Foto : (Youtube Ravanca Film)

Hallo sobat Ekraf, kali ini kita akan membahas Film pendek yang berjudul Tilik belakangan ini ramai di perbicangkan. Sempat mendapatkan perhatian dan antusias dari masyarakat, membuat Bu Tedjo yang merupakan salah satu pemeran dalam Tilik menjadi trending topik di sosial media twitter. Tilik merupakan Short Movie yang mengisahkan perjalanan rombongan ibu ibu menjenguk Bu Lurah yang sedang sakit. Dalam perjalanan menuju Rumah Sakit rombongan ibu ibu bergosip membicarakan Dian, salah satu kembang desa dikampung tersebut.

Tilik diambil dari Bahasa Jawa yang artinya menjenguk, dan seluruh dialog dalam film pendek ini turut menggunakan Bahasa Jawa. Film pendek berdurasi 32 menit ini dapat kita saksikan melalui channel Youtube Ravanca Films. Tak perlu ragu menyaksikan Tilik karena film pendek ini telah mendapatkan penghargaan sebagai Film terpilih di ajang bergensi yaitu Piala Maya 2018. Bukan hanya itu, Tilik juga masuk dalam nominasi ajang film internasional seperti Official Selection Jogja-Netpac Asian Film Festival pada 2018 dan Official Selection World Cinema Amsterdam 2019.

Film ini semakin menarik untuk disaksikan karena cerita dan penggambaran karakter ibu ibu pada Tilik dekat dengan masyarakat. Bu Tedjo adalah salah satu tokoh dengan karakter tukang menggosip dan suka julid terhadap Dian. Dian digosipkan sering menggoda suami orang, bergonta ganti pacar dan pacaran dengan om om. Selain itu ada Yu Ning dengan sifatnya yang selalu menyangkal dan mempertanyakan kebenaran setiap omongan Bu Tedjo. Melihat Yu Ning selalu menyangkal dan mempertanyakannya memang hal yang wajar, karena reputasi seseorang akan sulit diperbaiki karena gosip.

Karakter Yu Ning yang suka menyangkal gossip membawa pesan tentang perempuan lajang. Di masyarakat perempuan yang belum menikah sering menjadi perbincangan negatif. Hal tersebut dipatahkan oleh Yu Ning melalui dialog “Lha semisal dia pengen fokus dengan karirnya bagaimana? kan kita nggak tahu keadaan sebenarnya kaya gimana”. Kita bisa melihat Yu Ning ingin menyampaikan bahwa setiap perempuan berhak untuk menentukan pilihannya tanpa di setir oleh omongan orang lain. Dialog lainnya yang disampaikan tokoh Bu Tri juga memperkuat asumsi Yu Ning, meski Bu Tri selalu mengiyakan apa yang dikatakan Bu tedjo. Bu Tri menyampaikan pesan bahwa “kehidupan Dian mau berantakan, itu kan masalahnya dia sendiri, yang penting jangan sampai ngerusak keluarga kita”.

Jika kita melihat Bu Tedjo yang nyinyir dan Yu Ning yang baik hati, ketika menyaksikan rasanya kita akan mengira bahwa Bu Tedjo adalah orang jahat. Namun dibalik semua itu, karakter Bu Tedjo justru menyingkirkan streotipe tentang ibu ibu yang mudah terkena hoax. Bu Tedjo digambarkan sebagai ibu ibu yang melek internet, ia sering menggunakan internet untuk mencari informasi tentang Dian. Dalam salah satu dialog Bu Tedjo, ia menyampaikan bagaimana seharusnya kita menggunakan smart phone. Ia mengatakan “Makanya HP itu jangan cuma buat mejeng doang, tapi buat cari informasi juga gitu lho”. Dialog tersebut memiliki arti yang mendalam. Masyarakat pada umumnya seringkali menggunakan smartphone dan sambungan internet untuk meningkatkan status sosial melalui postingannya di sosial media. Hal tersebut memang tidak salah, namun alangkah lebih baik jika kita turut menggunakan media untuk mencari informasi dan tidak mudah terjerumus dengan berita hoax.

Bu Tedjo kerap kali menjabarkan bukti bukti mengapa iya bisa menyebarkan gosip tentang Dian. Meski dikemas dengan gayanya yang nyinyir, Bu Tedjo memperlihatkan bahwa ia adalah orang yang kritis terhadap informasi yang ada. Berbeda dengan Yu Ning yang memang kerap kali menyangkal apa yang dikatakan Bu Tedjo dan Bu Tedjo menuduh bahwa Yu Ning menyangkal karena hubungan saudara jauhnya dengan Dian. Hal tersebut sangat dekat dengan kehidupan masyarakat. Kita seringkali enggan untuk mengkonfirmasi berita dan menyangkalnya karena kedekatan personal. Masyarakat seringkali memandang seseorang dengan basis ketokohan yang akhirnya mengaburkan informasi dibaliknya, menarik ya dan bisa  menjadi referensi juga bagi sobat Ekraf.

Maulani Mulianingsih, Universitas Al Azhar Indonesia Internship Generasi Pesona Indonesia Nasional Kelompok 11 Ekonomi Kreatif

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here