Balai Taman Nasional Gunung Rinjani menyiapkan total hadiah Rp 30 juta untuk lomba foto dan video. Lomba yang digelar selama bulan Agustus ini diperuntukkan bagi umum. Termasuk bagi masyarakat yang berasal dari luar Pulau Lombok.

Kepala Balai TNGR Dedy Asriady mengatakan, lomba ini digelar sebagai bentuk mengobati kerinduan orang-orang yang pernah mendaki. Selama hampir dua tahun, pendakian ke Gunung Rinjani terbatas. Mulai dari akibat gempa pada Juli 2018. Kemudian berlanjut penutupan karena pandemi Covid-19. Dedy memaklumi jika banyak masyarakat yang meminta pendakian Rinjani segera dibuka.

” Insya Allah akan segera dibuka pendakian, tapi tentu saja setelah semuanya kita siapkan,” katanya.

Untuk mengobati rasa rindu mendaki itu, Balai TNGR menggelar lomba foto dan video. Foto dan video itu diambil rentang 2018-saat ini. Karya yang diikutkan lomba harus diposting di media sosial Instagram. Balai TNGR sengaja meminta untuk peserta memosting di IG sebagai bagian kampanye dan edukasi tentang Rinjani.

Dalam lomba dengan tema Rinjaninte : The Beauty of Nature and Culture ini, tidak melulu tentang pendakian. Peserta bisa memposting foto-foto yang ada di sekitar kawasan Rinjani. Potensi budaya, kuliner, flora dan fauna, termasuk potensi ekonomi di lingkar Rinjani menjadi tema karya yang dilombakan.

” Ini untuk mengedukasi publik bahwa Rinjani itu tidak sekadar pendakian dan petualangan,” katanya.

Dedy mencontohkan berbagai tradisi masyarakat di lingkar Rinjani selama ini kurang diketahui masyarakat. Begitu juga dengan para wisatawan, hanya fokus pada pendakian. Padahal dengan mengetahui berbagai tradisi di lingkar Rinjani bisa menjadi pelajaran bagi anak cucu ke depan.

“Beberapa hari lalu ada ritual Asuh Gunung di masyarakat Sajang Sembalun. Tradisi seperti ini perlu dilestarikan. Tradisi ini merupakan bentuk kepedulian masyarakat adat terhadap Rinjani,” katanya.

Dengan mengenalkan berbagai tradisi di lingkar Rinjani ini, Dedy berharap publik tahu tentang berbagai kekayaan di Rinjani. Begitu juga dengan potensi ekonomi. Kopi Arabica Sembalun sudah memiliki nama. Asitaba merupakan tanaman dan kini dikemas jadi oleh-oleh khas Sembalun.

“Mari kita kenalkan potensi-potensi yang ada di lingkar Rinjani ini,” kata Dedy .

Hingga saat ini sudah ratusan karya yang masuk ke panitia. Foto dan video yang masuk nantinya akan dipakai juga untuk edukasi tentang Rinjani. Dedy mengapresiasi karya-karya yang masuk. Saat ini memang masih didominasi foto dan video tentang pariwisata, khususnya pendakian. Beberapa karya juga sudah mengangkat tema potensi ekonomi.

“Ini juga kesempatan bagi teman teman untuk mengeksplorasi lingkar Rinjani,” katanya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here