Destinasi Kampung Wisata Ceria dibangun di atas impian warganya untuk menjadikan Madiun sebagai Kota yang ramah dengan wisatawan. Terpilih menjadi nominator Destinasi Baru Terpopuler dalam ajang Anugerah Pesona Indonesia 2020 membuktikan bahwa destinasi wisata yang berada di Desa Pule, Kec. Sawahan, Kab. Madiun, Jawa Timur layak dijadikan pilihan destinasi liburan Sobat GenPI. Desa Pule menyatakan kesiapannya menjadi pintu gerbang Jawa Timur sisi barat, dengan harapan wisatawan yang mendarat di Bandar Udara Yogyakarta menuju Destinasi Wisata Bromo dan Banyuwangi akan singgah di Desa Pule.

Dibulan Oktober Desa Pule menggelar hajatan tradisi bersih desa lohh SobGen, penasaran gak nih sama tradisi asli Madiun ini, sayangnya tahun ini pagelaran ini ditutup untuk umum. Namun Sobat GenPI tetap bisa menyaksikan secara virtual di instagram live Kampung Wisata Ceria (instagram.com/kampungceriapule.id) tanggal 11 Oktober 2020, mulai dari 10.00 – 16.00 WIB. Supaya nanti nontonnya gak bingung, yuk kita simak dulu rangkaian tradisi acara adat di Desa Pule.

Tiga hari sebelum puncak hajatan warga di Desa Pule akan mengawalinya dengan prosesi gugur gunung; dalam prosesi ini warga Desa Pule akan kerja bakti secara masal, membersihkan setiap sudut desa. Setelah itu, akan dilanjutkan dengan ritual pager sumber; yaitu prosesi pengambilan air dari sumber mata air yang berada di 4 penjuru mata angin Desa Pule dan air tersebut akan dibawa menuju Punden Desa, ritual ini dilaksanakan dengan berjalan kaki lohh SobGen. Jegeggg!

Tim prosesi pager sumber terdiri dari Pesilat, Penari Tayub, Kepala Desa, Sesepuh Desa, dan kelompok musik tradisi (Gamelan). Masing-masing tim akan berjalan menuju arah timur, selatan, barat, dan utara Desa Pule. Lalu akan dimulai dengan pertunjukan jurus-jurus silat; prosesi ini bertujuan untuk tolak bala dan dilanjut dengan doa. Kemudian, gamelan akan dimainkan untuk mengiringi penari tayub; lalu air akan dimasukan ke dalam kendi dan diarak menuju Punden Desa. Ada yang unik dalam prosesi pager sumber ini, air akan dibawa menggunakan kendi; di mana kendi merupakan ikon Desa Pule.

Dua hari sebelum pagelaran berlangsung, akan dilanjutkan dengan prosesi pager bumi; untuk mensterilkan lokasi Punden yang akan dijadikan tempat hajatan dan setiap titik yang menjadi akses keluar masuk Desa Pule akan dijaga. Malam harinya akan dimulai prosesi tradisi keplok; yang merupakan sumbangsih warga secara swadaya untuk hajatan bersih desa. Di sini warga menyisihkan sebagian rezekinya untuk pagelaran ini; dari warga, oleh warga, dan untuk warga.

Kemudian, satu hari menuju acara puncak akan diadakan doa bersama; yang disebut umbul donga. Uniknya prosesi ini dilaksanakan di masing-masing wilayah rukun tetangga, biasanya tempat yang dipilih adalah rumah dari orang yang paling tua di wilayah itu. Dan seluruh warga akan menyiapkan konsumsi untuk dibawa ke acara hajatan tradisi bersih desa. Sobat GenPI penasaran kann ? Sama! Kalau pandemi berakhir, visit yuk ke Desa Pule supaya bisa merasakan atmosfer dari tradisi ini.

Hari H; hari hajatan. Penasaran ? Penasaran ?
Sebelum hajatan dimulai seluruh warga, seniman, Kepala Desa dan sesepuh desa akan masuk ke area Punden dengan melaksanakan protokol kesehatan; menggunakan masker dan face shield.

Setelah itu, konsumsi yang dibawa oleh warga dalam encek panjang ilang akan diambil separuhnya oleh petugas dan akan dibungkus daun jati, lalu dimasukan ke dalam besek; akan disajikan untuk sesepuh Desa. Kemudian warga akan memilih tempat duduknya sendiri, eits Sobat GenPI gak perlu khawatir seluruh warga yang hadir membawa tikarnya dan alat makan masing-masing kok dan area duduk antar tikar akan diatur jaraknya sesuai protokol kesehatan.

Pertunjukan pencak seni akan mengawali rangkaian acara hajatan ini; yang merupakan prosesi tolak bala dan akan dilanjut dengan doa bersama. Kabupaten Madiun dikenal sebagai Kampung Pesilat; Sebanyak 14 perguruan pencak silat hadir untuk memeriahkan pagelaran tradisi bersih desa di Desa Pule. Pertunjukan pencak silat ini dibina oleh Kapolres Madiun. Kemudian akan diisi oleh penampilan seni tari dari anak-anak Paud dan Taman Kanak-kanak Desa Pule berkolaborasi dengan seniman mancanegara yang berasal dari Prancis dan Rusia; seniman mancanegara ini merupakan pelajar yang menempuh pendidikan di Yogyakarta.

Pertunjukan seni utama dalam hajatan tradisi bersih desa di Desa Pule merupakan pertunjukan Wayang Awan; pertunjukan wayang yang biasanya dilaksanakan pada malam hari, Sobat GenPI akan menyaksikannya pada siang hari – tentu disaksikan secara virtual ya SobGen. Seluruh seniman yang berasal dari luar Desa Pule akan diminta hadir di Desa Pule 14 hari sebelum pagelaran, hal ini bertujuan untuk dilaksanakannya karantina diri dan mereka akan tinggal di home stay yang telah disiapkan warga.

Hajatan tradisi bersih desa di Desa Pule ini merupakan persembahan dari warga Desa Pule bagi Kabupaten Madiun, di bawah binaan dari Kepala Desa Anton Setyoko. Didukung oleh Rianto Purnomo selaku sutradara yang merancang rangkaian hajatan tradisi bersih desa. Poin utama dari tradisi ini adalah melestarikan budaya dan alam, serta menguatkan unsur pendidikan di Desa Pule bagi anak-anak sebagai generasi muda.

Kontributor Penulis Daerah : Helen Manik, Ilmu Komunikasi Universitas Lampung, dalam Program Magang Generasi Pesona Indonesia 2020.

Sumber :
Wawancara tidak langsung dengan Bapak Rianto Purnomo, Leader Destinasi Digital Pasar GenPI Indonesia.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here