Sumber foto : mmc.kalteng.go.id

Kalimantan Tengah – Halo Sobat Genpi kita ketemu lagi nih kali ini kita akan bahas salah satu Festival Kematian ? waduh kok kematian ya serem banget, Festival Kematian ini merupakan ritual adat mau tau banyak gak sobat Genpi tentang ritual adat kematian ini. Yuk kita mengunjungi Kalimantan Tengah, bicara tentang Kalimantan Tengah memang daerah ini kaya dengan Budaya & Adat Istiadat suku Dayak. Untuk lebih lanjut mengetahui Ritual Adat ini, adat ini disebut Festibal Babukung.

Apa Itu Festival Babukung ?

Festival ini berawal dari Babukung merupakan sejenis tarian ritual adat kematian Suku Dayak Tomun di Lamandau. Tarian ini menggunakan topeng dengan karakter hewan tertentu yang disebut Luha, sedangkan para penari disebut Bukung. Bukung-bukung ini datang dari desa tetangga atau kelompok masyarakat dengan tujuan menghibur keluarga duka sembari menyerahkan bantuan.

Pada hari ketujuh kematian seorang anak, datanglah dua puluhan makhluk menyerupai hanoman lengkap dengan bulu lebat di sekujur tubuh. Melenggak-lenggok laksana penari, para hanoman seakan senang sang anak mati. Bukan tanpa undangan, kedatangan para makhluk menyerupai hanoman sudah diketahui dan disetujui oleh sanak famili keluarga yang ditinggalkan tersebut.

Masyarakat Dayak Tomun di Kabupaten Lamandau, Kalimantan Tengah memiliki ritual khas dalam merayakan kematian. Apabila ada kerabat pemeluk kepercayaan Kahiringan meninggal, maka akan dilangsungkan tari Babukung, menari menggunakan luha, topeng menyerupai karakter hewan maupun makhluk mitologi. Para makhluk menyerupai hanoman itu adalah kerabat yang menggunakan topeng dan kostum, serta menari guna menghibur keluarga yang bersedih. Keputusan kapan dilaksanakan ritual tari Babukung tergantung pada pihak keluarga yang ditinggalkan, namun hitungannya selalu ganjil, tiga hari, tujuh hari, dan seterusnya. Sejatinya ada dua ritual dalam acara kematian suku Dayak Tomun, yaitu ritual Tiwah, dilakukan setelah jenazah dikubur, dan tari Babukung, dilakukan ketika mayit dikubur atau sebelumnya.


Tarian Bukung sebenarnya adalah tarian yang ditampilkan saat ada orang yang meninggal, dan bertujuan untuk menghibur keluarga duka. Namun Pemerintah Daerah Lamandau mengangkat tradisi ini menjadi festival rutin yang diselenggarakan tiap tahunnya. Festival Babukung masuk di 100 event di Indonesia (CoE) loh Sobat Genp

Masyarakat lokal sekitar juga berharap Festival ini bisa terus eksis dikalangan wisatawan mancanegara maupun wisatawan lokal, festival ini juga membantu perekonomian masyarakat sekitar.

Tujuan Festival Babukung mempunyai tujuan menyampaikankarya seni dengan pesan moral tinggi nenek moyang bangsa Indonesia. Meliputi seni tari, seni musik, seni ukir topeng, tata busana, serta semangat gotong royong meringankan beban kerabat yang sedang berduka. Festival Babukung dituntut mampu diolah dalam bentuk ekspresi yang beragam, kekinian dan menarik, agar generasi mileneal atau zaman now mengenal jejak warisan budaya. Untuk itu dalam penyelenggaraan tahun ini digelar Pentas Musik Etnik, Pagelaran Tari Kreasi Topeng Lomba Foto dan Video, Workshop Tari dan Ukir Topeng, Lomba Menggambar dan Mewarnai Topeng, sertaTalkshow Pariwisata Budaya, dan juga akan dilaksanakan beberapa ritual adat khas Dayak Tomun yang perlu dilestarikan dan diangkat secara kontinyu sebagai atraksi wisata yaitu ritual adat penyambutan tamu, ritual adat pembuka dan penutup acara Babukung, serta ritual adat pemberian gelar kehormatan bagi tokoh daerah.

Nah yuk Sobat Genpi kita Ramaikan Festival Budaya & Adat Babukung 2020 di Nanga Bulik,Kalimantan Tengah pada tanggal 11-13 Oktober 2020 dimulai pada jam 09.00- 17.00.

Sumber : https://spektakel.id/direktori/2020/festival-babukung
https://kumparan.com/infopbun/festival-babukung-2019-bersama-menjaga-warisan-budaya-1rqI4WqlcXK/full

Ditulis oleh Venia Azzalia, ilmu komunikasi, Universitas Prof.Dr.Moestopo (beragama), Program Internship Genpinas Tahun 2020.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here