Musik Gambus Saka Ganta Pesawaran
Musik Gambus Saka Ganta asal Pesawaran di Tahura Wan Abdul Rahman, Lampung. (Foto: dok. Genpi Lampung)

Musik Gambus Saka Ganta asal Kabupaten Pesawaran memeriahkan Pasar Tahura yang berada di Tahura Wan Abdurachman, Hanura, Pesawaran, Lampung, Minggu (15/9/2019).

Pada penampilannya kali ini, dua personel Musik Gambus Saka Ganta Ahmad Bahar dan Muhizar YS menghadirkan tembang-tembang Lampung dengan berbagai kisah. Misalnya tentang keindahan alam, kisah percintaan, hingga isu kekinian.

Baca juga:
* Gitar Tunggal Lampung Hanyutkan Pengunjung Festival Kanikan

Ari Dwi Setiawan, Bapak Pasar Tahura mengatakan, Genpi Lampung sengaja menghadirkan Musik Gambus Lampung kardena musik ini sudah sangat ditemui. “Bahkan pemain Musik Gambus Saka Ganta ini bisa dibilang generasi terakhir. Sehingga butuh dikenalkan pada anak muda,” katanya.

Padahal grup musik ini sebelumnya sudah menelurkan beberapa album musik gambus. Namun sayangnya, kata Ari, saat ini personelnya tinggal dua orang saja.

“Karena seharusnya dalam musik gambus itu tak hanya gitar gambus saja, tapi ada pemain instrumen lainnya. Sehingga musiknya menjadi satu kesatuan,” ujarnya.

Selain menghadirkan musik gambus, seperti biasa Pasar Tahura menghadirkan berbagai kuliner rakyat, mulai dari tradisional hingga yang kekinian. Misalnya tersedia buras, opak, pecel, pisang krispy, es dugan, es pisang hijau, dan menu lainnya.

Ketua Umum Genpi Lampung Dito Dwi Novrizal mengatakan, pihaknya berusaha tetap meramaikan Pasar Tahura tiap pekannya dengan menghadirkan seni tradisional. “Semoga tiap pekannya bisa kami tampilkan berbagai seni budaya yang ada di Lampung sebagai penampil di Pasar Tahura,” tambahnya.

Baca juga:
* Denting Lampung Suguhkan Musikalisasi Puisi di Festival Kanikan

Denni salah seorang pengunjung dari Langkapura mengatakan, acara yang dihadirkan Genpi Lampung seru. “Apalagi sambil menghadirkan adat budaya Lampung, jadi momen melestarikan budaya yang ada,” katanya.

Apalagi, kata Denni, segmen yang ingin dituju adalah keluarga dan anak muda. “Keluarga bisa mengenalkan pada anaknya dan anak muda bisa mengenal langsung salah satu budaya Lampung. Jadi tujuannya tercapai. Harapannya ini bisa terus berlangsung,” pungkasnya.

Kontributor: Khoerur Rizky

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here