Sumber Foto: suryayogya.com

Pohon seribu guna selain pohon kelapa ada juga pohon pisang. Dari akar, pelepah, daun, buah, dan jantung pisang bisa dimanfaatkan. Bisa dijadikan makanan, kerajinan, bahkan obat. Seperti masyarakat NTT yang menggunakan daun lontar yang tumbuh disekitar rumah sebagai kerajinan, pelepah pisang juga bisa dibuat kerajinan yang beraneka raga. Mungkin biasanya kerajinan pelepah pisang yang sering ditemui adalah bungkus kado, bingkai foto, kotak tisu, ataupun tas. Di daerah Jogja, pelepah pisang ini dimanfaatkan salah satu seniman untuk dijadikan lukisan. Teknik yang digunakan pun menggunakan teknik tempel seperti montase, mozaik, atau kolase.

Tepatnya di Mulyodadi, Bambanglipuro, Kabupaten Bantul berdiri sanggar seni D’Bog Creation. Paliyadi, selaku pendiri sudah memulai usahanya sejak 2016 namun baru dipasarkan tahun 2019 untuk mengecek keawetan lukisannya. Keterampilan seni lukis tempel yang ditekuninya sampai sekarang ini, ia pelajari secara otodidak lewat Youtube. Sedangkan melukis sudah menjadi hobinya sejak kecil.

Media yang digunakan untuk membuat lukisan adalah triplek. Sebelumnya akan dicari terlebih dahulu bahan utama yaitu pelepah pisang kering. Pelepah kering yang digunakan bukan pelepah yang sengaja dikeringkan di bawah sinar matahari, tetapi pelepah kering alami yang langsung diambil dari pohon pisang. Menurut Paliyadi, pelepah kering alami tekstur pelepahnya tidak hilang dan terdapat banyak gradasi warna. Bahan baku ini mudah didapatkan di lingkungan sekitarnya.

Serat pada pelepah pisang akan dihaluskan terlebih dahulu setelah dipotong sesuai ukuran yang diinginkan. Sketsa kemudian dibuat di atas triplek. Biasanya yang dibuat adalah sebuah pemandangan, hewan, maupun manusia (biasanya tokoh). Setelah sketsa jadi, mulailah teknik menempel menggunakan lem. Dalam menempel ini harus diperhatikan penempatan serat berdasarkan gradasi warna agar lukisan yang dihasilkan bisa 3D. Membuat lukisan ini cukup memakan waktu tergantung tingkat kerumitan lukisan (antara 4 hari sampai 2 minggu). Dengan tingkat kerumitan yang bervariasi, lukisan ini dijual antara Rp 400 ribu sampai Rp 1,5 juta.

Menggunakan bahan baku yang mudah didapatkan di lingkungan tempat tinggal, menjadi salah satu ladang bisnis yang cukup menggiurkan. Apalagi jika bahan tersebut cuma-cuma karena bahannya yang banyak dan ada dimana-mana. Seperti warga NTT yang memanfaatkan daun kelor (makanan, minuman, dan obat) dan lontar (anyaman), seniman asal Jogja ini memanfaatkan pelepah pisang sebagai bahan baku lukisan. Jika disekitar lingkungan Sobat Genpi ada kemungkinan bahan yang bisa dimanfaatkan untuk kerajinan atau kreasi makanan, mengapa tidak untuk mencoba memulai usaha?

(Sumber Artikel: jogja.tribunnews.com; gatra.com; bantul.sorot.co; dlh.bantulkab.go.id)

Oleh Diah Ramadhanti Safitri, Prodi Administrasi Bisnis, Universitas Diponegoro pada Program Internship Genpinas 2020.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here