan oleh beberapa kelompok etnis asli untuk dijadikan obat atau mencegah lebih dari 300 penyakit (menurut National institue of Health).

Di Nusa Tenggara Timur, pohon kelor bisa Sobat Genpi temukan dengan mudahnya seperti menemukan pohon pisang di Jawa. NTT memang salah satu daerah penghasil kelor terbaik. Jika di Jawa kebanyakan kelor tumbuh sebagai tumbuhan liar, di NTT daun kelor dibudidayakan. Peminat daun kelor dari NTT juga banyak, bahkan sampai dari negara luar seperti Spanyol, Tingkok, dan Jepang. Mereka datang karena tahu manfaat dari daun kelor ini.

Di tangan-tangan kreatif putra putri NTT ini, daun kelor ini diubah bukan hanya menjadi daun kering. Apa saja yang mereka buat sebenarnya? Yuk simak penjelasannya!

1.Kue Lapis Kelor

Di daerah Kupang, NTT, Sobat Genpi bisa menemukan kue lapis berbahan dasar daun kelor ini nih. Cocok untuk oleh-oleh, kue lapis ini bernama ‘La Moringa’. Moringa sendiri diambil dari bahasa latin kelor. Andre Hartanto, sebagai pemilik, membuat camilan sehat ini sebagai diversifikasi oleh-oleh khas Kupang. Untuk variannya tersedia rasa original dengan taburan kenari Alor, cheese moringa, cokelat moringa dan moringa crispy cheese. Harganya pun dibandrol mulai dari Rp 60.000

2.Stik Kelor

Sobat genpi tahu camilan stik kan? Jajanan dari bahan tepung yang dibentuk panjang-panjang ini juga dijadikan kreasi oleh P4S KWT (Kelompok Wanita Tani) Damai yang berlokasi di Desa Noelbaki Kecamatan Kupang. Menggunakan bahan baku daun kelor, Sobat genpi bisa menemukannya di toko oleh-oleh sekitar tempat tersebut. Untuk harganya sendiri dengan ukuran 200 gr dipatok Rp 17.000

3.Keripik Kelor

Untuk camilan satu ini seperti kripik biasa namun campurannya daun kelor. Jika membeli di NTT, saya kurang tahu nih range harganya. Yang pasti keripik kelor (dari Kyaraa) ini menjadi salah satu produk yang dipamerkan di Festival Indonesia oleh KBRI Oslo pada 2019 lalu.

4.Cokleat Kelor

Ini yang patut Sobat Genpi coba juga. Cokelat dengan bahan dasar daun kelor ini warnanya juga hijau loh. Salah satu merk yang terkenal yaitu Timor Moringa menjual camilan coklat ini dengan inovasi rasa. Ada original, coklat kayu manis dan coklat pedas. Dibanderol dengan harga Rp 30.000, coklat ini laris manis bahkan menembus pasar Taiwan.

5.Teh Celup kelor

Dari merk yang sama, Timor Moringa awalnya dikenal karena teh celup kelornya. Teh nya sendiri berasal dari daun kelor yang sudah dikeringkan lalu nanti diseduh. Dihargai Rp 35.000 per bungkusnya, teh ini sudah diekspor sampai ke Timor Leste bahkan sampai Afrika.

Nah itu dia beberapa olahan dari NTT yang berbahan dasar daun kelor. Sebenarnya masih banyak lagi seperti cookies kelor, kembang goyang kelor, puding kelor, ice crime kelor, bahkan ‘campur tangan’ daun kelor ini sampai ke makanan berat jika Sobat Genpi datang langsung ke Kupang. Ide bsinis dengan melihat lingkungan sekitar ini patut menjadi inspirasi. Tertarik mencoba olahan kelor ini?

(Sumber Artikel: travel.kompas.com; kupang.tribunnews.com; merdeka.com; jurnas.com; victorynews.id)

Oleh Diah Ramadhanti Safitri, Prodi Administrasi Bisnis, Universitas Diponegoro pada Program Internship Genpinas 2020.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here