Sumber Foto : goodnewsfromindonesia

Siapa sih yang tidak mengenal film “Ada Apa dengan Cinta?” ini. Tentunya sobat genpi pasti sudah menonton film tersebut. Film ini mengisahkan kisah percintaan antara Rangga dengan Cinta yang masing-masing diperankan oleh Nicholas Saputra dan Dian Sastrowardoyo. Namun, ternyata film tersebut tidak hanya menceritakan kisah percintaan saja lho.

Selain melihat pertemuan kembali Rangga dan Cinta di Kota Yogyakarta, kita akan diajak berkeliling tempat wisata Jogja yang kemudian ramai kunjungan setelah film itu tayang. Sebut saja Gereja Ayam Bukit Rhema, Sate Klathak Pak Bari, Candi Ratu Boko, dan pertunjukan papermoon puppet.

Tidak bisa dipungkiri jika Film AADC 2 secara tidak langsung turut serta mempromosikan pariwisata, terkhusus Kota Yogyakarta. Berbicara mengenai pertunjukan, salah satu scene dari film tersebut akan diperlihatkan sebuah pertunjukan boneka tanpa suara yang dikenal dengan papermoon puppet.

Lalu apa sih sebenarnya papermoon puppet itu? Papermoon puppet merupakan pertunjukan tater boneka dengan menggabungkan seni pertunjukan dan seni rupa. Papermoon puppet theatre merupakan komunitas yang menyelenggarakan pertunjukan tersebut. Komunitas teater modern itu berdiri pada tahun 2006 di Yogyakarta yang didirikan Maria Tri Sulistyani dan Iwan Effendi.

Menurut artinya, papermoon berarti kertas bulan. Terkesan sederhana tetapi Ria ingin membuat sesuatu yang istimewa dari bahan sederhana. Sesuai namanya, bulan sebagai sesuatu istimewa yang dapat dibuat dari kertas. Memang bahan yang digunakan cukup sederhana yang terdiri dari kertas, isolasi kertas, dan bambu atau rotan. Hingga akhirnya, Ria bertemu dengan orang Jerman dan Australia yang menggelar pertunjukan teater boneka untuk orang dewasa. Terinspirasi dari hal tersebut, akhirnya Ria juga menggelar pertunjukan serupa yang dikenal hingga saat ini.

Pada awalnya, papermoon ditujukan sebagai sanggar untuk kegiatan anak-anak di lingkungan sekitar tahun 2006. Pada tahun tersebut juga Yogyakarta sedang dilanda gempa bumi sehingga papermoon sebagai fasilitator hiburan bagi anak-anak terdampak gempa Jogja. Kemudian pada akhir tahun 2007, papermoon berubah nama menjadi papermoon puppet theatre.

Pertunjukan papermoon tidak hanya dipertontonkan di dalam negeri saja lho sobat genpi. Ternyata pertunjukan papermoon sudah Go International dengan menggelar penampilan di beberapa negara, seperti Malaysia, India, Jepang, Amerikan Serikat, Singapura, Inggris, dan Filiphina. Hingga terdapat event internasional yang mengundang pupperters dari berbagai negara untuk datang ke Yogyakarta. Event tersebut dikenal dengan pesta boneka.

Sampai saat ini, papermoon puppet theatre telah menciptakan 20 pertunjukan boneka, pameran, dan instalasi seni visual. Dalam setiap pertunjukannya, papermoon puppet theatre menyajikan cerita dan konsep yang berbeda-beda. Tema yang dibawakan melalui pertunjukan boneka bertemakan lingkungan, sosial, bahkan politik. Wah menarik juga ya!

Sumber:

Mayangsari, Heni & Abdillah, Autar. 2019. “Bentuk Pertunjukan Papermoon Puppet Theatre dalam Cerita Secangkir Kopi dari Playa”. Jurnal Pemikiran Seni Pertunjukan, Vol. 1, No. 13, Hlm. 1—14.

Kontributor Herlambang Eka Persada, Universitas Gadjah Mada, Program internship genpinas tahun 2020, Kelompok 11 Ekonomi Kreatif.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here