Apabila kamu masih ingat dengan Pelajaran Sejarah di masa sekolah, kamu pasti tak asing dengan candi yang satu ini. Ya, Candi Muara Takus!

Candi ini merupakan situs candi peninggalan agama Hindu dan Budha dari Kerajaan Sriwijaya. Lokasinya tepat berada di Desa Muara Takus, Kecamatan XIII Koto, Kabupaten Kampar. Berjarak 122 Km dari kota Pekan Baru, dan membutuhkan waktu tempuh sekitar 3 jam.

Nama Candi Muara Takus ini berasal dari kata “Muara” dan “Takus”. Muara yang berarti berakhirnya aliran sungai di laut, sedangkan Takus berasal dari bahasa Cina, kata Ta, Ku, Se. Ta artinya besar, Ku yang berarti tua, sedangkan, Se yang artinya candi. Jadi, arti dari Keseluruhannya yaitu candi tua yang megah berada di muara sungai.

Sejarah dan keberadaan Candi Muara Takus masih menjadi misteri dan belum terpecahkan sepenuhnya hingga saat ini. Keberadaan candi ini masih menjadi perdebatan para arkeolog dan juga para ahli sejarah. Akan tetapi, candi ini diperkirakan dibangun pada masa Kerajaan Sriwijaya sekitar antara abad ke-4 hingga abad ke-11 Masehi.

Candi Muara Takus memiliki bentuk dan arsitektur berbeda dari candi lainnya yang ada di Indonesia. Candi yang lainnya berwarna hitam atau abu-abu tua dan dibuat dari batu andesit. Sedangkan Candi Muara Takus dibuat dari batu sungai, batu pasir, dan batu bata merah. Serta tanah liat yang diambil dari sebuah desa benama pongkai. Bentuk dari candi ini mempunyai kemiripan seperti stupa Budha di Myanmar, Vietnam dan di India pada priode Asoka.

Di dalam kompleks Candi Muara Takus terdapat empat bagunan yaitu Candi Tua, Candi Bungsu, Candi Mahligai, dan Candi Palangka.

Candi Tua


Candi tua merupakan bangunan yang paling besar diantara candi-candi yang ada di kompleks. Bangunan yang juga disebut Candi Sulung ini memiliki tiga bagian yaitu kaki, badan, dan atap. Pada bagian kaki terbagi menjadi dua bagian. Bagian pertama setinggi 2.37 meter, bagian kedua setinggi 1.98 meter. Dibagian sisi timur candi terdapat tangga yang lebarnya 4 meter, sedangkan tangga bagian barat candi selebar 3.08 meter. Serta terdapat dua arca singa di kedua tangga. Selain itu, di dalam bangunan candi ini tidak ada ruang kosong sama sekali.

Candi Bungsu


Bentuk dari Candi bungsu hampir sama dengan candi sulung, hanya saja atap dari Candi Bungsu berbentuk segi empat. Candi ini berukuran 13,20 x 16,20 meter persegi, dan memiliki 20 sisi pada pondasinya. Sedangkan atasnya berbentuk bidang dan ada teratai diatas.

Candi Mahligai

Candi Mahligai atau stupa Mahligai dianggap paling utuh bentuknya dari candi lainnya di situs Muara Takus. Mahligai memiliki tiga bagian yaitu kaki, badan dan atap. Pondasinya berbentuk persegi panjang dan di tengahnya terdapat menara berbentuk silinder. Namun atapnya berbentuk lingkaran.

Candi Palangka


Candi Palangka berada di sisi timur stupa malingai, berukuran 5,10 x 5,70 meter persegi dan tingginya yaitu dua meter. Candi yang dibangun menggunakan material batu bata ini diduga digunakan sebagai altar pada zaman dahulu kala. Letak pintu masuk ke candi ini sendiri berada di sisi utara candi.

Bagi kamu yang suka wisata sejarah, jangan lewatkan untuk berkunjung ke Candi Muara Takus ini! Oiya, Kalau kamu berangkat dari kota Pekan Baru, disarankan untuk berangkat setelah subuh, karena selain suasananya masih sejuk, kamu juga akan mendapatkan momen yang bagus untuk diabadikan di kameramu.

Artikel ini ditulis oleh Zolanda Syafa’ati Arizas, Universitas Pancasila jurusan Ilmu Komunikasi, pada program magang Genpinas

Sumber: https://www.javaloka.com/riau/kampar/candi-muara-takus/841/
https://www.google.com/amp/s/sejarahlengkap.com/agama/buddha/sejarah-candi-muara-takus/amp

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here