Kabupaten Kutai Kartanegara merupakan daerah yang menyajikan beragam wisata budaya, salah satunya adalah Museum Mulawarman. Tenggarong yang merupakan ibukota Kabupaten Kutai Kartanegara semula memiliki nama ‘Tepian Pandan’, kemudian oleh Sultan Kutai diubah menjadi ‘Tangga Arung’ yang berarti rumah raja. Nah, Tangga Arung ini oleh masyarakat lebih populer disebut Tenggarong.

Kota yang dijuluki Kota Raja ini merupakan tempat Kesultanan Kutai Kartanegara menorehkan catatan sejarah. Sobat Genpi, Museum Mulawarman merupakan destinasi yang wajib kita kunjungi ketika menelusuri Kabupaten Kutai Kartanegara. Penasaran kan, Sobat?

Museum Mulawarman dahulunya merupakan Istana Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura. Museum ini menyimpan berbagai peninggalan bersejarah yang membuka kembali memori mengenai kerajaan Melayu dan kerajaan Hindu tertua di Indonesia.

Museum yang berjarak 40 menit dari Kota Samarinda, ibukota Provinsi Kalimantan Timur ini memiliki bangunan yang megah dan didominasi oleh warna putih. Arsitektur dari museum mengadopsi dari arsitektur tradisional Suku Dayak yang ada di Kutai dan arsitektur kolonial. Yuk, intip koleksi Museum Mulawarman!

Museum Mulawarman terdiri dari dua lantai. Pada lantai bawah terdapat koleksi keramik Cina, sedangkan lantai 2 berisi koleksi yang bercorak kesenian. Di bagian belakang museum terdapat tempat berbelanja suvenir khas Dayak, batu perhiasan, maupun cenderamata lainnya.

Museum Mulawarman memiliki lebih dari 5000 koleksi benda bersejarah yang terbagi dalam berbagai jenis, yaitu koleksi geologi, biologika, etnografika arkeologi, historika, numismatika, filologika, keramologi, seni rupa, dan teknologika.

Patung Lembuswana
Lembuswana yang merupakan lambang Kesultanan Kutai diyakini sebagai kendaraan Batara Guru. Nama lain dari Lembuswana ialah Paksi Liman Janggo Yoksi, yaitu lembu yang bertanduk seperti sapi, bersayap seperti burung, memiliki muka seperti gajah, bertaji dan berkukuh seperti ayam jantan, berkepala raksasa dilengkapi dengan berbagai hiasan menjadikan patung Lembuswana ini indah.

Singgasana
Singgasana dibuat dari kayu, dudukan serta sandarannya diberi lapisan berisi kapuk dan dibungkus kain berwarna kuning. Singgasana merupakan tempat duduk sultan dan permaisuri.Singgasana tersebut dibuat dengan gaya Eropa oleh seorang Belanda bernama Ir. Van der Lube.

Kalung Uncal
Benda ini adalah aksesoris kebesaran Kesultanan Kutai Kartanegara yang digunakan saat penobatan Sultan Kutai menjadi raja dan pada waktu Sultan merayakan kelahiran, serta acara sakral lainnya.

Prasasti Yupa
Prasasti Yupa di sini adalah tiruan dari Yupa asli terdapat di Museum Nasional, Jakarta. Prasasti Yupa adalah prasasti yang ditemukan di Muara Kaman. Ketujuh prasasti yajg ditemukan menandakan dimulainya zaman sejarah di Indonesia serta merupakan bukti tertulis pertama yang ditemukan berupa aksara Pallawa dengan bahasa Sanskerta.

Ulap Doyo
Kain tenun ini merupakan kearifan lokal Suku Dayak Benuaq yang mendiami sebagian wilayah Kalimantan Timur. Ulap Doyo adalah jenis tenun ikat berbahan baku serat daun doyo (Curliglia latifolia). Daun doyo berasal dari tanaman sejenis pandan yang memiliki serat kuat dan tumbuh liar di pedalaman Kalimantan, salah satunya di Kutai Barat.

Sobat Genpi, masih banyak lagi koleksi Museum Mulawarman, misalnya lemari kristal yang berisi seperangkat alat upacara Pangkon Perak, perhiasan, tombak, dan keris; kursi santai sultan, alas kitab suci Alquran dan kursi yang terbuat dari tanduk rusa Siberia maupun lokal yang digunakan untuk mengaji, ukiran-ukiran khas Dayak Kenyah, Benuaq, Punan, Modang, Busang, dan lainnya.

Oiya Sobat, jangan lupa mengunjungi kios-kios cenderamata yang ada di Museum Mulawarman, atau Sobat akan menyesal karena tidak membawa oleh-oleh khas Kalimantan Timur! Sobat juga bisa bersantai sambil menyantap makanan di warung-warung di sana. Wah, jadi tidak sabar mengunjungi Museum Mulawarman dan belajar mengenai sejarah Kesultanan Kutai Kartanegara, ya!

(Ditulis oleh Lena Sutanti, Antropologi Sosial, Universitas Diponegoro, Program Internship Genpinas tahun 2020)

Referensi:
https://www.kutaikartanegara.com/wisata/museum_mulawarman.html
http://www.getborneo.com/menengok-museum-mulawarman/

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here