Kujang (Foto: id.pinterest.com)

Kujang – Senjata tradisional amat beragam di Indonesia, hampir tiap daerah memiliki setidaknya satu senjata tradisional yang khas dan berbeda dengan daerah yang lainnya.

Kita tahu bahwa Golok adalah senjata tradisional khas Jakarta,  Rencong adalah senjata tradisional milik masyarakat Aceh, Keris adalah senjata tradisional khas masyarakat Jawa, Kurambiak adalah senjata tradisional dari Sumatera Barat, Celurit adalah senjata tradisional dari Madura, Kujang Senjata tradisional masyarakat Jawa Barat atau Suku Sunda.

Dari beberapa senjata tradisional tersebut, Senjata Kujang amat menyita perhatian. Bentuknya yang khas dan berseni membuat siapapun yang memandangnya berdecak kagum serta ingin memilikinya.

Kujang adalah senjata tradisional dari daerah Jawa Barat yang terbuat dari besi, baja, dan bahan pamor dengan panjang sekitar 20 sampai 25 cm dan beratnya berkisar 300 gram.

Baca juga:
* Punta Senjata Kaum Elit Betawi pada Zamannya

Makna dan Penggunaan Kujang

Secara bahasa, ada beberapa pendapat tentang asal nama Kujang ini.

Pendapat pertama mengatakan bahwa, Kujang berasal dari istilah “Kujang”, yang berasal dari kata kudihyang.

Kudi dalam Sunda Kuno berarti senjata berkekuatan gaib dan sakti. Kata “Hyang” berarti dewa/dewi dalam bahasa Sunda Kuno.

Pendapat lainnya mengatakan bahwa asal nama dari Kujang berasal dari kata Ujang yang artinya adalah manusia.

Sejak dahulu senjata ini memiliki tempat yang khusus di kalangan masyarakat Jawa Barat khususnya masyarakat Sunda.

Keberadaannya akhirnya dipergunakan sebagai lambang dan simbol dengan makna filosofis di dalamnya.

Senjata berbentuk unik ini digunakan sebagai lambang beberapa organisasi dan pemerintahan di Jawa Barat.

Selain menjadi lambang, kujang juga kerap digunakan sebagai nama untuk berbagai kesatuan, organisasi dan pemerintahan di Jawa Barat.

Senjata ini disebut dalam naskah kuno Sanghyang Siksa Kanda Ng Karesian (1518 M). Juga dalam tradisi lisan yang berkembang di beberapa daerah. Di antaranya di daerah Rancah, dan Ciamis.

Terungkap bahwa pada masa lalu Kujang dan masyarakat tidak bisa dipisahkan. Karena fungsinya yang cukup vital sebagai alat pertanian.

Penggunaan senjata ini untuk peralatan pertanian masih bisa dilihat di masyarakat Baduy di Banten. Juga bisa dilihat di Pancer Pangawinan di Sukabumi.

Seiring dengan berkembangnya zaman, budaya, serta teknologi, mengakibatkan Kujang mengalami pergeseran makna, bentuk, serta fungsinya.

Dahulunya Kujang merupakan alat pertanian. Kemudian berkembang menjadi sebuah benda atau senjata khas yang berkarakter dan bernilai simbolik serta sakral.

Perubahan tersebut terjadi pada waktu abad ke-9 sampai abad ke-12. Wujud baru tersebut bertahan hingga saat ini.

Bagian-Bagian Kujang (Foto: Kaskus.id)

Bagian-Bagian Kujang

Senjata dari besi ini terbagi menjadi beberapa bagian. Ujungnya yang menyerupai panah disebut papatuk/congo. Bagian lekukan pada punggungannya disebut eluk/silih. Bagian lengkung yang menonjol pada perut disebut tadah.

Dan bagian lubang kecil yang ditutupi oleh logam (emas atau perak) disebut mata.

Bentuk dan Fungsi

Berdasarkan bentuk bilahnya, senjata berbentuk unik ini terbagi menjadi 6 macam.

Yaitu Kujang Jago (mirip bentuk ayam jantan), KujangKuntul (mirip burung kuntul/bango), Kujang Naga (mirip binatang mitologi naga).

Kemudian KujangBadak (mirip bentuk badak), Kujang Ciung (mirip burung ciung),  dan Kujang Bangkong (mirip kodok/katak).

Sedangkan berdasarkan fungsinya, senjata tradisional ini terbagi menjadi 4 fungsi.

Yaitu Kujang Pusaka (sebagai lambang keagungan dan perlindungan), Kujang Pangarak (sebagai senjata perang), KujangPakarang (sebagai peralatan upacara adat), Kujang Pamangkas (sebagai peralatan pertanian).

Baca juga:
* Ta’a dan Sapei Sapaq Pakaian Adat Suku Dayak Kenyah

Bagaimana menurutmu Kujang, senjata tradisional dari Jawa Barat yang berbentuk unik dan indah ini?

(Penulis: Hazmi Fathan Kariema, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Peserta Magang GenPinas 2021)/

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here