Sunday, January 26, 2025

Menelusuri Wisata Budaya di Labuhan Bajo

Terletak di Kabupaten Manggarai Barat, NTT, Labuhan Bajo merupakan salah satu destinasi super prioritas. Para warga dan tokoh masyarakat mengatakan bahwa Labuhan Bajo sendiri memiliki makna ‘tempat berlabuhnya Suku Bajo’.

Sobat Genpi, berbicara mengenai Labuhan Bajo, kita akan langsung terbayang oleh keindahan alam dan keramahan masyarakatnya. Selain itu, Labuhan Bajo juga kaya akan budaya dan tradisinya. Mari kita telusuri satu-persatu, Sobat!

Tradisi Kepok
Tradisi ini sebagai ritual penyambutan tamu yang baru saja datang di Labuan Bajo. Tiap ada rombongan wisatawan asing, masyarakat Manggarai menyambut dengan mempersiapkan ayam jantan berwarna merah atau putih dan moke putih.

Selain itu, tetua adat Manggarai berdiri di dermaga menyambut wisatawan asing yang menginjakkan kaki di Labuhan Bajo. Sampai saat ini, tradisi Kepok terus dijaga sebagai cerminan budaya ramah tamah yang diwariskan oleh para leluhur.

Festival Komodo
Di acara tahunan yang biasanya digelar pada bulan Maret ini, berbagai kuliner, kerajinan, dan seni dipamerkan. Mulai dari kerajinan bambu, kain tenun, kopi, doko-doko susu, dan tak ketinggalan madu khas Flores. Selain itu, ada lomba fotografi, lomba perahu dayung, lokakarya, pertunjukan musik, dan masih banyak lagi, Sobat. Festival Komodo ini merupakan upaya promosi pariwisata untuk melestarikan budaya dan tradisi. Wisatawan akan menikmati sajian budaya sekaligus bahari.

Festival Komodo yang masuk dalam agenda 100 event nasional mengenai pariwisata yang dicanangkan pemerintah pusat ini melibatkan masyarakat, sanggar seni budaya, perangkat daerah, pelaku pariwisata, pengusaha kuliner, bahkan para pelajar.

Tradisi Rumusmoso
Rumusmoso merupakan sistem pembagian tanah ulayat yang didasari atas kesepakatan adat. Sebelum membagikan lahan adat atau tanah, petinggi kampung akan menggelar sidang yang dipimpin oleh Tu’a Teno dan Tu’a Golo.

Hasil sidang nantinya menentukan siapa yang berhak mendapatkan lahan adat. Bagi suku di luar Manggarai akan dimintai syarat seekor ayam jantan dan Kapu Manuk Lele Tuak.

Desa Wisata Liang Ndara
Desa Liang Ndara ialah desa binaan dari Indonesia Ecotourism Network. Desa Liang Ndara terletak kurang lebih 20 kilometer dari Labuhan Bajo, ibukota Kabupaten Manggarai Barat.

Sobat Genpi, ada tarian yang begitu khas di desa ini, yaitu Tari Caci. Tari Caci yang merupakan salah satu daya tarik di desa ini. Tari Caci menggambarkan adu ketangkasan yang dilakukan oleh laki-laki dengan perisai dan cambuk. Masing-masing akan menyerang dan bertahan secara bergantian. Tarian ini dijadikan sebagai bentuk ekspresi suka cita dan biasa dipertunjukkan untuk menyambut tahun baru, menerima tamu, dan pembukaan lahan.

Bagaimana Sobat Genpi, siap backpackeran di Labuhan Bajo dan menyambangi wisata-wisata budayanya? Yuk, segera agendakan!

(Ditulis oleh Lena Sutanti, Antropologi Sosial, Universitas Diponegoro, Program Internship Genpinas tahun 2020)

Referensi:
https://nationalgeographic.grid.id/read/132254921/singkap-labuan-bajo-jejak-perkembangan-kota-dan-tradisi-multikultur
http://www.nttonlinenow.com/new-2016/2018/03/10/warga-etnis-di-labuan-bajo-semarakan-festival-komodo/
https://travel.kompas.com/read/2015/10/31/082700927/Desa.Liang.Ndara.Destinasi.Wisata.Menarik.di.Flores.?page=all

Mbak Jhe
Mbak Jhe
Dosen ilmu komunikasi yang senang traveling. Hobi ngblog, terutama menulis hal-hal yang berkaitan dengan ilmu komunikasi.

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -

Latest Articles