Sumber Foto: phinemo.com (Artikel Galungan)

Bali memang terkenal dengan budaya yang khas. Hal tersebut kerap kali menarik wisatawan untuk menyaksikan ritual yang diadakan. Perayaan hari raya keagaaman di Bali menjadi pemicu ekonomi kreatif, termasuk hari raya Galungan. Galungan adalah ritual upacara keagamaan Hindu yang dilaksanakn setiap Budha Liwon Dungulan atau Rabu Kliwon Wuku Dungulan. Hari Galungan memiliki makna sebagai hari kemenangan dharma atau kebenaran atau kebaikan melawan adharma atau kejahatan. Makna tersebut artinya meyatukan kekuatan rohani sehingga memiliki pendirian dan pemikiran terang yang terwujud dalam Dharma dan menang dari segala kekacauan dari wujud Adharma.

Hari raya Galungan pertamakali dirayakan pada tahun 804 Saka atau 882 Masehi saat malam bulan purnama tanggal 15. Namun hari raya Galungan sempat berhenti selama bertahun tahu, kemudia perayaan ini di inisiasi Kembali oleh Raja Sri Jayakasunu. Saat itu raja berpikir mengapa raja raja sebelumnya meninggal di usia muda dan Bali sering terkena musibah bencana alam. Kemudian Raja Sri Jayakusunu melalukan semedi, kemudian dibisikan oleh Dewi Durga dan diberi wangsit mengenai alasan keanehan keanehan yang terjadi di Bali. Keanehan tersebut terjadi karena rakyat Bali melupakan peringatan Galungan.

Hari Raya Galungan di rayakan setiap 210 hari sekali atau 6 bulan sekali. Namun penetapan hari raya Galungan tidak ditanggalkan menggunakan kalender Masehi, melainkan menggunakan Pawukon atau Perhitungan Siklus Wuku. Pada kalender tersebut terdapat 35 hari dalam satu bulan. Pada tahun 2020 Masehi umat Hindu merayakan 2 kali hari raya Galungan, yaitu pada tanggal 19 Februari dan 16 Sepetember 2020. Pada hari Galungan tahun tahun sebelumnya, ketika virus Covid-19 belum melanda Indonesia, aktivitas dan kegiatan pariwisata di beberapa tempat tidak dihentikan hanya saja jam beroperasinya berubah. Namun pada 16 September 2020 hari raya Galungan akan terasa berbeda karena dirayakan ditengah pandemi, namun hal tersebut tidak mengurangi makna hari raya galungan. Hari raya Galungan tetap dilaksankan dengan memperhatikan protokol kesehatan yang ketat. Usahakan selalu menggunakan masker, rajin mencuci tangan dan menjaga jarak aman ketika melakukan upacara Galungan.

Rangkaian ritual Galungan diadakan selama 42 hari, hal tersebut juga menjadi rangkaian ritual terpanjang. Dimulai dari 35 hari sebelum hari Galungan, umat Hindu melalukan doa. Doa tersebut ditujukan dengan harapan mendapatkan hasil kebun yang bagus. Kemudian hari ke 6 sebelum Galungan dilaukan upacara membersihkan alam dan fisik di luar tubuh manusia. Umat Bali akan membersihkan pura, kemudian melakukan sembayang meyucikan dan membersihkan diri. Di hari ke 5 sebelum Galungan umat Hindu akan membuat tape, kue, atau beberarapa makanan jajana serta sesajen. Setelah itu, pada 2 hari sebelum galungan akan memasang bambu yang dilengkungkan kemudian dihias, bamboo tersebut biasa disebut dengan penjor. Pada hari ke satu sebelum galungan umat Hindu akan menyiapkan makakan daging untuk upacara Galungan esok harinya. Ketika har raya Galungan tiba umat Hindu akan pergi sembayang ke pura. Kemudian rangakaian acara ritual galungan berlanjut sehari setelahnya dan biasa disebut dengan umanis galungan, aka nada barong untuk ngelawang pada hari tersebut.

Kontributor : Maulani Mulianingsih, Universitas Al Azhar Indonesia Internship Generasi Pesona Indonesia Nasional Kelompok 11 Ekonomi Kreatif

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here