Sumber Foto: (https://www.kemenparekraf.go.id)

Tahun ini penyelenggaraan Dieng Culture Festival berbeda dari tahun-tahun sebelumnya lho sobat wisata ! Event yang begitu dinantikan oleh banyak orang ini terpaksa harus diadakan secara virtual mengingat pandemi COVID-19 jmasih berlangsung. Pemerintah setempat tidak mau mengambil risiko dengan mengumpulkan banyak orang. Wah sepertinya sangat disayangkan ya. Tetapi ini juga demi kebaikan kita bersama.

Lalu sebenarnya apa sih sebenarnya yang ada di Dieng Culture Festival itu? Bagi yang belum tahu Dieng Culture Festival merupakan event budaya yang diadakan oleh Pemerintah Kabupaten Banjarnegara. Event ini terdapat berbagai rangkaian kegiatan budaya yang berlangsung di ketinggian 2000 mdpl lho!

Pada awalnya event ini bermula dari ritual masyarakat Dieng yang mencukur rambut gimbal pada anak-anak. Pada tahun 2010, akhirnya terbentuklah Dieng Culture Festival dengan acara puncak pemotongan rambut gimbal.

Berbicara mengenai rambut gimbal, ternyata di Dieng terdapat fenomena unik lho! Fenomena unik itu di mana rambut anak-anak berubah menjadi gimbal. Konon katanya anak yang berambut gimbal titisan dari Kyai Kolodate dan Nini Roro Ronce yang ditugaskan oleh Nyi Roro Kidul menjaga kesejahteraan masyarakat Dieng. Lalu anak-anak tersebut rambutnya mengalami perubahan menjadi gimbal.

Makanya diadakan pencukuran rambut gimbal oleh masyarakat setempat. Rangkaian ritual sendiri diawali dengan arak-arakan keliling kampung lalu menuju kompleks Dharmasala untuk menjamaskan rambut anak-anak gimbal dengan air dari Sendang Sedayu. Setelah dijamaskan, anak-anak itu lalu dibawa masuk ke Candi Arjuna dengan digendong orang tua mereka.

Di area Candi Arjuna, rambut gimbal pada anak-anak kemudian mulai dipotong yang dipimpin oleh tetua adat. Namun, sebelum dipotong rambutnya anak-anak meminta sesuatu yang kudu diwujudkan pada saat itu juga. Rangkaian akhir dari ritual tersebut diakhiri dengan melarung potongan rambut gimbal ke sungai yang menuju Samudra Hindia.

Rangkaian tersebut merupakan prosesi dari ritual potong rambut teman-teman genpi. Namun, rangkaian tersebut bukan satu-satunya kegiatan dari event DCF. Masih terdapat beberapa rangkaian kegiatan DCF lagi, seperti jazz di atas awan, Jalan Sehat Dieng dan Minum Purwaceng, Pagelaran Wayang Kulit Ruwatan, Pagelaran Seni Tradisi, Festival Lampion dan Kembang Api, serta masih banyak kegiatan seru lainnya!

Namun, sangat disayangkan event DCF tidak bisa diselenggarakan seperti biasanya pada tahun ini. Tapi dengan itu juga teman-teman masih dapat melihat DCF secara virtual terutama ritual potong rambutnya. Pasti bakal menyenangkan ya mari kita nantikan!

Sumbe Artikel:
Kusumastuti, R.D.. And Prilantini, A. (2017). Dieng Culture Festival: Media Komunikasi Budaya Mendongkrak Pariwisata Daerah. Jurnal Studi Komunikasi.

Sumber foto: https://www.kemenparekraf.go.id/post/siaran-pers-dieng-culture-festival-2019-promosikan-pariwisata-dieng-kulon-kepada-wisatawan

Herlambang Eka Persada, Universitas Gadjah Mada Program internship genpinas tahun 2020

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here