BOGOR – Ada-ada saja ya upaya segelintir orang yang mengunggah video youtube buatan 23 Maret 2013. Seolah memutar balik waktu dengan kejadian 6 tahun silam. Video tersebut nadanya minor, tentang kawin kontrak yang dilakukan oleh segelintir wisatawan Timur Tengah yang datang ke Bogor. Sampai-sampai Bupati Bogor Ade Yasin geleng-geleng kepala.
“Padahal, Pariwisata Bogor sudah banyak berbenah. Terus memperbaiki diri,” kata Bupati Bogor Ade Yasin di Cibinong, Minggu (8/9/2019).
Mengapa video soal kawin kontrak itu diviralkan kembali melalui group-group WhatsApp? Lalu dihubungkan kembali dengan Wisata Halal, yang lebih nyaman disebut Muslim Friendly Tourism itu?
Baca juga:
* Reza dan Afra Gemakan ‘Aceh’ di Grand Final Putra Putri Pariwisata Nusantara 2019
Sepertinya berniat banget, mengait-ngaitkan semua lini dengan label “Halal” atau sekarang lebih dipopulerkan sebagai Muslim Friendly itu. Terakhir, di Danau Toba Sumatera Utara, sebelumnya di Labuan Bajo NTT, Banyuwangi Jatim, Bali, Toraja Sulsel, dengan tone yang mirip.
“Kali ini menimpa kami, Pariwisata di Kabupaten Bogor,” ungkap Bupati Ade Yasin.
Ade Yasin meyakini, masyarakat sekarang semakin cerdas. Makin pintar memilah info mana yang benar dan mana yang hoax.
Indonesia itu menjadi salah satu destinasi favorit bagi wisatawan asal Timur Tengah. Itu karena topografi alam Indonesia yang tidak dimiliki negara asalnya. Namun sayangnya, belakangan ini beredar kembali video lama yang seolah-olah merusak citra pariwisata Indonesia yang dikunjungi wisatawan Timur Tengah. Sekadar info, saat ini jumlah kunjungannya semakin meninggkat ke Tanah Air.
“Video itu betul-betul menjatuhkan citra pariwisata di Kabupaten Bogor. Itu video produksi 2013, padahal pariwisata bogor sudah banyak berbenah,” kata Ade Yasin.
Dia juga menjelaskan, dalam rangka meningkatkan kesalehan sosial dan mengurangi tindakan asusila, Pemerintah Kabupaten Bogor sudah melakukan beberapa langkah untuk menanggulangi perbuatan tidak baik yang melanggar norma dan kaidah kesopanan. Juga yang mengganggu ketertiban umum; seperti pornoaksi, prostitusi, minuman keras, perjudian, penyalahgunaan obat-obatan terlarang dan narkotik.
“Visi pemerintah daerah kabupaten Bogor tahun 2018-2023 adalah terwujudnya Kabupaten Bogor Termaju, Nyaman dan Berkeadaban dan ditopang oleh Pancakarsa yakni Bogor Cerdas, Bogor Sehat, Bogor Maju, Bogor Membangun dan Bogor Berkeadaban,” Ade Yasin menuturkan.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bogor Mulyadi menambahkan, berbenahnya Bogor terlihat nyata dalam Aksi Nongol Babat (Nobat).
Aksi Nongol Babat melakukan operasi prostitusi di 40 Kecamatan se-Kabupaten Bogor. Termasuk di kawasan Puncak, Cisarua, dan operasi penertiban bangunan yang disalahgunakan untuk kegiatan prostitusi.
Misalnya villa, hotel, penginapan, kontrakan, dan tempat-tempat hiburan lainnya, serta penertiban minuman keras dengan jumlah hampir 6.000 botol miras dimusnahkan sesuai dengan Peraturan Daerah (Perda) nomor 4 Tahun 2015 Tentang Ketertiban Umum.
“Pemkab Bogor juga sudah melakukan pembinaan terhadap wanita penjaja seks komersial (PSK) melalui Dinas Sosial dan panti-panti. Sebagai bentuk upaya preventif, setelah libur Hari Raya Idul Fitri Pemkab Bogor menggelar operasi yustisi di tempat kost, rumah sewa, hingga terminal,” Mulyadi mnerangkan.
Untuk menyelesaikan masalah hal ikhwal warga negara asing yang berada di Indonesia menjadi kewenangan pemerintah pusat sesuai dengan Undang Undang Nomor 6 Tahun 2011 Tentang Keimigrasian.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat wisatawan mancanegara (wisman) asal Timur Tengah yang berkunjung ke Indonesia melonjak pesat. Pada Juni 2019, kunjungan wisman dari Timur Tengah sebesar 36,5 ribu, meningkat 529 persen atau lima kali lipat dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang hanya sebesar 5,8 ribu. Karena promosi pariwisata dari berbagai event, termasu ATM Dubai setiap tahun rajin digelar Kemenpar RI.
Pertumbuhan terbesar terdapat di wisman yang berasal dari Saudi Arabia, yaitu naik 1.002,55 persen dari 2,4 ribu menjadi 26,4 ribu kunjungan. Pertumbuhan terbesar selanjutnya terjadi pada wisman yang berasal dari Uni Emirat Arab dan Kuwait. Wisman yang berasal dari Uni Emirat Arab naik 315,96% dari 200 kunjungan menjadi 800 kunjungan, sedangkan yang berasal dari Kuwait naik 536,45 persen dari 100 kunjungan menjadi 700 kunjungan.
Seirama dengan Mulyadi, Ketua DPW ASITA DKI Jakarta Hasiyana menambahkan, tekait Wisman Timur Tengah, ia menjelaskan bahwa wisman Timur Tengah yang mencari keinginan untuk kawin kontrak, rata-rata illegal, tidak melalui Asosiasi atau agen resmi.
“Saya menggarap pasar Saudi. Perusahaan saya dan beberapa temen lainnya tidak pernah menjual paket wisata include kawin kontrak, kami tidak pernah mau melayani kalaupun ada yang minta. Law Enforcement harus jalan,” kata Hasiyana, mengkonfirmasi operasi-operasi yang sudah dilakukan Pemkab Bogor.
Ketua ASITA Jawa Barat Budijanto Ardiansyah pernah mendapatkan pengalaman unik juga. Ada wisatawan asal Timteng yang bertanya-tanya tentang kawin kontrak. Namun pihaknya menjelaskan dengan santun dan tegas, bahwa itu tidak ada, tidak boleh dan pihaknya tidak menjual paket itu.
“Biro Perjalanan Wisata kita konsisten, menolak, kalau pun ada yang coba-coba,” kata dia.
Baca juga:
* Foto-foto Clarita Mawarni Salem, Si Cantik Putri Pariwisata Indonesia 2019
Ketua Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Kabupaten Cianjur juga menambahkan, pihaknya saat ini sedang menerima banyak wisatawan dari Timur Tengah dibeberapa bulan kebelakang. Mereka datang bersama keluarga dengan pengeluaran (spending) yang sangat besar.
Alhamdulillah kita DPC HPI Cianjur sendiri dalam dua bulan ke belakang telah menghandle 25 grup bus dari Arab Saudi dan Bahrain. Wisatawan dari Timteng kebanyakan mereka datang bersama keluarganya, dan selama ini dikenal dengan big spender,” ujarnya.(*)