(Foto: Student.pens.ac.id)

Sekapur Sirih

Indonesia memang terkenal dengan keramahannya baik ke sesama masyarakat Indonesia maupun ke pendatang dari luar negeri. Dengan prinsip gotong royong dan kebersamaannya, Indonesia dapat menjaga persatuan walaupun memiliki banyak sekali perbedaan adat dan istiadat dari masing-masing daerah. Prinsip kebersamaan ini memiliki pondasi dari adat dan kebiasaan masyarakat lokal Indonesia terbukti dari kebudayaan masing-masing daerah, salah satunya budaya Kalwedo dari Maluku.

Kalwedo, atau yang biasa disebut festival Kalwedo merupakan salah satu kebudayaan asli Indonesia yang memiliki makna tinggi akan kebersamaan dan solidaritas. Festival Kalwedo bisa dikatakan menjadi gambaran umum bagaimana masyarakat asli Indonesia menerima segala perbedaan yang ada dan menyatukannya menjadi satu kesatuan negara Indonesia.

Asal-Usul

Festival Kalwedo merupakan kebudayaan yang berasal dari Maluku Barat, dan merupakan salah satu acara terbesar yang langsung ditangani dan diadakan oleh Pemerintah Kabupaten Maluku Barat. Acara ini langsung ditangani oleh pemerintah daerah dikarenakan acara ini juga menjadi kesempatan Maluku Barat mengenalkan pesona daerahnya keluar daerah, yang diharapkan dapat meningkatkan sektor pariwisata yang dimiliki Maluku Barat.

Festival Kalwedo juga menjadi acara yang sangat sakramental bagi rakyat Maluku Barat dikarenakan dilaksanakan bertepatan dengan hari jadi Kota Tiakur. Pada tanggal 11 November 2019, bertepatan dengan perayaan festival Kalwedo dan perayaan hari jadi kota Tiakur ke-8, terjadi momen bersejarah dimana terjadi peletakan batu pertama dalam rangka pembangunan infrastruktur di kota Tiakur dilaksanakan.

Makna

Kata Kalwedo sendiri memiliki arti bernilai Teologis, Filosofis dan Sosiologis yang pada intinya menggambarkan penyambutan untuk setiap orang baik pendatang maupun rakyat lokal di Maluku Barat. Makna tersebut menggambarkan keramahan masyarakat lokal Maluku, khususnya Maluku Barat dalam menerima seluruh orang dan menganggap mereka saudara sendiri.

Kalwedo di sini juga menggambarkan nilai sakral yang menjamin keselamatan abadi, dan juga menggambarkan kebahagiaan hidup bersama sebagai saudara. Nilai-nilai Kalwedo diatas akan dilaksanakan melalui sapaan adat kekeluargaan lintas pulau dan negeri. Adapun sapaan tersebut adalah “inanara ama yali” yang berarti saudara perempuan dan laki-laki.

Rangkaian

Sebenarnya, festival Kalwedo disini telah mengusung modernitas. Terlihat dari isi festival-nya, yaitu dilaksanakan pemilihan putri pariwisata. Lomba pacuan kuda, lomba tari tradisional, dan beberapa acara lainnya. Biasanya, festival ini dilaksanakan pada tanggal 11-17 November, tergantung banyaknya rangkaian acara. Festival ini dilaksanakan secara tahunan, dan dapat diikuti oleh pendatang maupun masyarakat lokal.

Festival Kalwedo 11 November 2019 (Sumber: KKP.go.id)

Festival Kalwedo mengajarkan ke kita bahwa walaupun kita memiliki banyak sekali perbedaan, namun kita masih tetap 1 Indonesia dan harus bisa hidup berdampingan layaknya saudara. Kita harus bisa saling membantu, baik dari sisi ekonomi, politik, sosial, dan sektor lainnya untuk kesejahteraan Indonesia. Festival Kalwedo telah mengakar dengan kehidupan Maluku Barat, dan kita sebagai masyarakat Indonesia harus turut melestarikan dan berpartisipasi jika memungkinkan dalam festival yang sarat akan kebersamaan ini.

Penulis: Anggean Reynady, Universitas Brawijaya, Peserta Magang GenPinas 2021

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here