Ingin berwisata dengan atmosfer yang berbeda? Atau kamu butuh referensi tempat wisata yang unik? Jangan khawatir karena kamu sudah berada di tempat yang tepat. Berwisata sembari menikmati kentalnya kebudayaan daerah tampaknya bisa menjadi pilihan yang menarik nih bagi kamu. Di mana itu?

Kawasan Cagar Budaya Perkampungan Adat Nagari Sijunjung. Yap, tempat ini bisa menjadi daftar pilihan destinasi wisata kamu selanjutnya. Kampung adat ini pernah meraih peringkat kedua dalam Anugerah Pesona Indonesia kategori kampung adat terpopuler 2019 dan ditetapkan sebagai kawasan cagar budaya nasional oleh Kemdikbud. Wah, pasti keren banget nih tempatnya. Penasaran? Ikuti terus, ya!

Lokasi

Kampung di berlokasi di Jorong Padang Ranah-Tanah Bato, Sijunjung, Kecamatan Sijunjung, Kabupaten Sijunjung, Sumatra Barat 27533. Kira-kira 130 km dari Bandara Internasional Minangkabau dengan memakan waktu kurang lebih empat jam. Tempat ini terletak di antara dua sungai, yaitu Batang Sukam dan Batang Kulampi dan diperkirakan mulai ada sejak masa Kerajaan Pagaruyung (abad ke-16).

Sebelum sampai, kamu akan mendapati gerbang dengan tulisan ‘Selamat Datang di Kawasan Perkampungan Adat Nagari Sijunjung’ agar memudahkanmu menuju kampung ini. Selain itu, kamu juga akan disambut oleh Monumen Puti Junjung. Jadi, jangan cemas jika kamu ingin ke tempat ini, ya.

Deretan 76 Rumah Gadang yang Menawan

Nah, inilah salah satu daya tarik dan keunikan dari kampung adat ini. Di sini terdapat 76 rumah gadang yang berdekatan satu sama lain. Rumah gadang ini dijadikan sebagai tempat tinggal oleh suku induk dan anak suku yang berjumlah 9 asli minangkabau yang masih menjunjung tinggi kebudayaan matrilinieal. Selain menjadi tempat tinggal, rumah gadang juga digunakan sebagai pusat kegiatan adat dan prosesi acara pernikahan.

Perbedaan rumah gadang di kawasan ini dengan rumah gadang lainnya, yakni tidak memiliki bangunan rangkiang. Rangkiang sendiri digunakan sebagai tempat penyimpanan padi dari hasil panen. Namun, di rumah gadang ini hasil panen disimpan di bawah lantai rumah yang ditinggikan kemudian ditutupi dengan tikar dan bisa dijadikan sebagai pengganti kasur. Konon, tidur di tempat ini bisa menjadi terapi kesehatan lho. Semakin tidak sabar nih mau berlibur ke sini 🙂

Oh ya, bagi kamu yang ingin berkunjung ke tempat ini, kamu bisa menyewa rumah gadang sebagai tempat penginapan. Tentunya, kamu bakal merasakan suasana khas minangkabau. Tambahan lagi, di pelatarannya terdapat alat tenun yang biasa digunakan untuk menghasilkan kain tenun. Bagi kamu yang ingin belajar menenun, cocok banget nih.

Masuk Daftar Warisan Dunia UNESCO

Tak berhenti sebagai peraih Anugerah Pesona Indonesia, berbagai pihak, seperti Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Sumatra Barat dan Pemerintah Daerah Kabupaten Sijunjung berupaya memasukkan kampung adat ini ke dalam warisan dunia UNESCO. Akhirnya, setelah berbagai usaha Perkampungan Adat Nagari Sijunjung masuk dalam daftar tentatif warisan dunia UNESCO. Tujuannya sendiri adalah agar melestarikan rumah gadang dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Semoga upaya positif ini selalu dipertahankan, ya.

Bagaimana sudah siap untuk berwisata?

Referensi

  1. Absut, M. (2019). Menuju Warisan Dunia, BPCB Sumbar Lakukan Konservasi Kawasan Perkampungan Adat Sijunjung. Diakses pada 28 Agustus 2020 dalam halaman http://infopublik.sijunjung.go.id/menuju-warisan-dunia-bpcb-sumbar-lakukan-konservasi-kawasan-perkampungan-adat-sijunjung/
  2. Cerita Nasya. (2019). Berkunjung ke Kampung Adat Sijunjung. Diakses pada 27 Agustus 2020 dalam halaman https://www.youtube.com/watch?v=fUmv2s1pm-I.
  3. Saputra, I. (2019). Pesona 76 Rumah Gadang di Kampung Adat Nagari Sijujung. Diakses pada 28 Agustus 2020 dalam halaman https://langgam.id/pesona-76-rumah-gadang-di-kampung-adat-nagari-sijunjung/.
  4. Sistem Registrasi Nasional Cagar Budaya. (2017). Perkampungan Adat Jorong Padang Ranah dan Tanah Bato Nagari Sijunjung. Diakses pada 27 Agustus 2020 dalam halaman https://cagarbudaya.kemdikbud.go.id/index.php/public/objek/detailcb/PO2017072400002.

Artikel ini ditulis oleh Mardhatillah Ramadhan, Institut Pertanian Bogor jurusan Ilmu dan Teknologi Kelautan, pada program magang Genpinas.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here