Daftar Isi

Selayang Pandang
Sudah bukan rahasia lagi, bahwa Indonesia memiliki banyak sekali pakaian adat yang memiliki keunikan dan maknanya masing-masing. Pakaian-pakaian adat tersebut biasanya menggambarkan kebudayaan dari daerah mereka masing-masing dengan maknanya yang unik juga. Salah satu pakaian tersebut adalah Pepadun, pakaian tradisional wanita asal Lampung.
Lampung memang merupakan salah satu daerah Indonesia yang terkenal akan keberagamannya. Hal ini disebabkan dikarenakan memang sejak awal, masyarakat lokal Lampung kebanyakan berasal dari suku pendatang atau luar daerah. Hal ini menyebabkan munculnya keragaman corak kebudayaan yang ada di Lampung, baik berupa tarian, makanan, hingga pakaian adat.
Baca juga:
* Pesta Sekura di Lampung Barat, Tradisi Kuno yang Lestari
Asal Usul
Pepadun merupakan salah satu pakaian adat perempuan Lampung, yang memiliki makna yang tinggi. Pepadun sebenarnya merupakan pasangan dari baju Saibatin yang dipakai oleh laki-laki, dan biasanya memang dipakai berpasang-pasangan. Salah satu ciri umum khas pakaian adat perempuan lampung adalah adanya kalung ber-layer lebih dari satu dengan hiasan kepala.
Pepadun sendiri diambil dari nama salah satu suku yang mendominasi di daerah Lampung. Suku Pepadun sendiri merupakan suku yang paling banyak menempati kawasan dataran atas. Pengambilan nama Pepadun sendiri untuk menghormati suku besar yang telah menempati Lampung.
Dikarenakan diambil dari nama suku yang menempati wilayah atas, Pepadun juga memiliki corak yang menggambarkan masyarakat di wilayah dataran atas. Corak yang dimiliki Pepadun memiliki bentuk yang unik dan memiliki warna yang mempesona juga. Simbol kayu yang dimiliki Pepadun mirip dengan Saibatin, namun memiliki berbagai perbedaan di aspek lainnya.
Bentuk dan Maknanya

Secara garis besar, Pepadun memiliki bentuk pakaian yang menutupi seluruh anggota tubuhnya, yang menggambarkan kehormatan dan kesopanan yang dijunjung tinggi di Lampung. Pakaian Pepadun juga dilengkapi dengan mahkota emas dengan 9 lekukan, yang beratnya bisa mencapai empat kilogram. Adapun 9 lekuk menggambarkan sembilan marga yang bersatu menjadi satu kesatuan.
Untuk melengkapi bagian atas tubuh perempuan dalam Pepadun, ada beberapa pilihan yang ditawarkan. Yang paling terkenal adalah Bebe yang adalah hasil rajutan di Pepadun dan membentuk corak bunga lotus. Bunga lotus tersebut secara umum memiliki warna yang sama dengan warna Pepadun.
Pilihan lainnya adalah Selappai, yang tidak menutupi seluruh bagian lengan. Ketika menggunakan Selappai, biasanya perempuan yang memakai Pepadun akan memakai baju tambahan untuk menutupi anggota tubuhnya. Pilihan lainnya adalah Rumbai Ringgitan yang berasal dari Melayu di sisi bawah.
Ada beberapa aksesoris pelengkap lainnya yang dapat digunakan, seperti Tapis Dewa Sano, yang memiliki bahan berbeda dengan kain khas Melayu. Beberapa aksesoris lainnya adalah kalung jukum, kalung panjang, kalung papan jajar, anting, dan lain-lain. Tak lupa di sisi pinggang juga dilengkapi dengan ikat pinggang.
Seluruh kelengkapan dari pakaian Pepadun memiliki makna tersirat yang sangat besar. Bahkan hingga ornamen pelengkap seperti anting menggambarkan doa berlimpah yang sarat akan mukjizat. Perhiasan di tangan menggambarkan bahwa pemakai didoakan bisa dihindari dari perbuatan tidak baik.
Baca juga:
* Kenakan Pakaian Adat Lampung, Ibu-ibu Bhayangkari ini Tampil Memukau
Penutup
Pepadun merupakan salah satu pakaian adat tradisional yang merupakan peninggalan nasional. Di zaman dewasa ini, Pepadun masih digunakan untuk menyelenggarakan pernikahan dan tarian tradisional.
Kita harus bisa turut andil dalam melestarikan pakaian Pepadun dengan mempelajari dan menyebarkan informasi terkait pakaian adat Pepadun ke teman-teman kita.
Penulis: Anggean Reynady, Universitas Brawijaya, Peserta Magang GenPInas 2021