Daftar Isi
Kabupaten Bandung Barat lokasinya begitu strategis, mengitari Kota Bandung di arah Barat dan Utara. Juga memiliki berbagai potensi wisata alam yang indah. Salah satunya adalah curug atau air terjun.
Curug Cimahi adalah air terjun yang airnya berasal dari Sungai Cimahi. Hulunya di Situ (danau) Lembang, airnya mengalir sampai ke Kota Cimahi. Tingginya mencapai sekitar 87 meter. Menjadikannya sebagai salah satu air terjun tertinggi di Bandung Barat.
Baca juga:
* Sanghyang Kenit Spot Foto Keren di Kabupaten Bandung Barat
Lokasi
Air terjun ini berjarak sekitar 11 kilometer dari Kota Cimahi. Bisa ditempuh dalam waktu sekitar 30 menit berkendara.
Sedangkan dari Kota Bandung berjarak sekitar 20an kilometer. Waktu tempuhnya sekitar 1 jam.
Jika kamu dari arah Lembang, akan lebih mudah dan cepat menuju air terjun ini. Jarak rute ini sekitar 8 kilometer dengan waktu tempuh 30an menit.
Air terjun berada tidak jauh dari Dusun Bambu. Lokasinya sekitar 1,3 kilometer dari Dusun Bambu. Berjarak yang sama dengan Universitas Advent Indonesia (UNAI).
Pintu masuk curug berada persis di pinggir jalan. Setelah membayar tiket masuk, kamu bsia menuruni lembah melalui anak tangga yang selalu terjaga dan terawat.
Alamat:
Kertawangi, Kecamatan Cisarua,
Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat
Harga Tiket Masuk
Untuk masuk ke air terjun, kamu akan dikenai tiket masuk yang harganya masih terjangkau.
Tiket masuk: Rp. 12.000 per orang.
Tiket masuk malam: Rp. 15.000 (mulai pukul 17:00 wib).
Parkir motor: Rp. 2.000
Untuk parkir mobil, kamu bisa mencari lahan parkir di terminal kecil di dekat gerbang masuk.
Jam Buka
Wana Wisata Curug Cimahi ini dikelola oleh Perum Perhutani. Buka dari pagi hingga malam hari.
Pukul: 07:30 – 21:00 WIB.
Daya Tarik
Mungkin kamu bingungnya mengapa dinamakan Cimahi, padahal berada di luar wilayah administratif Kota Cimahi.
Seperti sudah disebutkan di awal, nama air terjun ini diambil dari nama sungai yang mengalir di atasnya. Yakni, Sungai Cimahi yang mengalir dari Situ Lembang yang mengalir sampai Kota Cimahi.
Lokasinya berada di ketinggian 1.050 mdpl. Sehingga kamu akan merasakan udara sejuk di sini. Kalau diukur, sekitar 18-22 derajat celcius.
Untuk menambah daya tariknya di waktu malam, Perhutani menambahkan sentuhan artistik. Yaitu lampu sorot berwarna yang dipasang di belakang air terjun. Ada warna hijau, merah, ungu, kuning, oranye, dan lainnya.
Perhutani pun memberikan julukan baru untuk curug ini, yaitu Air Terjun Pelangi.
Tak sedikit wisatawan yang berkunjung malam hari untuk berfoto dengan latar belakang Air Terjun Pelangi. Karena ada warna-warni yang dihadirkannya.
Secara umum kondisi objek wisata ini cukup terawat dan bersih. Kondisi airnya pun juga bersih.
Hal ini ditandai dengan banyaknya capung jarum dan kupu-kupu. Kedua hewan tersebut biasanya menjadi parameter tingkat kesehatan air di satu tempat.
Jika turun sampai ke dasar lembah, kamu akan melihat betapa tingginya curug ini. Suasananya pun terasa benar-benar asri. Walaupun di sekitarnya sudah banyak rumah penduduk.
Namun dari ceruk atau lembah ini sampai ke bawah, ke Kota Cimahi, masih banyak pepohonan rindang. Di antaranya pun ada banyak curug yang bisa kamu kunjungi.
Di dekat jatuhan air Curug Cimahi ini ada kolam yang terbentuk alami. Airnya terasa sejuk dan segar.
Namun pengunjung tidak disarankan untuk mandi-mandi. Karena kedalamannya ada yang mencapai 2 meter.
Di bagian bawah, di dasar lembah, tersedia beberapa fasilitas. Antara lain warung, mushalla, kamar kecil, dan tempat istirahat yang cukup.
Kamu bisa duduk-duduk santai di shelter di atas di dekat gerbang. Atau dududk-duduk santai di picnic site di bawah.
Semuanya memiliki keindahan dari sudutnya masing-masing.
Recommended
Dengan berbagai daya tariknya tersebut, wajar saja kalau curug ini sering dikunjungi wisatawan. Baik lokal maupun dari berbagai daerah sekitar.
Ketinggian, keindahan, udara sejuk dan segar, menjadi suguhan yang jarang kamu nikmati di kota besar.
Baca juga:
* Jendela Alam, Tempat Wisata Edukasi Anak di Lembang
Ayo berkunjung ke Curug Cimahi, Air Terjun Pelangi, di Cisarua, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat.
(Penulis: Lydia Aprilyanti, Universitas Komputer Indonesia, Program Magang Genpinas)
