Etnis Batak merupakan salah satu suku bangsa terbesar di Indonesia. Meskipun terdiri lebih dari 400 marga, namun suku Batak mempertahankan kebudayaannya dengan sangat baik. Salah satu tradisi yang masih dipegang adalah Mangalahat Horbo.

Tradisi Mangalahat Horbo merupakan salah satu tradisi tertua milik suku Batak, tepatnya Batak Toba. Dalam pelaksanaannya, tradisi ini mempersembahkan seekor kerbau sebagai kurban kepada  Mulajadi na Bolon, yang merupakan dewa tertinggi dalam kepercayaan Batak.

Baca juga:
* Manghutti Tandok Tradisi Agraris Suku Batak

(Sumber : https://newscorner.id/)

Mulajadi na Bolon atau Ompu Tuhan Mulajadi Nabolon dipercaya sebagai pencipta segala sesuatu dan bersifatkan ketidakmatian dan kemahakuasaan. Upacara ini dimaksudkan untuk memohonkan kesejahteraan dari Ompu Tuhan Mulajadi na Bolon.

Proses Upacara Mangalahat Horbo

Dalam proses pelaksanaannya, upacara Mangalahat Horbo dibagi menjadi pembukaan acara, inti/isi acara, dan bagian penutup. Ketiga bagian ini dilakukan dengan iringan sastra lisan.

Iringan sastra lisan tersebut berupa umpasa yang mengandung nilai-nilai filosofis kehidupan masyarakat batak. Pada bagian pembukaan, iringan sastra lisan dimaknai sebagai prosesi awal persembahan kepada Mulajadi na Bolon.

Proses ini pembukaan dimulai dengan menyerahkan kurban kerbau atau horbo lae-lae. Kerbau atau horbo ini dipercaya sebagai kurban yang paling tinggi untuk dipersembahkan kepada Maha Tinggi.

Dalam Mangalahat Horbo, terdapat banyak pihak yang berperan. Terdapat Malim Parmangmang yang diwakili oleh pastor, dan Malim Parhata yang diwakili raja-raja Parbaringin.

Malim Parhata ini berperan sebagai fungsionaris religius dalam ritual pengorbanan dan merupakan tuan rumah. Biasanya raja-raja Parbaringin ini berjumlah 12 orang pria. Kemudian ada Malim Pardaupa, yang merupakan Raja Parbaringin Pandua atau kedua.

Selain itu dalam prosesinya juga ada seorang perempuan anggun berbusana putih, yang disebut si Boru Malim. Raja-raja perwakilan lain juga mengiringi prosesi ini yang kemudian akan ikut menombak kerbau pada bagian inti.

Di bagian inti/isi dari Mangalahat Horbo, dibacakan pula lanjutan sastra lisan yang memohonkan kesejahteraan kepada Ompu Tuhan Mulajadi na Bolon. Permohonan dipanjatkan dengan harapan agar dijauhkan dari kesedihan hidup.

“Jadikanlah persembahan kerbau kurban ini menjadi kesembuhan dari kesedihan kemelaratan dan kemiskinan, mengembalikan kekuatan batin dan tubuh dan harta yang melimpah untuk kesejahteraan hidup bersama.”

Perayaan Mangalahat Horbo (Sumber : www.localguidesconnect.com)

Kemudian pada bagian penutup, diutarakan permohonan kepada Mulajadi na Bolon agar masyarakat hidup dengan kompak dan terus menjunjung rasa persaudaraan. Pada bagian penutup, Mangalahat Horbo disertai pula dengan musik.

Musik yang mengiringi bagian penutup ini adalah Gondang Elek Debata. Alat musik tradisional ini berfungsi sebagai perantara dan penanda berakhirnya pesta Lahatan Mangalahat Horbo.

Memaknai Upacara Mangalahat Horbo

Ritual agung milik suku Batak ini kini sudah mulai langka dan jarang dilakukan. Namun nilai-nilai yang dikandung oleh upacara ini masih dipegang erat oleh masyarakat setempat.

Dalam prosesnya Mangalahat Horbo ini dilakukan sebelum para petani turun ke sawah. Untuk mengawali dan membuka sebelum mulai bekerja, agar mendapat kesuburan tanah dan perkembangbiakan ternak.

Upacara ini juga dimaksudkan bagi kesejahteraan manusia. Disebut sebagai sinur na pinahan, gabe naniula, dan horas jolma. Terlihat juga nilai filosofis dalam sastra lisan yang disajikan dalam bentuk umpasa.

Selain itu, bagian pembuka, isi, dan penutup bermakna nilai religi dan sosial budaya. Persembahan kepada Mulajadi na Bolon dan kerbau sebagai lambang budaya mencerminkan kedua nilai tersebut.

Sobat GenPi, Mangalahat Horbo selain dimaknai sebagai upacara turun ke sawah dan ungkapan rasa syukur, ternyata memiliki makna lain loh. Masyarakat setempat percaya Mangalahat Horbo dilakukan untuk meminta keturunan dan sebagai upacara peringatan orang meninggal.

Yuk Sobat GenPikita saksikan bagaimana pelaksanaan upacara Mangalahat Horbo ini melalui video di bawah. Dapat pula didengar pembacaan sastra lisan yang diucapkan sekaligus pada bagian penutup upacara Mangalahat Horbo tersebut.

Upacara adat Mangalahat Horbo pada video tersebut dilaksanakan beberapa tahun lalu, tepatnya pada 2013, pada perayaan Festival Danau Toba.

Baca juga:
* Menparekraf Sandiaga Uno Resmikan Situs Parhutaan Ompung Tuan Sorimangaraja

Penampilan acara ini dimaksudkan agar tradisi ini dapat terus dilestarikan dan tidak hilang ditelan zaman.

Penulis : Richmond Faithful, Universitas Terbuka, Peserta Magang GenPinas 2021

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here