Apa ya rasanya mewakili negara tercinta dalam ajang internasional dan menjadi juara? Jangankan menjadi orang yang juara, kita yang mendengarnya saja sudah begitu gembira. Bahkan kita semakin bangga Indonesia. Inilah yang mau genpi.id share, berita bagus 4 pelajar Indonesia yang berprestasi di kancah internasional.

Empat pelajar Indonesia asal Medan, Gorontalo, dan Semarang menyumbang 2 medali emas dan 2 perak, di ajang bergengsi Olimpiade Geografi tingkat Internasional ke-16 atau 16th International Geography Olympiad (IGeO) 2019. Sehingga, dengan raihan 4 medali tersebut, Indonesia dinobatkan sebagai juara umum.

Dalam rilis berita dari Kemendikbud yang genpi.id baca, malam (8/8) ini, dijelaskan bahwa Olimpiade Geografi tingkat Internasional ke-16 ini diikuti oleh 176 peserta yang berasal dari 44 negara. Berlangsung 7 hari, yaitu dari tanggal 30 Juli – 5 Agustus 2019, di Hongkong.

Keempat medali tersebut diraih oleh Fernando (1 medali emas), siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) Sutomo 1 Medan. Fayola (1 medali emas), siswa SMA Methodist 3 Medan. Lalu Hadyan F. Anshori (1 medali perak), siswa Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Insan Cendikia Gorontalo dan Agista Kumala Dewi (1 medali perak), siswa SMA Semesta BBS Semarang.

Baca juga:
* Asik, Genpi dan Genposting Berjumpa dan Berkolaborasi

Kepala Sub Direktorat (Kasubdit) Peserta Didik, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas (Ditjen PSMA), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Juandanilsyah menyambut dengan gembira kedatangan para siswa yang telah mengharumkan nama Indonesia tersebut di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, pada Selasa malam (06/08/2019).

“Terimakasih, alhamdulillah, anak-anak ini hebat, dan ini kali pertama Indonesia menjadi juara umum pada ajang Olimpiade Geografi Internasional dan luar biasa bisa bersaing dengan negara hebat lainnya,” ungkap Juandanilsyah.

Pemerintah, melalui Kemendikbud, akan memberikan penghargaan berupa beasiswa pendidikan hingga ke perguruan tinggi kepada 4 pelajar tersebut.

“Tentunya mereka akan diberikan beasiswa. Support dari Kemendikbud, program bantuan kepada adik-adik ini, ada sesuatu yang bisa kita berikan agar mereka melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi,” ujarnya.

Salah satu peraih medali emas, Feyola sebenarnya merasa terkejut dirinya bisa mempersembahkan medali emas untuk Indonesia.

“Sebenarnya saya cukup terkejut bisa mendapat medali, karena pada saat mengerjakan soal sebenarnya saya kurang menguasai juga.

Tapi puji Tuhan, saya bisa menorehkan prestasi untuk Indonesia,” ujar siswi yang baru menyelesaikan pendidikannya di SMA.

Feyola menceritakan pengalamannya saat berkompetisi dengan negara-negara lain yang begitu kompetitif. Banyak negara hebat lain yang ikut bersaing di ajang olimpiade ini.

“Saingan paling berat itu Amerika Serikat dan untuk Asia, ada Thailand,” Ungkapnya.

Dan asal sahabat Genpi tahu, kesuksesan mereka itu bukan dengan tanpa usaha. Sebelum berangkat ke Hongkong, ke-4 peserta diberi pembinaan oleh asisten dan dosen dari beberapa perguruan tinggi, diantaranya dari Fakultas Ilmu Kebumian, Institut Teknologi Bandung (ITB); Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada (UGM).

Lalu ada juga bimbingan dari Fakultas Pendidikan Ilmu Sosial, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), serta para alumni peserta IGeO yang telah mengikuti ajang ini pada tahun sebelumnya.

“Saya belajar selama kurang lebih 1 tahun untuk mengikuti olimpiade ini. Dan saya tentunya tak lupa banyak berdoa kepada Tuhan Yang Maha Kuasa,” ujar siswi yang tertarik melanjutkan pendidikan ke Singapura di Nanyang Technology University.

Ajang 16th International Geography Olympiad (IGeO) 2019 ini berlangsung dalam 3 tahap tes. Babak pertama adalah Written Response Test (WRT/tes tertulis), yaitu mengerjakan tes secara tertulis dalam kurun waktu tertentu.

Babak kedua Fieldwork Test (FWT/tes lapangan), peserta turun langsung ke lapangan untuk melakukan observasi pada daerah tertentu.

Dan pada malam harinya, melakukan analisis perencanaan terhadap daerah yang diobservasi tersebut.

Dalam babak terakhir, Multimedia Test (MMT/Tes Multimedia), selain mengerjakan soal yang berhubungan dengan geografi, juga ada soal-soal yang berhubungan dengan pancaindra.

Olimpiade Geografi Internasional ke-16 - 16th International Geography Olympiad - IGeO 2019

Menurut hasil laporan yang dikeluarkan oleh Steering Committee IGeO 2019, Tim Olimpiade Geografi Indonesia sangat unggul dalam WRT (tes tertulis). Hal ini terlihat dari total skor yang dihasilkan, mendapat peringkat ke-3 dari 44 negara.

Untuk test lapangan (FWT), Indonesia berada di peringkat 7, sedangkan untuk test multimedia (MMT), berada di peringkat 7. Secara akumulatif tim Indonesia mencapai skor yang paling tinggi yaitu 262.91, disusul oleh Amerika Serikat dengan skor 254.62 dan Inggris dengan skor 252.19.

“Menurut kami keberhasilan ini adalah juga hasil kerja keras asisten dan dosen yang membantu. Terutama banyaknya praktik dan latihan soal-soal tertulis (WRT) dengan cara pembelajaran jarak jauh (PJJ) secara online,” ujar Juandanilsyah.

Dari hasil menggembirakan ini, Indonesia terus bertekad untuk meningkatkan metode pembinaan terutama di bidang tes lapangan dan tes multimedia. Karena tantangan kedepan jauh lebih berat, baik dilihat dari jumlah peserta maupun kualitas soal dan keragaman assessment.

Selain kabar gembira sukses meraih juara umum Olimpiade Geografi Internasional 2019, ada kabar gembira lainnya lho.

IGeo Task Force Meeting Board memutuskan Indonesia memenuhi syarat sebagai tuan rumah IGeO ke-18 di tahun 2021.

Baca juga:
* 2 Raksasa Aplikasi Ajak Milenial Gunakan Medsos untuk Pariwisata

Ketua Harian Generasi Pesona Indonesia Siti Chotijah yang membaca berita ini juga turut memberikan apresiasi yang sebesar-besarnya kepada para palajar asal Medan, Semarang, dan Gorotalo yang sukses di Olimpiade Geografi Internasional 2019.

“Berita ini kan termasuk konten positif. Dan berita baik bisa memberikan efek baik pula kepada yang membacanya. Bisa memberikan semangat kepada generasi milenial yang sedang dalam jenjang pendidikan SMA.” Ujar wanita yang akrab dipanggil Mbak Jhe ini.

Mbak Jhe menambahkan, menyebarkan berita positif juga sejalan dengan program Generasi Pesona Indonesia binaan Kementerian Pariwisata dan Generasi Positive Thinking binaan Kementerian Komunikasi dan Informatika.

“Maka sangat bagus pula kalau kita menyebarkan berita keberhasilan adik-adik dari Medan, Semarang, dan Gorontalo ini kepada adik-adik kita di Genpi.” Pungkasnya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here