EcoRanger Talkshow Series - Greeneration Foundation - Danau Toba
EcoRanger Talkshow Series 3.0 (ETS 3.0). mengangkat tema “Menilik Pengelolaan Sampah Desa Wisata di Kawasan Strategis Pariwisata Nasional Danau Toba, Sumatera Utara”. (Foto: ist)

Ecoranger – Danau Toba di Provinsi Sumatera Utara masuk sebagai salah satu dari lima Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Super Prioritas.

Sebagai salah satu kawasan KSPN super prioritas, tentunya pemerintah merencanakan pembangunan sektor pariwisata yang masif di Danau Toba.

Namun sayangnya, perkembangan sektor pariwisata pasti sejalan dengan peningkatan kerusakan lingkungan yang diakibatkan sampah aktivitas pariwisata.

Baca juga:
* Menparekraf Sandiaga Canangkan ‘Work From Danau Toba’ untuk Pulihkan Pariwisata

Masyarakat tentunya sudah berupaya untuk mencegah kerusakan lingkungan akibat aktivitas pariwisata. Namun, masih dibutuhkan lebih banyak aksi yang berkelanjutan dalam menjaga kelestarian lingkungan Danau Toba dari aktivitas pariwisata.

Tak hanya masyarakat, pemerintah, komunitas lingkungan, dan wisatawan juga harus terlibat untuk mendukung masyarakat membangun pariwisata berkelanjutan di Danau Toba.

Melihat keresahan tersebut, Program EcoRanger dari Greeneration Foundation tergugah untuk mengenal lebih dekat permasalahan pengelolaan sampah di Danau Toba.

Sebagai langkah awal, EcoRanger membuka sarana diskusi untuk mengupas pengelolaan sampah di Desa Wisata Danau Toba. Yaitu melalui EcoRanger Talkshow Series 3.0 (ETS 3.0) pada Kamis, (10/06/2021).

ETS 3.0 tersebut mengangkat tema “Menilik Pengelolaan Sampah Desa Wisata di Kawasan Strategis Pariwisata Nasional Danau Toba, Sumatera Utara”.

Mengundang berbagai aktor lokal dalam bidang pariwisata dan pengelolaan sampah. Antara lain; tokoh penggerak bank sampah asal Medan, Armawati Chaniago; Founder sekaligus Direktur Rumah Karya Indonesia, Ojax Manalu;

Serta diikuti oleh Koordinator Fasilitas Pelaksanaan Pemanfaatan Dana Desa, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, Irwansyah Putra; dan Koordinator Peningkatan Kompetensi SDM Pariwisata, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Surana, MBA.

Kegiatan diskusi tersebut turut didukung oleh CAVENTER dan Pesonadesa.id. Demikian dijelaskan dalam rilis yang genpi.id terima, Jumat (11/06/2021).

Baca juga:
* Aplikasi Kepul, Layanan Jual Sampah Daur Ulang di Kota Medan

Masing-masing pembicara membuka fakta dengan menyampaikan gagasannya terkait permasalahan yang terjadi.

Armawati Chaniago menyatakan bahwa, KSPN Danau Toba harus segera memiliki strategi untuk mengatasi sampah di desa wisata Danau Toba.

“Masalah ini tidak bisa ditunda untuk diselesaikan karena volume sampah lebih besar daripada kontainer sampah.” Ujar Armawati.

Ojax Manalu mengungkapkan, membangun pariwisata yang berkelanjutan itu tidak melulu hanya membicarakan strategi.

Ada aspek yang tak kalah penting dan tidak boleh terlewatkan. Yaitu membangun budaya di masyarakat untuk bergerak bersama mengembangkan pariwisata berkelanjutan.

“Tak hanya aktor lokal penggerak pariwisata dan pengelolaan sampah, dari pihak pemerintah pun turut menyampaikan gagasannya.” Imbau Ojax.

Dalam membangun desa wisata, menurut Irwansyah Putra, harus didukung aparatur desa. Semua orang di desa memiliki keterbatasan, di situ pegiat lingkungan bisa membantu memberdayakan mereka.

“Supaya kita bisa membawa perubahan agar desa lestari dan dan dapat menunjang perekonomian masyarakat Indonesia”. Imbuh Irwansyah Putra.

Surana mengingatkan, saat ini muncul tren baru dalam dunia pariwisata paska pandemi. Di mana kompetensi CHSE menjadi aspek yang sangat penting untuk dimiliki destinasi wisata, termasuk desa wisata.

Dalam pengembangan pariwisata, menurut Suarana, butuh keterlibatan masyarakat, komunitas, dan pemerintah.

“Poin penting yang harus kita pegang dalam mengembangkan pariwisata adalah kita harus mengembalikan lingkungan dan alam karena kita hanya meminjam dari anak cucu kita dan harus mengembalikan seperti sedia kala.” Tegas Surana.

Gagasan yang muncul dalam forum diskusi ini alangkah baiknya memicu berbagai pihak untuk melakukan langkah perubahan. Demi terwujudnya pariwisata berkelanjutan.

Tentu setidaknya masyarakat lokal, pemerintah daerah, wisatawan dan komunitas lokal bisa memulai langkah ini segera. Karena mereka lah yang memahami dan menyaksikan langsung permasalahan yang terjadi.

Baca juga:
* Bukit Tarabunga Balige, Spot Foto Eksotis di Tobasa

Langkah awal ini yang nantinya akan membuka kesempatan kolaborasi secara nasional maupun internasional. Untuk keberlanjutan desa wisata Danau Toba.

Bagaimana menurutmu EcoRanger, pogram pengelolaan sampah Greeneration Foundation, di Danau Toba ini? Tertarik untuk bepartisipasi? Kalau ada EcoRanger Talkshow Series berikutnya, mau ikutan?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here