Desa Hujung – Ada banyak rumah tradisional yang ada di Lampung. Dan kamu mungkin sudah sering melihat rumah tradisional Lampung di tepi jalan saat melintas.
Kalau yang biasa kita lihat biasanya terlihat besar, memiliki jendela antik dan beratap genteng atau seng. Memiliki tangga naik ke lantai dua di bagian depan, dengan teras atau ruang tamu yang luas.
Terlihat begitu megah walau sebagian besar bahannya terbuat dari kayu.
Baca:
* GenPI Lampung Barat Angkat Potensi Air Terjun Way Asahan di TNBBS
Kalau mau melihat rumah tradisional Lampung yang lebih tua lagi, kita bisa menjelajahi sampai ke pelosok daerah. Salah satunya bisa ke Pekon (Desa) Hujung di Lampung Barat.
Pekon Hujung (Desa Hujung) masuk wilayah administratif Kecamatan Belalau, Kabupaten Lampung Barat, Provinsi Lampung. Desa ini berada di kaki Gunung Pesagi, membuatnya berudara segar dan sejuk.
Beda rumah tradisional di Desa Hujung adalah, dindingnya terbuat dari bilah bambu (khesi) dengan tiang kayu dan atap dari ijuk.
Dibangun dengan cara yang sama dari generasi kegenerasi, tanpa atau sedikit sekali mengalami perubahan. Usia rumah-rumah tersebut juga sudah sangat tua. Beberapa sudah berusia lebih dari 100 tahun.
Karena terbuat dari kayu dan bilah bambu, bisa dikatakan rumah tradisional Pekon Hujung ini tahan dari gempa. Apalagi menurut sejarahnya daerah Lampung Barat sering mengalami gempa bumi, karena dilewati Patahan Semangko.
Rumah di Desa Hujung seperti ini sudah mulai berkurang. Saat ini tersisa tidak lebih dari 10an rumah lagi. Sedangkan yang masih mempertahankan atap ijuk tinggal satu. Yang lain sudah menggunakan seng dengan alasan keamanan dan kenyamanan.
Saat masih beratap ijuk, rumah bisa rawan kebakaran saat kemarau dan bocor di musim hujan.
Baca juga:
* Gitar Tunggal Lampung Hanyutkan Pengunjung Festival Kanikan
Karena beratap ijuk itulah disebut ‘Lamban Sabuk’, yang berarti ‘Rumah Ijuk’ dalam Bahasa Lampung Pesisir.
Atau lebih tepatnya ‘Lamban Hatok Sabuk’, yang berarti ‘rumah beratap ijuk’.
Kontributor: Eka Fendiaspara