Jika kamu sedang berada di Pacitan, tentu kamu tidak akan kehabisan akal untuk mencari tempat wisata alam yang menarik sekaligus unik untuk dikunjungi. Kota yang dikenal sebagai kota 1001 Gua ini, menyimpan daya tarik tersendiri di setiap destinasi wisata nya. Gua Gong, salah satunya. Gua yang memiliki stalaktit serta stalagmit unik ini, digadang-gadang menjadi yang terindah di Asia Tenggara loh.

Gua yang berlokasi di Desa Bomo, Kecamatan Punung, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur ini, berjarak kurang lebih 37 km arah barat dari pusat kota Pacitan. Untuk sampai ke bibir Gua, pengunjung perlu menyebrangi jembatan panjang yang dihiasi hamparan ladang di bawahnya hingga tersambung dengan sejumlah anak tangga sebagai tanda pintu Gua telah dekat.

Setelah memasuki bibir Gua, pengunjung langsung disuguhkan pemandangan ornamen-ornamen bebatuan yang mempesona. Juntaian stalaktit dan jejeran stalagmit menjadi daya tarik Gua Gong tersendiri sebagai geowisata. Tetesan air yang menetes dari batu gantung (stalaktit), menandakan batu tersebut masih hidup dan akan terus tumbuh. Konon, batu-batu tersebut membutuhkan waktu sekitar 10 tahun lamanya untuk 1 cm nya saja. Wah, menakjubkan bukan? Eits, tetapi tetap saja ada hal yang wajib diperhatikan ketikan berkunjung ya kawan. Salah satunya larangan untuk menyentuh bebatuan dalam Goa. Karena hal tersebut dapat menghambat pertumbuhan batu-batu yang ada. Selain stalaktit dan stalagmit, terdapat pula batu marmer dan batu kristal yang berkilau di dinding-dinding Gua. Uniknya, batu marmer tersebut dapat menembus cahaya loh.

Gua Gong memiliki 4 telaga dan 7 ruangan. Setiap ruangan memiliki formasi bebatuan yang berbeda serta makna tersendiri. Gua ini juga memiliki penyangga yang dapat ditemui di beberapa ruang. Seperti yang ada pada ruangan ke tiga. Tampak stalaktit besar yang menjuntai hingga ke dasar Gua dengan sebutan Selo Dudur Langit sebagai penyangga pertama, yang artinya batu penyangga langit-langit Gua. Penyangga kedua disebut sebagai Selo Citro Cipto Agung, artinya batu yang melambangkan kebesaran Tuhan Yang Maha Agung.
Gua yang ditemukan pada tahun 1924 ini terdapat di dalam perut bumi gunung yang bernama gunung Gong-gongan. Selain itu, seperti namanya, pengunjung juga dapat menangkap gema suara seperti alat musik tradisional Gong, di momen-moment tertentu. Bunyi tersebut berasal dari bebatuan yang ada, namun tidak semua bebatuan yang ada bisa berbunyi ya kawan.

Gua yang memiliki kedalaman sekitar 300 meter ini, mengalami perbaikan fasilitas yang selesai pada bulan Januari, 2016 lalu. Kini, pengunjung dapat menyusuri Gua dengan nyaman karena di sepanjang jalan setapak, sudah terpasang lintasan pengaman, juga penerangan sebagai pelengkap keindahan Gua bak negeri dongeng. Tetapi tidak ada salahnya jika kamu membawa alat penerangan sendiri untuk mempermudah perjalanan kamu mengitari ruang Gua yang dapat memakan waktu sekitar 2 jam lamanya untuk sampai di pintu keluar Gua. Kamu juga bisa menyewa pemandu untuk membantumu lebih mengenal dengan Gua.

Bagaimana, tertarik bukan? Nah! untuk kamu yang ingin berkunjung, tidak perlu khawatir untuk menentukan hari ya, karena Gua Gong dibuka setiap hari, pada pukul 07.00-16.00 WIB. Namun perhatikan cuaca yang ada ketika hendak berkunjung ya. Pastikan untuk membawa jas hujan, saat musim penghujan tiba.

Untuk harga tiketnya, kamu cukup merogoh saku sebesar Rp 5.000 – Rp 15.000. Wah dengan harga seramah itu, kamu bisa dimanjakan dengan pemandangan ornamen megah yang jarang ditemui loh.

So, jangan lewatkan Gua Gong ini saat kamu berkunjung ke Pacitan ya kawan!

Sumber: https://m.mediaindonesia.com/read/detail/291811-gua-gong-nan-eksotis
https://travel.tempo.co/read/798856/pesona-kilau-batu-di-gua-gong-pacitan

(Kontributor Najmah Oktama Wulandari, Sastra Indonesia, Universitas Negeri Jakarta, Program Internship Genpinas 2020

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here